Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keterampilan menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa sangatlah penting untuk dikuasai, terutama di era teknologi canggih seperti sekarang ini, karena melalui tulisan, orang dapat mengungkapkan ide dan gagasannya tanpa harus bertatap muka secara langsung dengan orang lain atau pembaca. Menurut Wiyanto 2004:4, tulisan dapat menembus ruang dan waktu. Artinya, tulisan dapat dibaca oleh orang yang berada di berbagai tempat pada waktu sekarang dan yang akan datang sehingga ilmu pengetahuan dapat terus berkembang. Namun, banyak orang yang tidak menyadari pentingnya keterampilan menulis. Bahkan sebagian besar mereka merasa malas dan enggan menulis, karena dalam proses menulis dibutuhkan pemikiran yang mendalam dan waktu yang luang. Oleh karena itu, peningkatan keterampilan menulis sangat perlu diupayakan. Salah satu keterampilan berbahasa yang diajarkan di sekolah adalah keterampilan menulis, termasuk keterampilan menulis argumentasi. Keterampilan menulis argumentasi tergolong keterampilan yang tidak mudah dikuasai. Hal tersebut disebabkan penulis argumentasi harus mampu memengaruhi pembaca agar percaya dengan apa yang diungkapkannya. Pernyataan-pernyataan yang diungkapkan harus disertai dengan fakta-fakta yang mendukung dan membuktikan gagasan-gagasan penulisnya. Dibutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang luas agar penulis mampu meyakinkan pembaca terhadap isi 2 tulisannya. Selain itu, diperlukan latihan secara rutin dan bertahap agar bisa menulis argumentasi secara terampil. Bila hal tersebut dapat terpenuhi, keterampilan menulis argumentasi tidaklah sulit untuk dikuasai. Uraian tersebut bertolak belakang dengan kondisi pembelajaran menulis argumentasi yang terjadi di sekolah. Guru maupun siswa masih menganggap keterampilan menulis argumentasi lebih sulit diajarkan maupun dikuasai daripada keterampilan berbahasa yang lain atau keterampilan menulis selain argumentasi. Selain itu, guru tidak memiliki waktu yang cukup untuk membimbing siswa dalam menguasai keterampilan menulis argumentasi. Mengingat lemahnya kondisi pembelajaran menulis di sekolah semacam itu, wajar apabila siswa tidak berminat dalam melaksanakan pembelajaran sehingga kurang terampil dalam menulis argumentasi. Rendahnya minat siswa juga tidak lepas dari faktor perencanaan dan pendekatan pembelajaran menulis argumentasi. Pemilihan media yang menarik dan efektif disertai teknik yang tepat dapat meningkatkan semangat dan keaktifan siswa dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Salah satu alternatif pemilihan media dan teknik untuk meningkatkan keterampilan menulis argumentasi siswa adalah menerapkan media gambar karikatur dan teknik pancingan kata kunci pada pembelajaran menulis argumentasi. Pembelajaran tersebut menuntut siswa untuk menguasai kompetensi dasar yang telah disebutkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, yaitu siswa dapat menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentatif. Kompetensi dasar tersebut akan dapat 3 tercapai dengan baik apabila siswa telah memenuhi indikator-indikator pembelajaran yang meliputi: 1 mampu mengidentifikasi topik dengan menentukan kata-kata kunci, mengembangkannya menjadi kalimat-kalimat sederhana yang mengandung proposisi, dan menyimpulkan topik berdasarkan gambar karikatur, 2 mampu mengorganisasi isi tulisan argumentasi sesuai struktur dan pola pengembangan yang isinya bertujuan meyakinkan pembaca dengan menunjukkan fakta-fakta yang dapat mendukung gagasannya, 3 mampu menulis argumentasi dengan memperhatikan penggunaan bahasa dan EYD. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia kelas X.1 MA Al Hadi Mranggen Demak, peneliti mendapat keterangan bahwa dalam menulis argumentasi, banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah standar atau dapat dikatakan belum mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh guru atau sekolah, yaitu 70. Berdasarkan daftar hasil belajar siswa, sebanyak 40 dari jumlah siswa kelas X.1 MA Al Hadi Mranggen Demak belum mendapatkan nilai yang dianggap tuntas. Rendahnya nilai yang diperoleh siswa dapat diukur dari pencapaian indikator yang belum maksimal yang menjadi bukti kemampuan menulis argumentasi siswa masih rendah. Pada indikator mampu mengidentifikasi topik dengan menentukan kata- kata kunci, mengembangkannya menjadi kalimat-kalimat sederhana yang mengandung proposisi, dan menyimpulkan topik berdasarkan gambar karikatur, siswa sudah dapat mengidentifikasi kata-kata kunci sesuai topik yang terkandung dalam gambar karikatur. Selain itu, siswa juga merasa lebih mudah karena dalam menentukan kata-kata kunci, siswa berkolaborasi dengan guru. Siswa juga sudah 4 dapat mengungkapkan gagasannya dan membuat kalimat sederhana, serta dapat menyimpulkan topik