Umur Teknis TPA Bantar Gebang Kualitas Lingkungan Dampak Pengelolaan TPA pada Lingkungan

61 perhari, komposisi bahan organiknya serupa dengan kota-kota lain di Indonesia, antara 80 hingga 90 dari total sampah organik dan anorganik Tabel 13. Tabel 13. Komposisi bahan organik dan anorganik di TPA Bantar Gebang No Material Presentase 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kayu Kertas Tekstil Organik yang dapat membusuk Total Zat Organik Plastik Kaca Logam Lainnya 5,70 10,71 4,05 65,96 86,4 8,24 2,14 1,49 1,71 Sumber: Butler 2002.

C. Umur Teknis TPA Bantar Gebang

Umur pemanfaatan TPA menyangkut faktor teknis dan sosial. Faktor teknis dipengaruhi oleh dinamika faktor- faktor teknis, yakni luas zone, tinggi sampah, laju penyusutan dan laju penimbunan sampah. Sedangkan faktor sosial menyangkut toleransi masyarakat di sekitar TPA dengan kualitas lingkungan terutama dampak lingkungan.

D. Kualitas Lingkungan

Kualitas lingkungan adalah keadaan lingkungan yang diindikasikan oleh tinggi rendahnya batas kadar parameter pencemaran lingkungan, sehingga zat pencemar berada dalam batas-batas toleransi dalam lingkungan. Tinggi rendahnya batas kadar zat pencemar lindi dipengaruhi oleh tinggi rendahnya atau fluktuasi debit air sungai sebagai media penerimanya. Fluktuasi debit air sungai yang relatif stabil lebih diharapkan terjadi dan lebih baik dibandingkan dengan debit yang sangat fluktuatif. Fluktuasi debit air ekstrim terjadi pada musim hujan dan debit air sungai minimal musim kemarau. Fluktuasi debit air sungai yang tajam tidak diharapkan, karena menimbulkan risiko banjir dan mempengaruhi amplitudo konsentrasi zat pencemar dalam badan air sungai Dinas Kebersihan DKI 2002. 62 Zat pencemar yang dianalisis adalah zat pencemar yang berada dalam perairan, karena air merupakan komponen lingkungan yang sangat esensial untuk kehidupan. Status zat pencemar relatif dapat menggambarkan karakteristik kegiatan manusia dalam pengelolaan sumberdaya alam, khususnya di TPA dan wilayah yang diteliti, disamping itu juga dapat menggambarkan keadaan alamiah dari lingkungan tersebut Dinas Kebersihan DKI, 2002. Standar yang digunakan untuk memahami karakteristik bahan organik terhadap media air adalah BOD, COD, logam berat, dan mikroba.

E. TPA Liar dan Pemulung a. TPA Liar.

TPA liar dibuat oleh masyarakat secara ilegal di sekitar TPA utama, dengan sistem open dumping. TPA liar ditujukan untuk menguasai sampah secara pribadi untuk diambil bahan yang laku di pasar, antara lain potongan besi, botol plastik, kayu, botol kaleng, karton, dan sebagainya. Sisa sampah umumnya dimusnahkan dengan cara dibakar. Sistem open dumping menimbulkan dampak yang cukup besar terutama air lindi masuk ke dalam air tanah, asap, lalat dan bau. TPA liar dipengaruhi oleh faktor yang kompleks, antara lain kerjasama pemulung dan supir truk sampah, kebutuhan pasar, tuntutan pemulung dan sebagainya. Untuk itu pengendalian TPA liar tidak semata- mata menyangkut faktor teknis, juga menyangkut aspek sosial ekonomi.

