71
uji hipotesis dan analisis data hasil belajar aspek afektif dan psikomotorik. Uraian selengkapnya sebagai berikut:
3.7.1 Deskripsi Data
Peneliti melaksanakan penelitian eksperimen untuk menguji efektivitas model pembelajaran pair check terhadap peningkatan hasil belajar materi rumus
dan fungsi pada excel. Data dalam penelitian ini berupa nilai hasil belajar siswa materi rumus dan fungsi pada excel. Peneliti mendeskripsikan data hasil penelitian
berdasarkan nilai tes siswa yang diperoleh dari tes awal pretest dan tes akhir posttest.
Deskripsi data penelitian ini berisi gambaran umum penyebaran data hasil penelitian yang diperoleh sehingga data dapat dengan mudah dipahami. Deskripsi
data dalam penelitian ini yaitu data hasil belajar materi rumus dan fungsi pada excel
berupa penghitungan rata-rata mean, median, standar deviasi, varian, rentang, nilai terendah, dan nilai tertinggi. Deskripsi data mengenai variabel-
variabel ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran hasil belajar materi rumus dan fungsi.
3.7.2 Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis dilakukan untuk mengetahui analisis data hasil penelitian terhadap pengujian hipotesis. Uji prasyarat analisis yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu uji normalitas data, dan uji homogenitas data. Pada analisis hasil penelitian menggunakan data nilai pretest dan posttest dari
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji prasyarat analisis dilakukan
72
untuk mengungkapkan data sebenarnya mengenai aspek kognitif. Uraian selengkapnya sebagai berikut:
3.7.2.1 Uji Normalitas
Sebelum melakuan uji hipotesis, pengujian normalitas data variabel hasil belajar harus dilakukan terlebih dahulu. Uji normalitas dilakukan untuk
mengetahui apakah populasi data hasil penelitian berdistribusi normal atau tidak Priyatno, 2010: 71. Untuk menguji normalitas data menggunakan uji liliefors
pada program SPSS versi 19 dengan melihat nilai signifikansi tabel pada kolom kolmogorov-smirnov
. Langkah melakukan uji lilifors yaitu sebagai berikut: 1.
Merumuskan hipotesis normalitas data hasil belajar. Perumusan hipotesis alternatif H
a
dan hipotesis nol H yang digunakan pada uji normalitas
data variabel hasil belajar, yaitu: H
a
: Data variabel hasil belajar berdistribusi tidak normal. H
: Data variabel hasil belajar berdistribusi normal. 2.
Menentukan kriteria pengujian berdasarkan taraf signifikansi 0,05, yaitu: jika nilai signifikansi pengujian data variabel hasil belajar 0,05 maka H
diterima, sebaliknya jika nilai signifikansi pengujian data variabel hasil belajar 0,05 maka H
ditolak. 3.
Menarik kesimpulan dengan membandingkan nilai signifikansi tabel pengujian data variabel hasil belajar pada kolom kolmogorov-smirnov
berdasarkan kriteria pengujian.
73
3.7.2.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas data variabel hasil belajar dilakukan untuk mengetahui apakah varian data hasil penelitian memiliki varian sama homogen atau tidak
Priyatno, 2010: 76. Uji homogenitas dilakukan sebagai prasyarat data analisis independent samples t-test
. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan F
test levene’s test pada program SPSS versi 19. Langkah-langkah melakukan F
test yaitu sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis homogenitas data variabel hasil belajar. Perumusan
hipotesis alternatif H
a
dan hipotesis nol H yang digunakan pada uji
homogenitas data variabel hasil belajar, yaitu: H
a
: Data variabel hasil belajar bersifat tidak homogen. H
: Data variabel hasil belajar bersifat homogen. 2.
Menentukan kriteria pengujian berdasarkan taraf signifikansi 0,05, yaitu: jika nilai signifikansi pengujian data variabel hasil belajar 0,05 maka H
diterima, sebaliknya jika nilai signifikansi pengujian data variabel hasil belajar 0,05 maka H
ditolak. 3.
Menarik kesimpulan dengan membandingkan nilai signifikansi tabel pengujian data variabel hasil belajar pada kolom
levene’s test for equality of variances
berdasarkan kriteria pengujian.
