Karakteristik Sampah Perkotaan dan TPA

58 Tabel 11. Jumlah dan Perkembangan Penduduk di tiga Kelurahan. Kelurahan No Bulan Sumur Batu Jiwa Ciketing Udik Jiwa Cikiwul Jiwa 1. Januari 7.227 6.308 7.121 2. Pebruari 7.246 10.126 16.813 3. Maret 7.248 10.146 16.813 4. April 7.274 10.168 16.815 5. Mei 7.286 10.189 16.816 6. Juni 7.292 10.193 16.824 7. Juli 7.309 10.229 16.839 8. Agustus 7.324 10.244 16.855 9. September 7.474 10.270 16.903 10. Oktober 7.474 10.282 16.909 11. Nopember 7.477 10.289 16.952 12. Desember 7.469 10.303 16.954 Jumlah 88.100 109.504 192.614 Sumber: Kantor Kecamatan Bantar Gebang, Bekasi 2001.

B. Karakteristik Sampah Perkotaan dan TPA

a. Karakteristik sampah Sampah mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu kota dengan kota lainnya, tergantung dari sumber, tingkat sosial ekonomi penduduk dan iklim Suryanto, 1988. Karakteristik untuk berbagai jenis sampah seperti nilai kalor dan kadar air sampah dan kadar abu Laboratorium Balai Pelatihan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan, Departemen Kimpraswil, 2005, nilai kadar air sampah permukiman 45,93 , pasar modern 36,59 , sekolahan 31,31 , dan industri 23,73 . Nilai kadar air tertinggi berasal dari sumber sampah pasar tradisional 56,5 8 , hal ini disebabkan adanya banyak komponen sampah yang memiliki kandungan air yang cukup tinggi seperti kulit buah, sisa sayuran, dan buah yang sudah membusuk, sedangkan kadar air terendah didapatkan dari sumber sampah yang bersumber dari perkantoran 23,17 , jenis sampah yang banyak ditemui umumnya kandungan air yang rendah seperti karet, plastik, kertas dan logam. 59 Sedangkan kadar abu sampah dipengaruhi oleh banyak sedikitnya kandungan bahan yang mudah terbakar yang terdapat di dalam sampah, kadar abu yang terdapat dari sumber sampah pasar modern 17,13 , permukiman 16,24 , sekolahan 13,92 dan industri 11,93 . Kadar abu tertinggi adalah sampah yang berasal dari sampah perkantoran 17,60 , sedangkan kadar abu terendah berasal dari sampah pasar tradisional 10,26 . Nilai kalor merupakan salah satu karakteristik sampah yang dapat mempengaruhi proses incenerator, nilai kalor dari sumber sampah sekolahan 3248 kalkg, perkantoran 2434 kalkg, pasar modern 2102 kalkg dan permukiman 2072 kalkg. Nilai kalor sampah tertinggi berasal dari sampah indus tri nilai kalor 3553 kalkg sedangkan terendah didapatkan yang berasal dari sampah pasar tradisional nilai kalor 1778 kalkg. Sampah yang berasal dari industri mempunyai nilai yang relatif tinggi, karena adanya komponen tertentu yang dapat menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan dilihat dari jenis komponen yang ada maka prosentase yang tertinggi pada jenis komponen tekstil atau kain, kertas dan plastik, sedangkan sampah yang berasal dari pasar merupakan sampah yang menghasilkan nilai kalor yang terendah karena dilihat dari komposisinya maka keadaannya berlawanan dengan sampah yang berasal dari sampah industri, dimana komposisi sampah pasar terbesar adalah organik. b. Komposisi sampah 1. Komposisi fisik sampah DKI Jakarta adalah besarnya komponen pembentukan sampah yang dihasilkan rata-rata terdiri dari sampah organik 65,05 , kertas 10,11 , kayu 3,12 , kain dan tekstil 2,45 , karet, kulit dan yang sejenis 0,55 , logam 1,90 , kaca, gelas 1,63 , baterai 0,28 , plastik 11,08 , tulang, kulit telur 1,09 dan lain- lain 2,74 Dinas Kebersihan DKI Jakarta, 1999. Data Dinas Kebersihan 2004, jumlah sampah yang terangkut ke TPA Bantargebang sebanyak 6.446.886 m³ Tabel 12. 60 Tabel 12. Jumlah sampah yang dibawa ke TPA Bantar Gebang Tahun 2004 No Sumber sampah Sampah per tahun m³ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Dinas Kebersihan Sudin Jakarta Pusat Sudin Jakarta Utara Sudin Jakarta Barat Sudin Jakarta Selatan Sudin Jakarat Timur SPA Sunter SPA Cakung PD Pasar Jaya Swastanisasi Kebersihan Swasta Umum Kendaraan sewa 79.524 154.448 101.915 82.510 441.319 313.285 1.032.328 935.486 275.801 1.989.910 13.536 1.026.824 Jumlah 6.446.886 Sumber: Dinas Kebersihan DKI Jakarta 2005. 2. Komposisi kimia, adalah besarnya kandungan zat kimia yang terdapat dalam sampah. Komposisi kimia berhubungan dengan alterna tif pemrosesan atau pengolahan dan pilihan pemulihan Suryanto, 1988. Pada sistem sanitary landfill dan open dumping, komposisi kimia dapat dimanfaatkan untuk mengetahui tingkat pencemaran yang ditimbulkan oleh lindi terhadap air tanah. Umumnya komposisi kimia sampah terdiri dari zat karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur dan fospor C,H,O,N,S,P, serta unsur lainnya yang terdapat dalam protein, karbohidrat dan lemak Suryanto, 1988. c. Densitas atau Kepadatan Sampah Kepadatan sampah menyatakan bobot sampah per satuan volume. Pada sistem sanitary landfill, kepadatan sampah diperlukan untuk menentukan ketebalan lapisan sampah yang akan dibuang pada sistem tersebut. Tempat Pemusnahan Akhir TPA Bantar Gebang, menampung sampah dari DKI Jakarta dan Kota Bekasi. Menurut Butler 2002, sampah yang berasal dari Kota Jakarta dengan volume 19.500 sampai dengan 23.000 m³ perhari atau, sekitar 6.000 ton 61 perhari, komposisi bahan organiknya serupa dengan kota-kota lain di Indonesia, antara 80 hingga 90 dari total sampah organik dan anorganik Tabel 13. Tabel 13. Komposisi bahan organik dan anorganik di TPA Bantar Gebang No Material Presentase 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kayu Kertas Tekstil Organik yang dapat membusuk Total Zat Organik Plastik Kaca Logam Lainnya 5,70 10,71 4,05 65,96 86,4 8,24 2,14 1,49 1,71 Sumber: Butler 2002.

C. Umur Teknis TPA Bantar Gebang