23
4. Memiliki bagian-bagian model, yaitu urutan langkah-langkah
pembelajaran syntax, adanya prinsisp-prinsip reaksi, sistem sosial, dan sistem pendukung.
5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran.
6. Membuat persiapan mengajar desain instruksional dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilihnya. Model pembelajaran yang baik terpacu pada ciri-ciri yang telah dijabarkan.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
2.5. Model Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning
Cooperative Learning atau pembelajaran kooperatif adalah sistem
pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur Lie, 2004:12.
Sedangkan menurut Rusman 2012:202 mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif cooperative learning merupakan bentuk pembelajaran
dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan
struktur kelompok yang bersifat heterogen. Dari pengertian beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa cooperative
learning atau pembelajaran kooperatif merupakan sebuah metode pembelajaran
yang melibatkan siswa untuk bekerja secara kolaborasi atau berkelompok dalam rangka mencapai tujuan bersama untuk meningkatkan artisipasi siswa dalam
pembelajaran, memfasilitasi siswa dengan pengalaman, sikap kepimimpinan dan
24
membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama dengan siswa yang berbeda latar
belakangnya. Unsur unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif Hamdani, 2011:30
adalah sebagai berikut : 1.
Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “Tenggelam atau berenang bersama.”
2. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau siswa lain
dalam kelompokya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.
3. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang
sama. 4.
Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab diantara para anggota kelompok.
5. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi kelompok. 6.
Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar.
7. Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberi
kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Thompson, et al dalam isjoni 2013: 17
25
mengemukakan, pembelajaran kooperatif turut menambah unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar
bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4-6 orang dengan kemampuan
yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih
menerima perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya.
2.6. Model Pembelajaran Pair Check