3.7.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dan menyimpulkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Uji
74
hipotesis yang dilakukan peneliti yaitu uji beda, uji efektivitas dan uji gain ternormalisasi. Uraian selengkapnya sebagai berikut:
3.7.3.1 Uji Beda
Uji beda dilakukan untuk membandingkan membedakan apakah hasil belajar materi rumus dan fungsi antara siswa di kelompok eksperimen dan kontrol
sama atau berbeda setelah memperoleh perlakuan. Uji beda dalam penelitian ini menggunakan uji dua pihak two tailed metode independent sample t-test pada
program SPSS versi 19. Metode independent sample t-test digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata dari dua kelompok data sampel yang independen
tidak berhubungan Priyanto, 2010: 93. Langkah-langkah uji beda menggunakan metode independent sample t-test yaitu sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis perbedaan data variabel hasil belajar. Perumusan
hipotesis alternatif H
a
dan hipotesis nol H yang digunakan pada uji
beda data variabel hasil belajar yaitu sebagai berikut: H
a
: Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran pair check dan siswa
yang dibelajarkan dengan metode ceramah. H
a
: μ
1
≠ μ
2
. H
: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa
yang dibelajarkan dengan model pembelajaran pair check dan siswa yang dibelajarkan dengan metode ceramah. H
: μ
1
= μ
2
.
75
2. Menentukan t
hitung
berdasarkan F test levene’s test, jika data variabel
hasil belajar bersifat homogen, maka t
hitung
menggunakan data yang ada pada kolom equal variances assumed. Jika varian berbeda, maka t
hitung
menggunakan data yang ada pada kolom equal variances not assumed. 3.
Menentukan derajat kebebasan dk dengan rumus dk = jumlah sampel n
– 2 Priyatno, 2010: 36. Jika jumlah sampel n sebanyak 72 siswa kelompok eksperimen = 36 siswa dan kontrol = 36 siswa, maka
nilai derajat kebebasan dk = n – 2 = 72 – 2 = 70.
4. Menentukan t
tabel
berdasarkan tabel distribusi t pada taraf signifikansi 0,05 : 2 = 0,025 uji dua pihak dengan derajat kebebasan dk = 70,
diperoleh t
tabel
sebesar 2,000. 5.
Menentukan kriteria pengujian, yaitu: jika t
hitung
≤ t
tabel
maka H diterima
sehingga H
a
ditolak, atau jika nilai signifikansi 0,05, maka H diterima
sehingga H
a
ditolak. Artinya, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
pair check dan siswa yang dibelajarkan dengan metode ceramah.
Sebaliknya, jika t
hitung
t
tabel
maka H ditolak sehingga H
a
diterima, atau jika nilai signifikansinya
0,05 maka H ditolak sehingga H
a
diterima. Artinya, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran pair check dan siswa yang dibelajarkan dengan metode ceramah.
76
6. Menarik kesimpulan dengan membandingkan nilai T dan signifikansi tabel
pengujian data variabel hasil belajar pada kolom t-test for equality of means
berdasarkan kriteria pengujian.
3.7.3.2 Uji Efektivitas
Setelah data dinyatakan berbeda, kemudian dilakukan uji efektivitas. Uji efektivitas dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan, apakah hasil belajar
materi rumus dan fungsi pada kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan kelompok kontrol setelah memperoleh perlakuan. Menurut Sugiyono 2013: 118,
untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan yang telah diberikan dalam suatu eksperimen menggunakan rumus: O
2
– O
1
– O
4
– O
3
. Jika terdapat perbedaan yang positif dan signifikan antara O
2
– O
1
pada kelompok eksperimen dibandingkan O
4
– O
3
pada kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa.
Keterangan: O
1
: rata-rata nilai kemampuan awal kelompok eksperimen
O
2
: rata-rata nilai hasil belajar kelompok eksperimen
O
3
: rata-rata nilai kemampuan awal kelompok kontrol
O
4
: rata-rata nilai hasil belajar kelompok kontrol Secara statistik, uji efektivitas data variabel hasil belajar menggunakan uji
pihak kanan one tailed. Uji pihak kanan digunakan apabila hipotesis nol H menyatakan lebih kecil atau sama dengan dan hipotesis alternatif H
a
menyatakan lebih besar Sugiyono, 2013: 219. Langkah-langkah uji efektivitas menggunakan uji pihak kanan one tailed yaitu sebagai berikut:
77
1. Merumuskan hipotesis efektivitas data variabel hasil belajar. Perumusan
hipotesis alternatif H
a
dan hipotesis nol H yang digunakan pada uji
efektivitas data variabel hasil belajar yaitu sebagai berikut: H
a
: Hasil belajar materi rumus dan fungsi pada excel pada siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran pair check lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan metode
ceramah. H
a
: μ
1
μ
2
. H
: Hasil belajar materi rumus dan fungsi pada excel pada siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran pair check tidak lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan metode
ceramah. H
04
: μ
1
≤ μ
2
. 2.