berdasarkan gambar karikatur. Akan tetapi, masih ada beberapa kalimat yang belum mengandung proposisi. Jadi, pada indikator tersebut, siswa tidak banyak mengalami kesulitan. Kelemahan siswa terdapat pada indikator mampu mengorganisasi isi tulisan argumentasi sesuai struktur dan pola pengembangan yang isinya bertujuan meyakinkan pembaca dengan menunjukkan fakta-fakta yang dapat mendukung gagasannya. Hal ini disebabkan siswa belum memahami karakteristik argumentasi serta malas membaca dan menyimak, sehingga informasi yang diketahui siswa menjadi terbatas. Akhirnya, siswa tidak mampu meyakinkan pembaca karena tidak dapat mengungkapkan fakta-fakta sebagai bukti yang dapat memperkuat argumen yang disampaikan. Siswa juga masih lemah pada indikator mampu menulis argumentasi dengan memperhatikan penggunaan bahasa dan EYD. Siswa kesulitan dalam mengembangkan kerangka argumentasi yang telah dibuat menjadi sebuah paragraf yang kohesif dan koheren. Selain itu, tulisan argumentasi yang dihasilkan siswa menunjukkan rendahnya penguasaan kosakata, kekurangtepatan diksi, ketidakefektifan kalimat, serta ketidakbakuan ejaan. Kelemahan-kelemahan siswa dalam mencapai indikator pembelajaran menulis argumentasi tersebut harus segara diatasi agar keterampilan menulis argumentasi siswa dapat meningkat. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menerapkan pembelajaran menulis argumentasi melalui media gambar karikatur teknik pancingan kata kunci. 5 Ada berbagai jenis media ditinjau dari segi audio, visual, maupun audiovisual. Media visual paling cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis karena siswa dapat mengamati objek secara mendalam dalam kurun waktu yang relatif lama sehingga siswa mudah dan bebas menggali gagasan dan informasi dari objek tersebut untuk dikembangkan menjadi sebuah tulisan. Berbeda dengan media visual, media audio maupun audiovisual berkaitan dengan indra pendengaran Sadiman 2008:49. Media tersebut menghantarkan informasi secara sekilas sehingga siswa sulit menerima informasi secara lengkap dan jelas. Media tersebut lebih cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran menyimak. Menurut hemat peneliti, media gambar karikatur merupakan salah satu jenis media visual yang menarik dan efektif untuk digunakan dalam pembelajaran menulis argumentasi. Efek visualisasi gambar karikatur yang biasanya mengandung humor dan sindiran dapat menarik minat siswa. Gambar karikatur mengandung pesan, kritik, dan informasi yang dapat merangsang siswa untuk mengungkapkan gagasan-gagasannya. Gambar karikatur juga berfungsi mengkhususkan topik dan sebagai sarana untuk menghubungkan berbagai bahan seperti fakta-fakta, peristiwa-peristiwa, hasil-hasil observasi, berita-berita di media, dan dokumen-dokumen penting yang dapat digunakan untuk memperkuat argumen yang disampaikan sesuai dengan topik yang terkandung dalam gambar karikatur. Selain itu, media gambar karikatur juga tergolong murah dan mudah didapat, serta efisien dan mudah diterapkan dalam pembelajaran. Selain memiliki keunggulan, media gambar karikatur juga memiliki kelemahan, yaitu gambar yang disajikan terkadang sulit ditafsirkan oleh siswa. 6 Pesan yang disampaikan oleh karikaturis melalui gambar karikatur harus dapat ditafsirkan dan dipahami oleh siswa dengan tepat. Peneliti memberikan solusi dengan cara menerapkan teknik pancingan kata kunci untuk memudahkan siswa dalam memahami pesan atau topik yang terkandung dalam gambar karikatur. Teknik pembelajaran kata kunci termasuk salah satu teknik pembelajaran kosakata yang dikembangkan oleh Suyatno 2004. Pada saat pembelajaran menulis argumentasi, teknik pancingan kata kunci diterapkan dengan cara guru memancing siswa untuk menentukan kata-kata kunci sesuai topik yang terkandung dalam gambar karikatur. Pancingan kata ini memacu kreativitas dan mendorong siswa dalam menentukan pilihan kata yang tepat, serta memudahkan siswa untuk mengungkapkan argumen-argumennya. Setelah itu, siswa dapat mengembangkan kata-kata kunci menjadi kalimat-kalimat berproposisi dan menulis argumentasi berdasarkan gagasan dan fakta-fakta. Peneliti beranggapan media gambar karikatur teknik pancingan kata kunci sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran menulis argumentasi. Penerapan media gambar karikatur teknik pancingan kata kunci dapat meningkatkan minat siswa dan mengatasi kesulitan yang dialami siswa dalam menuangkan ide, gagasan, dan argumen-argumennya melalui visualisasi gambar karikatur yang dipermudah dengan pancingan kata kunci. Berdasarkan uraian masalah serta pertimbangan-pertimbangan yang dikemukakan tersebut, peneliti mengadakan penelitian dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Argumentasi melalui Media Gambar Karikatur Teknik Pancingan Kata Kunci pada Siswa Kelas X.1 MA Al Hadi Mranggen Demak. 7

