Penyakit bawaaan lalat: Penyakit bawaan tikus: Keracunan:

41 b. Mikrobiologi Lingkungan Jenis mikroorga nisme yang terdapat dalam lingkungan adalah: bakteri, virus, protozoa, jamur, fungi, ganggang, cacing dan lain- lain. Jenis-jenis mikroorganisme yang dapat berkembang baik dengan cepat dalam sampah adalah: bakteri, jamur, cacing. Sampah merupakan sumber beberapa jenis penyakit menular, keracunan, dan lain- lain. Beberapa jenis penyakit bawaan sampah dapat diperlihatkan pada Tabel 7. Bahan beracun, bahan kimia, bakteri, virus, jamur dan lain- lain yang ada dalam timbunan sampah, dapat berpindah tempat ke tempat lain melalui proses lindi. Apabila cairan dari sampah yang mengandung bibit penyakit masuk ke dalam air permukaan, maka air permukaan tersebut akan berperan sebagai penyebar mikroba patogen atau penyakit menular di dalam air. Tabel 7. Penyakit Bawaan Sampah Nama Penyakit Penyebab

1. Penyakit bawaaan lalat:

Dysentriae basilaris disentri Dysentriae amoebica disentri Thypus abdominalis tifus Kolera Ascariasis cacingan Ancylostomiasis cacingan