Menentukan t
hitung
berdasarkan uji komparatif dua sampel, jika jumlah siswa pada kedua kelas sama n
1
= n
2
dan varian homogen, maka rumus yang digunakan yaitu rumus polled varian.
Keterangan: : jumlah siswa kelompok eksperimen
: jumlah siswa kelompok kontrol : rata-rata nilai hasil belajar kelompok eksperimen
: rata-rata nilai hasil belajar kelompok kontrol : varians rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
: varians rata-rata hasil belajar kelompok kontrol Sugiyono, 2013: 259.
3. Menentukan derajat kebebasan dk dengan rumus dk = jumlah sampel
n – 2 Priyatno, 2010: 36. Jika jumlah sampel n sebanyak 72 siswa
78
kelompok eksperimen = 36 siswa dan kontrol = 36 siswa, maka nilai derajat kebebasan dk = n
– 2 = 72 – 2 = 70. 4.
Menentukan t
tabel
berdasarkan tabel distribusi t pada taraf signifikansi 0,05 : 1 = 0,05 uji satu pihak dengan derajat kebebasan dk = 70,
diperoleh t
tabel
sebesar 1,671. 5.
Menentukan kriteria pengujian, yaitu: jika t
hitung
≤ t
tabel
, maka H diterima
sehingga H
a
ditolak. Artinya, hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran pair check tidak lebih baik dibandingkan dengan
siswa yang dibelajarkan dengan metode ceramah. Jika t
hitung
t
tabel
, maka H
ditolak sehingga H
a
diterima. Artinya, hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran pair chek lebih baik
dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan metode ceramah. 6.
Menarik kesimpulan dengan membandingkan nilai T pengujian data variabel hasil belajar berdasarkan kriteria pengujian.
3.7.3.3 Uji Gain Ternormalisasi N-gain
Uji gain ternormalisasi N-gain digunakan untuk menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dengan menganalisis nilai pretest dan posttest. Rumus N-gain yang digunakan dari Hake Paraningtyas, 2015:49 yaitu:
79
Klasifikasi tingkat pencapaian N-gain sebagai berikut: Tabel 3.12
Klasifikasi N-gain
Kemudian merumuskan hipotesis perbedaan peningkatan hasil belajar.
Perumusan hipotesis alternatif H
a
dan hipotesis nol H yang digunakan pada
uji gain ternormalisasi data variabel hasil belajar yaitu sebagai berikut: H
a
: Terdapat perbedaan peningkatan antara hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran pair check dan siswa
yang dibelajarkan dengan metode ceramah. H
a
: μ
1
≠ μ
2
. H
: Tidak terdapat perbedaan peningkatan antara hasil belajar siswa
yang dibelajarkan dengan model pembelajaran pair check dan siswa yang dibelajarkan dengan metode ceramah. H
: μ
1
= μ
2
. Menentukan kriteria pengujian, yaitu: jika kategori gain ternomalisasi
kelompok eksperimen sama dengan kategori gain ternormalisasi kelompok kontrol maka H
diterima sehingga H
a
ditolak. Artinya, tidak terdapat perbedaan peningkatan antara hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran pair check dan siswa yang dibelajarkan dengan metode ceramah. Sebaliknya, jika kategori gain ternomalisasi kelompok eksperimen berbeda
dengan kategori gain ternormalisasi kelompok kontrol maka H
ditolak sehingga H
a
diterima. Artinya, terdapat perbedaan peningkatan antara hasil belajar siswa
Interval Kategori
0,00 – 0,29
Rendah 0,30
– 0,69 Sedang
0,70 – 1,00
Tinggi
80
yang dibelajarkan dengan model pembelajaran pair check dan siswa yang dibelajarkan dengan metode ceramah.
