Reliabilitas Instrumen Variabel Hasil Belajar

59 validitas soal uji coba posttest yang terdiri dari 50 soal pilihan ganda diperoleh 40 soal valid dan 10 soal tidak valid. Berikut hasil analisis uji validitas soal pretest dapat dibaca pada tabel 3.4 dan hasil analisis uji validitas soal posttest dapat dibaca pada tabel 3.5. Tabel 3.4 Hasil analisis uji validitas soal pretest Kategori Nomor Butir Soal Jumlah Valid 1, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 17, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 46, 47, 48, 50. 40 Tidak 2, 4, 8, 13, 16, 18, 22, 27, 45, 49. 10 Tabel 3.5 Hasil analisis uji validitas soal posttest Kategori Nomor Butir Soal Jumlah Valid 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 47, 48, 50. 40 Tidak 3, 6, 10, 15, 18, 22, 27, 30, 46, 49. 10

3.6.1.2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik Arikunto, 2010: 221. Reliabel artinya dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya dan 60 diandalkan. Artinya, berapa kali pun data diambil, hasilnya tetap akan sama Arikunto, 2010: 221. Uji reliabilitas instrumen hasil belajar dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui konsistensi butir soal tes, apakah butir soal yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Pengujian reliabilitas soal tes menggunakan teknik belah dua Split-half, peneliti hanya menggunakan sebuah tes dan diujicobakan satu kali Sahayu, 2005. Penghitungan reliabilitas soal tes menggunakan rumus KR-21, dengan kriteria pengujian: jika r hitung  r tabel , maka semua butir soal dinyatakan reliabel. Penggunaan rumus KR-21 didasarkan atas pertimbangan bahwa rumus tersebut dapat digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen yang memiliki skor berbentuk diskrit benar = 1 dan salah = 0. Rumus yang digunakan yaitu: Keterangan: k : jumlah butir soal dalam soal tes M : mean skor total : varians total Sugiyono, 2013 : 186 Pengujian reliabilitas biasanya menggunakan batasan tertentu seperti 0,6. Menurut Sekaran 1992 dalam Priyatno 2010: 98 reliabilitas kurang dari 0,6 artinya kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan di atas 0,8 artinya baik. Uji reliabilitas instrumen soal tes uji coba hanya dilakukan untuk soal-soal yang telah valid, dan dianalisis tingkat kesukaran soal serta daya pembeda butir soalnya. Setelah dilakukan uji validitas, dari 50 soal pretest terdapat 40 soal yang 61 valid. 40 soal tersebut kemudian dianalisi tingkat kesukaran soal dan daya pembeda butir soalnya. Dari 40 soal yang valid 2 soal memiliki kategori daya beda yang jelek, sehingga soal terbuat tidak digunakan untuk penelitian. Dari 40 soal yang valid yang digunakan untuk tes pretest yaitu 38 soal yang mempunyai daya sukar yang seimbang dan daya pembeda minimal cukup untuk uji reliabilitasnya. Kriteria dalam pengujian reliabilitas yaitu jika r hitung  r tabel , maka semua butir soal dinyatakan reliabel. Hasil penghitungan uji reliabilitas untuk 38 soal pretest yaitu 0,927. Dari penghitungan tersebut, dapat diketahui bahwa r hitung  r tabel . Karena nilai r hitung = 0,927 dan nilai r tabel = 0,329, maka 0,927  0,329. Jadi, dapat disimpulkan bahwa 38 soal yang akan digunakan reliabel. Nilai r hitung juga lebih besar dari 0,8, sehingga dapat disimpulkan bahwa soal pretest tersebut reliabel dengan kriteria baik. Sedangkan dan dari 50 soal posttest terdapat 40 soal yang valid. Peneliti menggunakan 40 soal yang valid tersebut sebagai tes akhir posttest, 40 soal yang digunakan mempunyai daya sukar yang seimbang dan daya pembeda minimal cukup untuk uji reliabilitasnya. Hasil perhitungan uji reliabilitas untuk 40 soal posttest yaitu 0,932. Dari penghitungan tersebut, dapat diketahui bahwa r hitung  r tabel . Karena nilai r hitung = 0,932 dan nilai r tabel = 0,329, maka 0,932  0,329. Jadi, dapat disimpulkan bahwa 40 soal yang akan digunakan reliabel. Nilai r hitung juga diatas 0,8, sehingga dapat disimpulkan bahwa soal posttest tersebut reliabel dengan kriteria baik. 62

3.6.1.3. Daya Pembeda

Dokumen yang terkait

PENERAPAN PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA PELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VIII Penerapan Pembelajaran Think Pair Share Pada Pelajaran Ekonomi Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Sawit

0 2 16

PENERAPAN PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA PELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VIII Penerapan Pembelajaran Think Pair Share Pada Pelajaran Ekonomi Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Sawit

0 0 16

EFEKTIVITAS APLIKASIGOOGLE PRESENTATION DENGAN VIDEO TUTORIAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

0 7 41

EFEKTIVITAS PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK MENINGKATKAN KETUNTASAN BELAJAR SISWA : StudiEksperimenpada Mata Pelajaran IPA Kelas VIII di SMP N 1 Kasomalang.

1 2 24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI SMP.

0 1 42

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

0 0 46

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN BERBASIS WEB UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) SMP.

0 2 51

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Siswa Kelas VIII di Smp Negeri 13 Semarang.

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Siswa Kelas VIII di SMP N 1 Ungaran.

0 0 1

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SISWA KELAS XI DI SMA N 1 SEMIN.

0 1 97