2. Penyakit bawaan tikus:

Pest Leptospirosis icterohaemonhagica Rat bite fever

3. Keracunan:

Metana Carbon monoxide, Dioxida Hidrogen sulfide Logam berat Shigella shigae Entamoeba histolytica Salmonella thypii Vibrio cholerae Ascariasis lumbricoides Ascariasis duodenale Pasteurella pestis Leptospira icterohaemonhagica Stretobacillus monilliformis Sumber: Juli 1994. Penyakit menular yang disebabkan oleh air sering disebut penyakit bawaan air Tabel 8. Jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain adalah: bakteri, virus, protozoa, dan lain- lain. 42 Data biologi khususnya penyebaran lalat diambil dari data primer, keberadaan dan banyaknya lalat dapat dianggap sebagai cerminan keadaan sanitasi lingkungan. Semakin banyak lalat, semakin menurun kondisi sanitasi lingkungannya, begitu juga sebaliknya. Dengan kondisi ini, lalat dianggap sebagai indikator penyebaran vektor beberapa penyakit yang berbahaya. Lalat diambil dengan metode grill net per satuan waktu umpan lokasi ke arah Kelurahan Taman Sari 5 titik, Kelurahan Ciketing Udik 3 titik, Kelurahan Sumur Batu 5 titik dan Kelurahan Cikiwul 6 titik. Jarak pengambilan sampel adalah 100 m sampai dengan jarak 600 m dari TPA, masing- masing diukur dalam waktu 30 detik di lokasi yang berbeda di Kelurahan sekitar TPA, daerah permukiman, pemulung yang sekaligus juga dipergunakan untuk tempat mencuci plastik bekas. Tabel 8. Beberapa Jenis Penyakit Bawaan Air Nama Penyakit Penyebab Diare pada anak Hepatitis A Polio myelitis anterior acuta Cholera Diare atau dysentrie Typhus abdo minalis Paratyphus Dysenterie Dysenterie amoeba Baiantidiasis Giardiasis Ascariasis Clonorchiasis Diphylobothriasis Taeniasis Schistosomiasis Virus: Rotavirus V. Hepatitis A V. poliomyelitis Bakteri: Vibrio cholerae Escherichia coli enteropatogenik Salmonella typhi Salmonella paratyphi Shigella dysenteriae Protozoa: Entamoeba histolytica Balantida coli Giardia lamblia Metazoa: Ascaris lumbricoides Clonorchis sinensis Diphyllobothrium latum Taenia saginata Schistosoma Sumber: Juli 1994. 43 Pengukuran dan pengamatan distribusi lalat dilakukan pada jam 09.30 – 15.00 WIB, dengan asumsi pada jam tersebut lalat melakukan aktivitasnya. Keberadaan lalat dipengaruhi oleh kondisi iklim, seperti musim dan curah hujan. Menurut Yulianto 2000, aktivitas lalat akan tinggi pada waktu pukul 08.00 – 10.00 pagi sebagai kegiatan mencari makan setelah beristirahat cukup lama pada malam hari. Menurut Keputusan Dirjen P2MPLP Departemen Kesehatan RI Nomor 281-IIPD.03.04.LP tanggal 30 Oktober 1989 baku mutu jumlah keberadaan lalat adalah 30 ekor per grill. c. Sosial Ekonomi Masyarakat Keadaan sosial ekonomi, adalah pengaruh dari kegiatan pengelolaan sampah pada warga atau masyarakat maupun pemerintah, di sekitar lokasi pengelolaan sampah seperti Kelurahan Cikiwul, Ciketing Udik dan Sumur Batu. Pada umumnya keberadaan pengelolaan sampah, menimbulkan dampak positif dan negatif secara langsung maupun tidak langsung. Dampak positif secara langsung, ada tenaga kerja yang dapat tertampung, dampak negatif secara langsung keberadaan pengelolaan sampah timbul masalah sosial. Keberadaan pengelolaan sampah juga menimbulkan perubahan tingkat perekonomian bagi pengelola, pemerintah, maupun warga di sekitar TPA. Perubahan tingkat perekonomian karena adanya kegiatan pembangunan, pemeliharaan unit pengelolaan sampah, yang memerlukan tenaga kerja atau sumber daya manusia yang tersedia di sekitar TPA. Selain itu, bila penambangan TPA untuk pembuatan kompos dan gas metana, maka pendapatan asli daerah PAD melalui retribusi dan pajak akan dapat ditingkatkan. Responden yang dipilih dilakukan secara acak sebanyak 50 orang, dilakukan pada kelompok masyarakat sekitar TPA non pemulung, pemulung, Aparat Kecamatan, Lurah, tokoh masyarakat formal dan informal untuk mengetahui permasalahan terhadap keberadaan dan pengelolaan TPA dan yang terkait di lapangan. Variabel yang akan ditanyakan karakteristik, sosial ekonomi dan tanggapan responden terhadap keberadaan TPA seperti: 1. Karakteristik responden Pemilihan responden dengan melakukan kegiatan wawancara dengan menggunakan daftar kuisioner yang dilakukan terhadap 50 orang responden, terdiri 44 dari 30 responden masyarakat yang terlibat dalam pemanfaatan di TPA dan 20 responden lembaga pemerintah, tokoh masyarakat di Kelurahan Cikiwul, Ciketing Udik dan Sumur Batu, Kecamatan Bantar Gebang. Masyarakat yang dijadikan responden adalah masyarakat yang tinggal di sekitar TPA yang jaraknya antara 0 – 1 km dan 1 – 10 km dari TPA, dengan mengetahui tingkat pendidikan responden, status dan tanggungan, usia, alamat, profil tempat tinggal, jarak rumah dengan TPA, jumlah penghuni, lama tinggal atau menetap, status kependudukan untuk kelompok pemulung. 2. Sosial ekonomi responden Data sosial ekonomi akan dikumpulkan melalui pengumpulan data sekunder dan data primer berupa pekerjaan responden dan jenis pekerjaannya, pendapatan dan pengeluaran kebutuhan hidup sehari-hari, biaya pendidikan, keadaan kesejahteraan masyarakat dan kesehatannya. Populasi dalam penelitian sosial ekonomi adalah kelompok masyarakat, pemulung, pengelola dan masyarakat yang berada di Kelurahan sekitar TPA Bantar Gebang meliputi Kelurahan Ciketing Udik, Cikiwul dan Sumur Batu, Kecamatan Bantar Gebang. Data primer diambil melalui metode wawancara dengan responden, sedangkan data sekunder dari data potensi Kelurahan, Kecamatan dan instansi terkait. 3. Tanggapan responden terhadap TPA Diantaranya adalah persepsi responden tentang kesehatan dan keberadaan TPA serta keuntungan dan kerugian terhadap keberadaan TPA di sekitar tempat tinggal responden.

B. Data Sekunder