55
2.2.4 Pembelajaran Menulis Argumentasi melalui Media Gambar Karikatur Teknik Pancingan Kata Kunci
Pembelajaran menulis argumentasi adalah pembelajaran yang membantu siswa untuk meningkatkan daya nalar dan kekritisan siswa dalam melihat,
menemukan, menilai, dan menyelesaikan masalah atau fenomena-fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya yang diwujudkan dalam bentuk tulisan
argumentatif. Pembelajaran menulis argumentasi pada penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan media gambar karikatur dan teknik pancingan kata kunci
sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis argumentasi. Sebagai sebuah model, pembelajaran menulis argumentasi dengan
media gambar karikatur teknik pancingan kata kunci mempunyai empat komponen, yaitu sintaks, sistem sosial, peran guru, dan sarana pendukung.
Keempat hal tersebut dijelaskan sebagai berikut. 1
Sintaks Secara garis besar, langkah-langkah pembelajaran menulis argumentasi
melalui media gambar karikatur teknik pancingan kata kunci terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap pendahuluan, inti, dan penutup. Tahap inti dibagi lagi ke dalam
tahap eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Langkah-langkah tersebut akan diuraikan sebagai berikut.
Tahap pendahuluan; guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab dengan siswa tentang tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan
manfaat yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran tersebut. Guru memberi motivasi kepada siswa untuk meningkatkan keterampilan menulis.
56
Tahap inti; 1 eksplorasi; guru memberi contoh penerapan media gambar karikatur dan teknik pancingan kata kunci dalam menulis argumentasi. Caranya
dengan menampilkan contoh gambar karikatur. Secara klasikal, guru meminta siswa untuk berpendapat secara lisan. Guru memberikan beberapa kata kunci yang
sesuai dengan gambar karikatur sebagai pancingan. Siswa menentukan kata-kata kunci lain, mengembangkan kata-kata kunci menjadi kalimat-kalimat sederhana,
menyimpulkan topik, dan membuat kerangka argumentasi sesuai dengan gambar karikatur yang disajikan. Kemudian, siswa bersama guru menulis satu paragraf
argumentasi berdasarkan kalimat-kalimat yang telah dibuat, 2 elaborasi; siswa membentuk kelompok. Setelah itu, siswa diberi gambar karikatur dengan topik
tertentu. Siswa berdiskusi mengenai gambar karikatur tersebut. Guru memberi pancingan kata kunci yang berkaitan dengan gambar tersebut sebelum siswa mulai
menulis argumentasi. Siswa berdiskusi menentukan kata-kata kunci lain, mengembangkannya menjadi kalimat-kalimat berproposisi, menyimpulkan topik,
dan membuat kerangka argumentasi. Kemudian siswa menulis argumentasi secara individu berdasarkan kalimat-kalimat tersebut dengan ditunjang berbagai bahan
yang dimiliki. Hasil tulisan siswa disunting oleh teman satu kelompok, 3 konfirmasi; setelah siswa selesai menulis argumentasi, siswa yang ditunjuk oleh
anggota kelompoknya mewakili kelompok membacakan hasil tulisannya di depan kelas. Siswa lain memperhatikan dan memberi tanggapan.
Tahap penutup; guru bersama siswa melakukan refleksi, mengevaluasi, dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memotivasi
siswa agar rajin berlatih menulis, khususnya menulis argumentasi.
57
2 Sistem Sosial
Sistem sosial yang berlangsung dalam pembelajaran ini adalah keterlibatan guru, siswa, dan masyarakat umum. Kedudukan guru pada hakikatnya sebagai
fasilitator, sedangkan siswa berkedudukan sebagai subjek pembelajaran sehingga bebas menggali pengetahuan-pengetahuan dari luar lingkungan sekolah yang
dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Sementara itu, masyarakat umum dan komponen di luar sekolah dapat dijadikan sebagai objek sasaran yang
dapat membantu siswa meningkatkan keterampilannya. Pada tahap eksplorasi, guru dan siswa terlibat dalam kegiatan memahami teknis pelaksanaan sebelum
siswa melakukan unjuk kerja. Pada bagian tertentu, kegiatan dilakukan secara kelompok, sementara pada bagian lain, siswa harus menyelesaikan persoalan
secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan secara kerja sama, contohnya saat siswa mencari bahan-bahan tulisan dari berbagai sumber. Siswa dapat saling berbagi,
sedangkan guru dapat memberi masukan atau saran. Pada saat siswa sudah cukup memiliki bahan dan siap untuk menulis, prinsip kerja sama sudah tidak berlaku
lagi. Siswa harus menulis secara individu. 3
Peran Guru Selama proses pembelajaran menulis argumentasi melalui media gambar
karikatur teknik pancingan kata kunci, guru bertindak sebagai model, fasilitator, konsultan, dan motivator. Guru melakukan pemodelan secara klasikal. Guru
merangsang siswa dengan sebuah topik yang dimunculkan dalam bentuk gambar karikatur. Apabila siswa mengalami kesulitan untuk memahami maksud yang
terkandung dalam gambar karikatur, guru memberikan stimulus berupa pancingan
58
kata-kata kunci secara kolaboratif dengan siswa. Guru juga bisa bertindak sebagai instruktur dengan cara penyampaian yang memotivasi dan mengarahkan siswa
untuk mencari informasi dari berbagai sumber yang dapat menunjang tulisan argumentatif.
4 Sistem Pendukung
Sistem pendukung dalam melaksanaan model pembelajaran menulis argumentasi melalui media gambar karikatur teknik pancingan kata kunci adalah
berbagai sarana, alat, atau media yang dapat memudahkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, salah satunya adalah gambar karikatur. Pancingan kata-kata
kunci yang diberikan guru juga dapat mempermudah pemahaman topik. Selain itu, sarana dan prasarana seperti perpustakaan, laboratorium bahasa yang bisa
digunakan untuk mengakses informasi secara online, televisi, radio, dan koran juga dapat dimanfaatkan siswa untuk menemukan bahan-bahan yang bisa
menunjang siswa dalam mengemukakan argumennya. Siswa juga dapat memanfaatkan segala informasi yang berupa fakta-fakta, peristiwa-peristiwa,
hasil-hasil penelitian dan observasi, berita-berita di media, data atau dokumen- dokumen yang penting, kesaksian, aoutoritas para ahli, statistik, dan lain-lain yang
dapat membantu siswa dalam menunjukkan bukti-bukti yang memperkuat argumen-argumen yang sulit dibantah sehingga mampu meyakinkan pembaca.
2.3 Kerangka Berpikir
Keterampilan menulis argumentasi menjadi salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting untuk ditingkatkan. Keterampilan tersebut