Analitik Hierarki Proses AHP

48 discoring tersebut merupakan data yang diskontinyu 1,2,3 …n, karena itu metode analisis yang digunakan analisis statistik non-parametrik. Tujuan analisis adalah untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antar peubah sosial ekonomi, maka digunakan model analisis korelasi, dengan pertimbangan hubungan peubah sosial ekonomi tersebut bukanlah hubungan sebab akibat, melainkan hubungan setaraf. Oleh karena itu dipilih metode Korelasi Rank Spearman Siegel, 1990.

D. Umur Pemanfaatan TPA

Untuk menentukan umur TPA, dilakukan studi literatur tinggi tumpukan sampah, luas pada seluruh zone serta laju penyusutan sampah. Data yang terkait dengan tinggi tumpukan sampah dilakukan melalui studi literatur pada komponen luas dan ketinggian sampah pada seluruh zone yang kemudia n dibandingkan antara ketinggian rencana dengan ketinggian aktual. Sedangkan penyusutan sampah dan untuk mempridiksi penurunan ketinggian sampah sesuai dengan dimensi umurnya serta untuk menghitung umur pemanfaatan TPA digunakan studi literature .

E. Analitik Hierarki Proses AHP

Dengan AHP, proses keputusan kompleks dapat diurai menjadi keputusan lebih kecil yang dapat ditangani dengan mudah antara lain: a. Penyusunan hierarki yaitu, persoalan yang akan diselesaikan diuraikan menjadi kreteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hirarki; b. Penilaian kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty 1983 dalam Marimin 2004, untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengespresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala seperti Tabel 9. Tabel 9: Nilai dan Definisi Pendapat Kualitatif Nilai Keterangan 1. 3. 5. 7. 9. Kriteria atau alternatif A sama penting dengan kriteria atau alternatif B. A sedikit penting dari B A jelas lebih penting dari B A sangat jelas lebih penting dari B Mutlak lebih penting dari B 2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan 49 Nilai perbandingan A dengan B adalah 1 dibagi dengan nilai perbandingan B dengan A. c. Penentuan prioritas, untuk setiap kriteria dan alternatif perlu dilakukan perbandingan berpasangan. Nilai- nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif. Kriteria kualitatif maupun kuantitatif dapat dibandingkan sesuai dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas, bobot atau prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik. d. Konsistensi logis, semua bagian dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Untuk melihat prinsip kerja AHP perlu dilakukan antara lain: a. Perumusan masalah, untuk menyelesaikan masalah tersebut, maka perlu dilakukan tiga langkah berikut: 1. Penentuan sasaran yang ingin dicapai, 2. Penentuan kriteria pemilihan, dan 3. Penentuan alternatif pilihan. Informasi mengenai sasaran, kriteria dan alternatif tersebut kemudian disusun dalam bentuk diagram, pembobotan kriteria, penyelesaian dengan menipulasi matriks, yang disusun dalam bentuk diagram. b. Pembobotan kriteria, dari ketiga kriteria perlu ditentukan tingkat kepentingannya, dengan cara: 1. Menentukan bobot secara sembarang, 2. Membuat skala interval untuk menentukan ranking setiap kriteria, dan 3. Menggunakan prinsip kerja AHP, yaitu perbandingan berpasangan, tingkat kepentingan suatu kriteria relatif terhadap kriteria lain dapat dinyatakan dengan jelas. c. Penyelesaian dengan manipulasi matriks, matrik diolah untuk menentukan bobot dari kriteria dengan menentukan nilai eigen eigenvector, untuk mendapatkan nilai eigen adalah: 1. Kuadratkan matriks tersebut, 2. Hitung jumlah nilai dari setiap baris kemudian lakukan normalisasi, 3. Hentikan proses ini, bila perbedaan antara jumlah dari dua perhitungan berturut-turut lebih kecil dari nilai batas tertentu. Penyelesaian misalnya dengan syarat 4 angka di belakang koma. d. Pembobotan alternatif, susunlah matriks berpasangan untuk alternatif-alternatif bagi setiap kriteria. 50

F. Teknik Prospektif