24
tersebut bahwa dia berpeluang untuk berpartisipasi, 2. kemauan, sesuatu yang mendorong atau menumbuhkan minat dan resiko, mereka untuk termotivasi
berpartisipasi, misalnya berupa manfaat yang dapat dirasakan atas partisipasinya tersebut, dan 3. kemampuan, adanya kesadaran atau keyakinan pada dirinya bahwa dia
mempunyai kemampuan untuk berpartisipasi, bisa berupa pikiran, tenaga, waktu atau sarana dan material lainnya.
Dengan demikian partisipasi masyarakat adalah keterlibatan dan keikutsertaan seseorang atau masyarakat untuk berperanserta melakukan kegiatan bersama -sama
dengan orang lain secara aktif dan sukarela dalam menentukan arah, strategi dan tujuan pembangunan.
2.3. Pencemaran Lingkungan
Menurut Saeni 1989, pencemaran adalah peristiwa adanya penambahan bermacam- macam bahan sebagai hasil dari aktivitas manusia ke dalam lingkungan yang
biasanya memberikan pengaruh berbahaya terhadap lingkungan itu. Zat pencemar adalah zat yang mempunyai pengaruh menurunkan kualitas lingkungan, atau menurunkan nilai
lingkungan itu. Kontaminan adalah zat yang menyebabkan perubahan dari susunan normal dari suatu lingkungan. Kontaminan tidak digolongkan sebagi zat pencemar bila
tidak menimbulkan penurunan kualitas lingkungan. Selanjutnya menurut Saeni 1997, salah satu jenis bahan pencemar yang dapat membahayakan kesehatan manusia adalah
logam berat. Zat yang bersifat racun dan yang sering mencemari lingkungan misalnya merkuri Hg, timbal Pb, kadmium Cd, dan tembaga Cu. Perusakan lingkungan
hidup adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi
lagi dalam menunjang pemba ngunan berkelanjutan UU No.23 Tahun 1997. Menurut pasal 1 ayat 11 UU No. 23 Tahun 1997, baku mutu lingkungan hidup
adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada zat pencemar yang ditanggung keberadaannya dalam suatu sumber daya
tertentu. Pasal 14 ayat 1 menyatakan bahwa setiap usaha kegiatan dilarang melanggar baku mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
Pencemaran lingkungan merupakan bermacam- macam mahluk hidup, bahan, zat- zat pada suatu lingk ungan, yang menyebabkan timbulnya pengaruh yang berbahaya
25
terhadap lingkungan, karena adanya perubahan yang bersifat fisik, kimiawi, maupun biologis Supardi, 1994. Pencemaran lingkungan mempunyai derajat pencemaran atau
tahap pencemaran yang berbeda, didasarkan pada konsentrasi zat pencemar, waktu tercemarnya, lamanya kontak antara bahan pencemaran dengan lingkungan.
Menurut Tchobanoglous, et.al 1977, perolehan gas nitrogen N2, karbon dioksida CO2 dan metana CH4, pada landfill tergantung banyaknya komponen
organik pada landfill, hara yang tersedia, kadar air pada sampah, tingkat kepadatan sampah pada kondisi awal, waktu penimbunan dan lain- lain. Secara umum perolehan gas
N2, CO2, CH4 pada landfill dapat dihitung dengan melakukan perkalian antara volume sampah pada landfill dengan nilai persen masing-masing gas, menurut jangka waktu
penimbunan sampah. Sampah merupakan sumber beberapa jenis penyakit menular, keracunan dan lain-
lain Slamet, 1994. Bahan beracun, bakteri, virus, jamur dan lain- lain ya ng ada dalam timbunan sampah, dapat berpindah tempat ke tempat lain melalui proses lindi. Apabila
cairan dari sampah yang mengandung bibit penyakit masuk kedalam air permukaan, maka air permukaan tersebut akan berperan sebagai penyebar mikroba patogen atau
penyakit menular di dalam air. Ada empat hal penyebab pencemaran air tanah yaitu:
a. Bila jarak antara sumur dan jamban kurang dari 10 m untuk tanah biasa dan paling dekat 15 m untuk tanah porus atau gembur.
b. Lokasi sumur tersebut sebelumnya merupakan lokasi sumber limbah rumahtangga atau dekat industri atau bekas lokasi sampah TPA.
c. Merembesnya air permukaan yang telah tercemar, WC dan air cucian ke dalam sumur. d. Masuknya debu yang sudah tercemar ke dalam sumur terbuka.
Dari keempat sumber pencemaran air tanah yang berasal dari TPA merupakan rembesan dari timbunan limbah di TPA sampah, dan merupakan sumber kontaminan
potensial bagi air permukaan, air tanah dangkal maupun air tanah dalam. Selanjutnya Eugene 1987 mengemukakan bahwa lindi akan mencemari tanah, air tanah dan sungai.
Jadi tingkat pencemaran air yang disebabkan oleh lindi tergantung dari sifat lindi, jarak aliran dengan air tanah dan sifat-sifat tanah yang dilaluinya. Oleh sebab itu untuk
26
menghindari pencemaran oleh lindi, sumber air sumur dangkal yang umumnya masih digunakan oleh penduduk sebagai air minum harus terletak jauh dari sanitary landfill.
Pencemaran air dapat mengganggu tujuan penggunaan air dan akan menyebabkan bahaya bagi manus ia melalui keracunan atau sumber dan penyebab penyakit. Daerah
perkotaan dengan tingkat aktivitas masyarakat dan industri yang demikian tinggi secara bersamaan akan menghasilkan sampah sehingga membutuhkan tempat pembungan akhir
sampah kota yang perlu dikelola dengan baik agar dampak pencemarannya tidak mempengaruhi masyarakat sekitarnya. Nitrat dalam hal ini merupakan pencemar utama
yang dapat mencapai air tanah dangkal maupun air tanah dalam yang diakibatkan oleh aktivitas manusia termasuk dari penempatan sampah, Vasu at.al. 1998. Di samping itu
pergerakan air sangat mudah dipengaruhi oleh pengambilan air atau pemompaan air tanah dangkal melalui sumur-sumur bor yang umumnya disiapkan oleh masyarakat untuk
memenuhi kebutuhannya. Secara umum sumber pencemaran air tanah berasal dari tempat-tempat
pembuangan sampah, mudah meresap ke dalam tanah, sehingga sampah organik merupakan sumber primer pencemaran bakteriologik Bitton, 1984 dalam Wuryadi,
1990. Menurut Bouwer 1987 menambahkan, jarak aman dari bidang resapan adalah 30 meter untuk daerah di atas muka air tanah, dan 60 meter di bawah muka air tanah.
Bakteri patogen yang biasanya disebarkan melalui air adalah bakteri amuba disentri, kolera dan tipus. Jumlah bakteri patogen dalam air umumnya sedikit
dibandingkan dengan bakteri coli coliform, sehingga bakteri ini dipakai sebagai bakteri indikator terhadap kualitas perairan karena jumlahnya banyak dan mudah diukur Diana,
1992. Jenis bakteri coliform sebagai indikator adalah Escherichia coli dan Aerobacter coli
. Dari kedua jenis tersebut, yang lebih umum dan lebih banyak terdapat di perairan atau tanah adalah jenis E. coli, yaitu sebagai indikator pencemar fecal tinja, dihitung
berdasarkan MPN most probabel number Saeni, 1991.
2.4. Pengertian-pengertian A. Pengertian Sampah