b. Pemulung

Kegiatan pemulung, merupakan refleksi dari ketimpangan sosial ekonomi pada masyarakat secara luas Gambar 7. Dipandang dari sudut sosial ekonomi, pengentasan dan pemberdayaan pemulung di kawasan TPA merupakan “bagian yang tidak terpisahkan” dari perbaikan lingkungan hidup, peningkatan kinerja pengelolaan sampah perkotaan, dan pemanfaatan sampah perkotaan secara komersial dalam skala besar. Pengabaian dalam mengusahakan kehidupan yang lebih baik dari pemulung, akan menimbulkan dampak ke arah hulu maupun hilir dalam konteks sosial ekonomi secara luas Ken, 2002. Keberadaan pemulung di TPA Bantar Gebang yang setiap hari bekerja mengambil sebagian sampah yang masih bernilai ekonomi untuk didaur ulang atau digunakan kembali seperti plastik, kertas, kayu, botol dan sebaginya. Keberadaan 63 pemulung tersebut sangat mengganggu kelancaran pengoperasian alat-alat berat dan dapat menimbulkan kecelakaan bagi para pemulung. Gambar 7. Kegiatan pemulung di TPA Bantar Gebang Menurut Samom et al., 2002 cara terbaik untuk pemisahan sampah pada sumbernya yaitu dengan diberikan insentif keuangan, peraturan dan penciptaan kesadaran lingkungan. Di Bangkok 90 dari sampah padat dibuang dengan sistem buangan terbuka, di sekitar TPA ada sejumlah toko-toko kecil SSR yang menjual barang-barang bekas dari tempat sampah, barang-barang ini dikumpulkan dan dijual oleh pegawai pengumpul dan pemulung. Jumlah barang yang diantarkan ke setiap SSR ini sekitar 1-6 tonhari. Total ton harian dari barang-barang yang dikumpulkan oleh para pemulung diperkirakan sekitar 5 dari jumlah sampah kota. Secara informal pemulung mengambil barang sampah yang mempunyai potensi untuk didaur ulang kertas, karton, logam dan lain- lain sehingga bernilai ekonomis. Pemisahan ini dilakukan secara manual karena pemisahan barang-barang yang dapat didaur ulang secara otomatis sukar dilakukan, Ridlo 1998. Masyarakat banyak berpandangan tentang rendahnya pekerjaan pemulung, tetapi tidak disadari manfaat yang dapat dikerjakan oleh pemulung sampah. Pekerja itu bukanlah menjadi hambatan bagi mereka yang melihatnya dari aspek pemanfaatan dan dapat dipahami sebagai mata pencaharian atau dipandang sebagai aspek ekonomi yang dapat menunjang kehidupan keluarga. Jalur ekonomi itu mempunyai landasan dalam sistem pemulungan, kondisi ini diakibatkan oleh kehendak atau kebutuhan hidup yang ditunjang adanya permintaan terhadap berbagai jenis barang yang dikumpulkan dari sampah tersebut. 64 Keterlibatan pemulung dalam pengelolaan sampah, dapat berperan ganda, secara langsung dapat mensejahterakan pemulung melalui penjualan sampah yang dipungut dari TPA. Secara tidak langsung mereka telah melakukan daur ulang terhadap sampah anorganik yang sulit diuraikan oleh mikroba, misalnya plastik, logam, besi, alumunium, kaleng dan lain sebagainya Garna et al., 1982. Pengumpulan sampah oleh pemulung akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, yaitu menimbulkan efek estetika, dan sering menimbulkan konflik sosial dengan masyarakat sekitar lokasi TPA sampah.