3.7.4. Analisis Data Hasil Belajar Aspek Afektif dan Psikomotorik
Analisis data hasil belajar aspek afektif dan psikomotorik menggunakan analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui nilai kedua aspek tersebut.
Penilaian hasil belajar kedua aspek diambil selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh 2 observer.
Sekor yang diberikan pada lembar observasi menggunakan interval 1-5. Untuk menganalisis hasil belajar siswa pada ranah afektif dan ranah psikomotorik,
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Membuat tabulasi data 2.
Menghitung persentase nilai yang diperoleh siswa pada ranah afektif dan ranah psikomotorik siswa dengan rumus:
3. Mendeskripsikan data secara kualitatif dengan cara:
a. Menentukan sekor ideal sekor maksimal = 100
b. Menentukan sekor terendah sekor minimal = 20
c. Menentukan Range = 100 - 20 = 80
d. Menentukan banyaknya interval yang dikehendaki = 5
e. Menentukan lebar interval = 80 : 5 = 16
f. Menafsirkan hasil analisis sesuai dengan kriteria untuk setiap interval.
Berdasarkan perhitungan yang diadopsi dari Sudjana 2005: 47 di atas, maka kriteria untuk hasil belajar siswa aspek afektif dan aspek psikomotorik
adalah sebagai berikut:
81
Tabel 3.13 Klasifikasi nilai aspek afektif Sudjana, 2005: 47
Inteval Kategori
20 -35 Sangat Kurang
36-51 Kurang
52-67 Cukup
68-83 Baik
84-100 Sangat Baik
Tabel 3.14 Klasifikasi nilai aspek psikomotorik Sudjana, 2005: 47
Inteval Kategori
20-35 Sangat Tidak Terampil
36-51 Tidak Terampil
52-67 Cukup
68-83 Terampil
84-100 Sangat Terampil
Selain itu dilakukan pula analisis tiap aspek dari hasil belajar aspek afektif dan psikomotorik kedua kelas untuk mengetahui rata-rata tiap aspek dalam satu
kelas. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
Mendeskripsikan data secara kualitatif dengan cara: 1.
Menentukan sekor tiap aspek sekor maksimal = 5 2.
Menentukan sekor terendah tiap aspek sekor minimal = 1 3.
Menentukan Range = 5 -1 = 4
82
4. Menentukan banyaknya interval yang dikehendaki = 5
5. Menentukan lebar interval = 4 : 5 = 0,8
6. Menafsirkan hasil analisis sesuai dengan kriteria untuk setiap interval.
Berdasarkan perhitungan yang diadopsi dari Sudjana 2005: 47 di atas, maka kriteria untuk tiap aspek afektif dan aspek psikomotorik adalah sebagai
berikut: Tabel 3.15
Klasifikasi tiap aspek afektif Sudjana, 2005:47
Inteval Kategori
1 – 1,7
Sangat Kurang 1,8
– 2,5 Kurang
2,6 – 3,3
Cukup 3,4
– 4,1 Baik
4,2 – 5
Sangat Baik
Tabel 3.16 Klasifikasi tiap aspek psikomotorik Sudjana, 2005:47
Inteval Kategori
1 – 1,7
Sangat Tidak Terampil 1,8
– 2,5 Tidak Terampil
2,6 – 3,3
Cukup 3,4
– 4,1 Terampil
4,2 – 5
Sangat Terampil
108
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelompok
eksperimen yang dibelajarkan dengan model pembelajaran pair check dan siswa kelompok kontrol yang dibelajarkan dengan metode ceramah. Hal
tersebut dibuktikan dengan nilai t
hitung
= 6,701 dan nilai t
tabel
= 2,000. 2.
Hasil belajar dengan model pembelajaran pair check lebih efektif dibandingkan dengan siswa kelompok kontrol yang dibelajarkan dengan
metode ceramah. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai t
hitung
= 6,383 dan nilai t
tabel
= 1,671. 3.
Terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelompok eksperimen yang dibelajarkan dengan model pembelajaran pair check dan siswa kelompok
kontrol yang dibelajarkan dengan metode ceramah. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai rata-rata posttest hasil belajar siswa pada
kelompok eksperimen yaitu 83,14, sedangkan kelompok kontrol yaitu 70,56, dan nilai gain ternormalisasi pada kelompok eksperimen sebesar
0,724 dengan kategori sangat tinggi dan kelompok kontrol sebesar 0,461 dengan kategori sedang.