Analisis Kualitas Air sumur Analisis Kualitas Air sungai Analisis Kualitas air lindi

46 TPA terhadap kualitas air dan masyarakat, 5 umur pemanfaatan TPA. Teknik Prospektif untuk mengidentifikasi faktor- faktor yang mempengaruhi, menetapkan faktor dominan dan merancang skenario yang mungkin terjadi di masa datang, sedangkan Proses Hierarki Analitik AHP digunakan untuk pengambil keputusan.

A. Data Fisik Kimia

Analisis fisik -kimia dilaksanakan pada musim hujan dan musim kemarau, dengan melakukan kegiatan analisis kualitas air sumur, air sungai dan air lindi. Pengujian yang dipakai ialah pengukuran Biochemical Oxygen Demand BOD contoh dalam keadaan aerobik pada suhu 20° C selama lima hari. Pengujian lain untuk melihat kandungan zat organik dapat melalui Chemical Oxygen Demand COD, jumlah karbon organik dan oksigen terlarut D.O. Parameter anorganik di dalam air dapat digambarkan dalam bentuk salinitas, kesadahan, pH, keasaman, alkalinitas dan kandungan besi Fe, mangan Mn, klorida Cl?, sulfat SO4²? , sulfida S²¯ , logam berat Hg, Pb, Cr, Cu, Zn , organik ammonia N-NH3, nitrit N-NO2, nitrat N-NO3 dan orto fosfat Suratmo, 1991:

a. Analisis Kualitas Air sumur

Data yang terkait dan diukur adalah suhu, pH air sumur, nitrat, nitrit, kadmium Cd, mangan Mn, besi Fe, bahan organik total dan kekeruhan turbiditas. Pengukuran suhu, pH dan turbiditas dilakukan di lapangan in situ. Pada penelitian ini metode yang dipakai disesuaikan dengan parameter yang diteliti. Data tersebut digunakan untuk melakukan kajian potensi pencemaran air yang diakibatkan oleh keberadaan TPA sampah. Untuk menetapkan kelayakan air sumur sebagai bahan baku air minum, ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor Kep-02MENKLHI1988, tentang Baku Mutu Air golongan B, dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416MENKESIX1990, tentang persyaratan kualitas air minum. 47

b. Analisis Kualitas Air sungai

Data yang terkait dengan pengaruh TPA terhadap kualitas air sungai diperoleh dari pengujian laboratorium seperti pengukuran suhu, pH, kekeruhan turbiditas, Konduktivitas DHL, BOD, COD, ammonia, nitrit dan nitrat, padatan tersuspensi TSS dan kecepatan arus. Pengukuran suhu, pH, DHL, turbiditas dan kecepatan arus dilakukan di lapangan in situ. Data tersebut untuk melakukan kajian potensi pencemaran air sungai yang diakibatkan oleh kegiatan TPA sampah.

c. Analisis Kualitas air lindi

Data yang terkait dengan kualitas air lindi diperoleh dari pengujian laboratorium seperti nitrat, nitrit, pH, BOD dan COD, sulfida, klorida, seng dan besi. Gambaran kualitas air lindi terbagi dalam dua kategori, yaitu air lindi pada titik inlet IPAS dan outlet IPAS. Titik inlet adalah air lindi yang masuk ke dalam IPAS dari landfill, sedangkan outlet adalah air lindi yang telah mengalami pengolahan di IPAS. Air lindi yang dianalisis antara lain dari zone I sampai dengan zone V untuk mengetahui perbedaan kondisi fisik kimia, oleh karena setiap zone digunakan untuk penimbunan sampah dengan waktu yang berbeda. Data tersebut selanjutnya digunakan untuk melakukan kajian potensi pencemaran air yang diakibatkan oleh pencemaran air lindi.

B. Data Mikrobiologi