Hasil Sintesis AHP pada zone II Hasil Sintesis AHP pada zone III

113 0,179. Artinya ketiga alternatif pemanfaatan tersebut secara fisik-kimia, mikrobiologi dan sosial ekonomi serta kesehatan masyarakat pada zone I mempunyai daya dukung lebih baik dibanding alternatif sisanya. Dari alternatif yang dipilih pada zone I dalam pemanfaatan TPA Pascaoperasi Berbasis Masyarakat maka prioritas utama adalah Hutan KotaPenghijauan, berdasarkan analisis kesesuaian lahan dengan menggunakan AHP dengan skor berturut- turut: 0,381; 0,297; 0,179; 0,073; 0,030; 0,021; 0,014 dan 0,005. Selain dapat membandingkan peringkat antara zone untuk pemanfaatan lahan, maka dapat dibandingkan perbedaan skor dan alternatif ketiga teratas. Misalnya antara Hutan KotaPenghijauan dengan TPA Terpadu terdapat perbedaan skor 0,87 dan TPA Terpadu dengan penambangan gas energi listrik perbedaannya 0,118, sedangkan antara penambangan gas dan energi listrik dengan lahan budidaya memiliki perbedaan skor 0,124. Secara teoritis perbedaan kesesuaian lahan untuk Hutan KotaPenghijauan dengan TPA Terpadu sangat kecil.

B. Hasil Sintesis AHP pada zone II

Hasil sintesis untuk AHP dalam penilaian zone II adalah sebagai berikut: Gambar: 22 Hasil sintesis AHP untuk penggunaan zone II Gambar 22 menunjukkan bahwa urutan peringkat alternatif tiga teratas pada zone II pemanfaatannya adalah: Hutan KotaPenghijauan dengan nilai 0,361, TPA Terpadu dengan nilai 0,292, dan penambangan gas dan energi listrik dengan nilai 0,154. Artinya ketiga alternatif pemanfaatan tersebut secara fisik-kimia, mikrobiologi dan sosial ekonomi serta kesehatan masyarakat pada zone II mempunyai daya dukung lebih baik dibanding alternatif sisanya. Dari alternatif yang dipilih pada zone II dalam pemanfaatan TPA Pascaoperasi Berbasis Masyarakat maka prioritas utama adalah Hutan KotaPenghijauan, 114 berdasarkan analisis kesesuaian lahan dengan menggunakan AHP dengan skor berturut- turut: 0,361; 0,292; 0,154; 0,095; 0,042; 0,032; dan 0,024. Selain dapat membandingkan peringkat antara zone untuk pemanfaatan lahan, maka dapat dibandingkan perbedaan skor dan alternatif ketiga teratas. Misalnya antara Hutan KotaPenghijauan dengan TPA Terpadu terdapat perbedaan skor 0,069 dan TPA Terpadu dengan penambanga n gas dan energi listrik perbedaannya 0,138, sedangkan antara penambangan gas dan energi listrik dengan lahan budidaya memiliki perbedaan skor 0,059. Secara teoritis perbedaan kesesuaian lahan untuk Hutan KotaPenghijauan dengan TPA Terpadu sangat kecil.

C. Hasil Sintesis AHP pada zone III

Hasil sintesis untuk AHP dalam penilaian zone III adalah sebagai berikut: Gambar: 23 Hasil sintesis AHP untuk penggunaan zone III Gambar 23 menunjukkan bahwa urutan peringkat alternatif tiga teratas pada zone III pemanfaatannya adalah: TPA Terpadu dengan nilai 0,336, Hutan KotaPenghijauan dengan nilai 0,294, dan penambangan gas dan energi listrik dengan nilai 0,137. Artinya ketiga alternatif pemanfaatan tersebut secara fisik-kimia, mikrobiologi dan sosial ekonomi serta kesehatan masyarakat pada zone III mempunyai daya dukung lebih baik dibanding alternatif sisanya. Dari alternatif yang dipilih pada zone III dalam pemanfaatan TPA Pascaoperasi Berbasis Masyarakat, maka prioritas utama adalah TPA Terpadu, berdasarkan ana lisis kesesuaian lahan dengan menggunakan AHP dengan skor berturut-turut: 0,336; 0,294; 0,137; 0,112; 0,080; 0,022; 0,016 dan 0,003. Selain dapat membandingkan peringkat antara zone untuk pemanfaatan lahan, maka dapat dibandingkan perbedaan skor dan alternatif ketiga teratas. Misalnya antara TPA Terpadu dengan Hutan KotaPenghijauan dengan terdapat perbedaan skor 0,042 dan Hutan KotaPenghijauan dengan 115 penambangan gas dan energi listrik perbedaannya 0,157, sedangkan antara penambangan gas dan energi listrik dengan lahan budidaya memiliki perbedaan skor 0,025. Secara teoritis perbedaan kesesuaian lahan untuk TPA Terpadu dengan Hutan KotaPenghijauan sangat kecil.

D. Hasil Sintesis AHP pada zone IV