1.2 Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PENGELOMPOKAN KATA BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIII A MTS AL ISLAM LIMPUNG KAB. BATANG

0 20 230

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN MELALUI TEKNIK SHOW NOT TELL DENGAN MEDIA TEKS DRAMA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

5 41 167

Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Berdasarkan Pengalaman Pribadi dengan Teknik Kata Kunci melalui Media Foto Siswa Kelas VII SMP Islam Al Munawaroh Banjarnegara

0 9 167

PENERAPAN MEDIA GAMBAR KARIKATUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X E SMA NEGERI 1 JOGOROGO KABUPATEN NGAWI TAHUN AJARAN 2009 2010

0 6 116

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN MELALUI TEKNIK SHOW NOT TELL DENGAN MEDIA TEKS DRAMA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MRANGGEN KABUPATEN DEMAK.

0 0 1

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI DENGAN TEKNIK PANCINGAN KATA KUNCI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 MOJOTENGAH KABUPATEN WONOSOBO.

0 0 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI DENGAN TEKNIK PANCINGAN KATA KUNCI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 MOJOTENGAH KABUPATEN WONOSOBO.

5 19 145

Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Teknik Penemuan Kata Kunci Melalui Media Gambar Siswa Kelas VII C MTs Nahdlatusy Syubban Sayung Demak.

0 3 138

Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Media Gambar Karikatur melalui Teknik Pancingan Kata Kunci Siswa Kelas VIII F SMP Negeri 13 Semarang Tahun Pelajaran 2008/2009.

0 2 146

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DENGAN TEKNIK KATA KUNCI KELAS VII I

0 3 11