32
2.2.1.4 Menulis Argumentasi
Proses penalaran dalam menulis argumentasi dibedakan menjadi penalaran induksi dan penalaran deduksi Keraf 1987:45-57. Induksi adalah suatu proses
berpikir yang bertolak dari suatu atau sejumlah data atau pernyataan yang bersifat faktual untuk menurunkan suatu kesimpulan. Berpikir induktif adalah suasana
proses berpikir dari hal yang khusus menuju hal yang bersifat umum. Proses penalaran dimulai dari penelitian dan evaluasi atas fenomena-fenomena yang ada
sampai pada sebuah kesimpulan. Berlawanan dengan induksi, deduksi merupakan proses berpikir atau bernalar dari suatu proposisi yang sudah ada menuju pada
suatu proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan. Berpikir deduktif adalah proses bernalar dari suatu hal yang bersifat umum menuju hal yang bersifat
khusus. Pada argumentasi deduktif, proposisi yang bersifat umum diturunkan menjadi proposisi baru yang merupakan kesimpulan. Proposisi baru yang
dimaksud ialah suatu proposisi yang bersifat mengidentifikasi suatu peristiwa khusus yang bertalian dengan proposisi umum. Bila identifikasi yang dilakukan
benar dan proposisi yang diajukan juga benar, maka dapat ditarik kesimpulan yang benar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis argumentasi adalah 1 tujuan; pada awalnya penulis akan mengatasi persetujuan atau penyangkalan
terhadap sebuah proposisi, ide, gagasan, dan pendapat tanpa berusaha meyakinkan seseorang untuk setuju. Pada tahap berikutnya, penulis mulai mengungkap
persoalan hingga pembaca menjadi setuju dengan pendapatnya, 2 penetapan sikap; sebelum membuat rencana, penulis sudah menentukan sikapnya, yaitu
33
menentukan penggarapan topik, 3 buah pikiran; penulis harus dapat memanfaatkan pengetahuan yang dimilikinya. Selain itu, dalam tulisan
argumentatif bukanlah kejadian atau peristiwa yang ditulis, melainkan peristiwa atau kejadian itu harus menjadi kerangka bagi gagasan, ide, spekulasi, teori, dan
pendapat, 4 penggarapan; paragraf argumentasi dikembangkan dengan dua pola secara logis, yaitu secara induktif dan deduktif, 5 ilustrasi dan kontras; setiap
pernyataan yang umum, premis, atau generalisasi sebaiknya disertai dengan ilustrasi dan contoh-contoh. Demikian pula jika ada dua hal yang
diperbandingkan, penulis harus dapat memberikan kontras, 6 gaya; penulis harus menggunakan bahasa Indonesia yang sederhana dan langsung mengarah pada
sasaran topik yang diulas, dan 7 perencanaan; penulis harus membuat perencanaan yang lengkap sebelum mulai menulis Parera 1993:11-13.
Sasaran yang harus ditetapkan dalam menulis argumentasi adalah 1 tulisan argumentatif harus mengandung kebenaran untuk mengubah sikap dan
keyakinan orang mengenai topik yang akan diargumentasikan, 2 penulis harus berusaha menghindari setiap istilah yang dapat menimbulkan prasangka tertentu,
3 penulis harus membatasi pengertian istilah yang digunakan untuk menghindari timbulnya ketidaksesuaian pendapat akibat perbedaan pengertian, 4 penulis
harus menetapkan secara tepat letak perbedaan-perbedaan pendapat yang akan diargumentasikan Keraf 2007:103-104.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa proses penalaran dalam menulis argumentasi terbagi menjadi dua macam, yaitu induksi
dan deduksi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis argumentasi yaitu
34
tujuan, penetapan sikap, buah pikiran, penggarapan, ilustrasi dan kotras, gaya penulisan, dan perencanaan. Sasaran dalam argumentasi yaitu kebenaran isi
tulisan, istilah yang menimbulkan perbedaan pendapat, dan menentukan letak perbedaan pendapat.
2.2.1.5 Struktur Argumentasi