F. Dampak Pengelolaan TPA pada Lingkungan

Menurut Usman 2003, dalam kajian dampak sosial paling tidak ada tiga alasan mengapa aspek sosial diperlukan bagi para pengambil kebijakan. Pertama, keberadaan suatu usaha atau kegiatan mempunyai dampak positif sekaligus negatif terhadap kehidupan masyarakat di sekitarnya. Kedua, penilaian atau respon masyarakat terhadap keberadaan suatu usaha atau kegiatan berubah-ubah. Sesuatu yang dianggap bermanfaat oleh lapisan atau sekelompok lainnya, dan sesuatu yang dianggap baik pada kurun waktu tertentu tidak dianggap baik pada kurun waktu tertentu tidak selamanya dianggap baik pada kurun waktu selanjutnya. Ketiga, dalam kurun waktu yang sama, kehidupan masyarakat boleh jadi bersentuhan dengan beberapa usaha atau kegiatan sekaligus. Hasil yang diharapkan dari aspek sosial dalam kegiatan dampak lingkungan adalah pengetahuan komprehensif tentang dampak suatu usaha atau kegiatan terhadap kehidupan masyarakat di sekitarnya, dimanfaatkan untuk: 1. proses pengambilan keputusan khususnya dalam memperhitungkan resiko yang dihadapi. sedangkan 2. memperbaiki kebijaksanaan terutama menghilangkan hal- hal yang sudah terbukti merugikan. Paling tidak terdapat 4 variabel kunci yang perlu dikaji sehubungan dengan introduksi suatu usaha atau kegiatan, yaitu: keresahan sosial, konflik sosial benturan dan integrasi sosial dari kelestarian nilai- nilai sosial. Keresahan sosial antara lain ditandai oleh protes yang dilakukan oleh penduduk lokal baik tertulis maupun lisan, demonstrasi dan gerakan-gerakan politik lain yang dilandasi oleh ketidak puasan. Apabila komentarnya itu terjadi, itu berarti dampaknya adalah negatif. 65 Konflik benturan sosial dalam kontek kajian dampak lingkungan meliputi hubungan diantara penduduk lokal antara lokal dan pendatang serta antara pendatang. Apabila kontek ini sering terjadi, dampak suatu usaha atau kegiatan adalah negatif. Sebaliknya, apabila jarang terjadi bahkan hampir tidak pernah terjadi dampaknya adalah nol, sedangkan kele starian nilai- nilai kultural antara lain dapat diidentifikasi dari keberadaan upacara keagamaan, upacara adat dan upacara siklus kehidupan kelahiran, perkawinan dan kematian. Apabila upacara-upacara semacam ini terganggu atau semakin terabaikan, dampaknya adalah negatif dan sebaliknya. Kegiatan TPA menurut dokumen AMDAL diperkirakan akan menimbulkan dampak lingkungan tergolong penting meliputi komponen fisik-kimia, biologi, sosial ekonomi, dan kesehatan masyarakat Tabel 14. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa kehadiran TPA di satu sisi menimbulkan dampak negatif dan pada sisi lain menimbulkan dampak positif, berupa peluang usaha dan kesempatan kerja. Prakiraan dampak penting tersebut menjadi dasar dalam Rencana Pengelolaan dan Rencana Pemantauan Lingkungan, yang mengikat secara hukum. Rencana Pengelolaan Lingkungan merupakan wujud nyata dalam meminimkan dampak lingkungan dari TPA Dinas Kebersihan DKI 1997. Tabel 14. Perkiraan Jenis Dampak Penting di TPA Bantar Gebang No Jenis Dampak Penting 1. Penurunan kualitas udara 2. Peningkatan kebisingan 3. Penurunan kualitas air permukaan sungai Ciketing dan sungai sumur batu 4. Penurunan kualitas air tanah 5. Komponen biologi. Meliputi jumlah taka, jumlah individu, serta keanekaragaman plankton. 6. Peluang usaha dan kesempatan kerja 7. Penurunan kesehatan masyarakat di sekitar lokasi TPA 8. Peningkatan kepadatan lalu lintas dan kemacetan, pengangkutan sampah ke TPA 9. Timbulnya keresahan dan konflik sosial terutama masyarakat dengan pemulung 10. Peningkatan peluang terjadinya kecelakaan kerja akibat aktivitas pemulung di TPA. 11. Berkurangnya nilai estetika akibat adanya aktivitas pemulung sampah yang membangun gubuk- gubuk dan menumpuk sampah di sekitar tempat pemukiman mereka dan di sepanjang jalan masuk ke TPA Sumber: Rencana Pengelolaan Lingkungan LPA Bantar Gebang 1997. 66 Sampah perkotaan dapat mengandung bakteri patogen, virus, protozoa dan parasitic helminthes yang berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Menurut Ken, 2002, bakteri yang membahayakan adalah bakteri yang dapat membentuk spora, yang dikenal mengakibatkan penyakit Anthrax, Botulisme, gangrene, dan sebagainya. Kandungan logam berat, juga potensial dalam sampah perkotaan. Sebagian logam berat ini ada yang secara alamiah dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah tertentu. Sebagian lagi tidak diperlukan secara esensial oleh tanaman, tetapi karena keterkaitannya dengan mata rantai makanan yang potensial bisa membahayakan bagi kesehatan manusia dan hewan, bila dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang. Air lindi juga dihasilkan oleh sistem sanitary landfill, apabila tidak dikelola dengan baik merupakan ancaman bagi penyedia air bersih, baik air permukaan maupun air tanah. Air lindi yang dikelola dengan baik dibutuhkan sebagai komponen penting bagi kompos, guna menghasilkan pupuk organik berkualitas Gambar 8. Gambar 8: Pengelolaan air lindi di TPA Bantar Gebang Berdasarkan surat perjanjian antara Pemerintah DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Bekasi Nomor 96 Tahun 1999168 tentang Pengelolaan Sampah dan Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah di Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi, pengelolaannya merupakan tanggung jawab bersama dan memiliki tujuan antara lain: a. Mengembangkan dan meningkatkan pengelolaan sampah dan pengelolaan TPA berdasarkan azas manfaat dan kebersamaan serta saling menguntungkan. 67 b. Untuk memadu-serasikan pengelolaan sampah dan pengelolaan TPA, sehingga aman dan memenuhi persyaratan kesehatan masyarakat serta tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Pengelolaan sampah di TPA merupakan suatu proyek yang akan berpengaruh terhadap aspek sosial lainnya baik secara langsung maupun tak langsung, setidaknya ada tiga dampak positif yang akan timbul sebagai akibat kesejahteraan penduduk, yaitu: 1. semakin terbukanya informasi daerah sekitar TPA terhadap daerah lainnya, 2. terjadinya peningkatan interaksi sosial masyarakat di sekitar TPA dengan masyarakat lainnya. dan 3. terjadinya peningkatan perbedaan status sosial, sejalan dengan kesenjangan pendapatan di kalangan masyarakat, Tonny 1990.

G. Peranserta Masyarakat, Swasta dan Pengelola TPA