Tanah Cara Pengumpulan Data

54 menampilkan nilai tahanan cahaya R. Metoda ini pada prinsipnya adalah membandingkan jumlah cahaya yang terukur di bawah kanopi dengan cahaya yang terdapat di atas kanopi. Yang harus diperhatikan pada saat memasang alat ini adalah lensa tidak boleh diarahkan langsung pada sumber cahaya yang ada pada gap kanopi dan sebaiknya pengukuran dilakukan pada saat angin sedang tenang. Waktu pengukuran adalah antara pukul 11.00 hingga 13.00 dengan maksud untuk mengurangi variasi yang disebabkan oleh sudut datang cahaya. Pada setiap sub-plot besarnya nilai R dirata-ratakan dari enam kali pengulangan.

4.6.4 Tanah

Untuk mendapatkan gambaran karakteristik fisik dan kimia tanah pada lokasi penelitian dilakukan analisis tanah pada agroforest karet di beberapa lokasi yang mewakili. Plot contoh yang terpilih untuk diambil contoh tanahnya terletak di Kecamatan Muara Kuamang, Tanah Tumbuh, Semambu dan Rantau Pandan pada plot yang sama dengan plot contoh survei jenis anakan tumbuhan berkayu seperti yang disajikan pada Tabel 4.3. Tabel 4. 3 Lokasi dan jumlah plot contoh tanah yang diambil pada lokasi penelitian Kecamatan Jumlah Nama Plot Muara Kuamang MKG 6 MKSU4, MKSM1,MKJC5, MKSIH5, MKSR1, MKSMJ2 Tanah Tumbuh TTB 6 TTER1,TTER2,ABER1,ABER2,BBER1,BBER2 Semambu SMB 6 SKER1,SJER1,TKER1,SMER1,SMER2,BSER1 Rantau Pandan RTP 10 RHEA1,RJEA1,RLES1,RLES2,SRP10,SRP18,SRP2,SRP20,SRP21, SRP22 Total 28 Pemilihan plot untuk pengambilan contoh tanah didasarkan pada kemiripan jenis anakan tumbuhan berkayu pada plot-plot yang telah berumur 30 tahun ke atas. Indeks kemiripan yang dipakai adalah indeks Jaccard yang didasarkan pada hadir tidaknya suatu jenis dan data kelimpahan jenis dalam suatu plot contoh. Plot-plot yang memiliki jenis yang lebih mirip akan terlihat mengelompok setelah diskalakan dengan teknik multi dimensional scaling MDS. Dari setiap kelompok yang terbentuk tersebut kemudian ditentukan plot pedon dan jumlah plot multipedon pada setiap lokasi. Gambar 4.4 berikut 55 memperlihatkan posisi lokasi plot contoh yang telah telah diskalakan jaraknya berdasarkan kemiripan jenis anakan tumbuhan berkayu. Gambar 4.4 MDS plot di Rantau Pandan, Muara Kuamang, Tanah Tumbuh dan Semambu berdasarkan similaritas komposisi flora a dan plot pedon terpilih untuk pengambilan contoh tanah b Pada masing-masing pedon diambil contoh tanahnya pada 3 kedalaman, yaitu 0-10 cm, 10-20 cm dan 50-60 cm masing-masing 3 kali ulangan disepanjang garis transek. Contoh tanah yang berasal dari ulangan pada kedalaman yang Rantau Pandan Semambu Muara Kuamang Tanah Tumbuh 56 sama kemudian dicampur rata lalu di keringanginkan dan dikemas dalam kantong plastik masing-masing seberat 500 gram. Contoh ini kemudian dikirim ke Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanah Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat PUSLITTANAK untuk dianalisa. Untuk analisis tekstur tanah dihitung persentase pasir, debu dan liat pada semua tingkat kedalaman 0-10cm, 20-30cm dan 50-60cm. Sedangkan analisis kimia tanah parameter yang dihitung adalah tingkat kemasaman tanah pH H 2 O dan pH KCl , C, N dan rasio CN, P potensial P 2 O 5 HCl 25, K potensial K 2 O HCl 25, P tersedia P 2 O 5 Bray1, K tersedia K 2 O Morgan, kapasitas tukar kation Ca, Mg, K, Na dalam NH 4 -Acetat 1N, pH 7, kemasaman dapat tukar Al 3+ dan H + KCl 1N dan persentase kejenuhan basa. Analisis kimia tanah hanya dilakukan pada kedalaman 0-10 cm saja.

4.6.5 Umur dan Asal Vegetasi Agroforest Karet