Umur Agroforest Karet Karakteristik Habitat Agroforest Karet dan Hutan

92 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Cole-Rarefaction 50 100 150 Agrostitachys sp. 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Cole-Rarefaction 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Psychotria viridiflora Gambar 5.10 Hubungan antara jenis anakan paling dominan di agroforest karet dan hutan dengan kekayaan dan keragaman jenis anakan yang diwakili oleh rarefaction Coleman. Jenis paling dominan di hutan adalah Agrostitachys sp1 a dan jenis paling dominan di agroforest karet adalah Psychotria viridiflora b.

5.1.2.2. Umur Agroforest Karet

Rentang umur agroforest karet berdasarkan dari hasil wawancara dengan petani pemilik agroforest karet yang telah dicocokkan dengan hasil analisa perubahan lahan dari citra satelit adalah antara 8 tahun hingga 90 tahun. Umur agroforest karet dibagi menjadi empat kelas, yaitu kelas umur I untuk plot yang berumur 20 tahun, kelas umur II untuk plot yang berumur antara 20 hingga 40 tahun, kelas umur III untuk plot yang berumur antara 40 hingga 60 tahun dan kelas umur IV untuk plot yang berumur 60 tahun. Distribusi plot contoh dan lokasi penelitian menurut kelas umur agroforest karet dapat dilihat pada Gambar 5.11. Plot contoh di Rantau Pandan terdistribusi ke dalam semua kelas umur. Plot contoh di Muara Kuamang hanya terdiri atas tiga kelas umur yaitu kelas umur I, II dan III. Plot contoh di Semambu juga hanya terdiri atas tiga kelas umur, yaitu kelas umur II, III dan IV. Plot contoh di Sepunggur hanya memiliki dua kelas umur, yaitu kelas umur II dan IV. Plot contoh a b 93 di Pulau Batu semuanya termasuk ke dalam kelas umur II, sedangkan plot contoh di Tanah tumbuh semuanya termasuk dalam kelas umur IV. PBT 0.0 2.0 0.0 0.0 MKG 1 2 3 4 5 Kelas umur 4.0 9.0 3.0 0.0 RTP Lokasi 1 2 3 4 5 Kelas umur 2.0 19.0 14.0 7.0 SMB 1 2 3 4 5 Kelas umur 0.0 3.0 1.0 2.0 SPG 1 2 3 4 5 Kelas umur 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 Count 0.0 2.0 0.0 1.0 TTB 1 2 3 4 5 Kelas umur 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Count 0.0 0.0 0.0 8.0 Gambar 5.11 Distribusi jumlah plot contoh menurut kelas umur dan lokasi. Lokasi penelitian adalah Muara Kuamang MKG, Rantau Pandan RTP, Sepunggur SPG, Semambu SMB, Pulau Batu PBT dan Tanah Tumbuh TTB. Kelas umur yaitu kelas umur 1 20 tahun, kelas umur 2 = 20-40 tahun, kelas umur 3 = 40-60 tahun dan kelas umur 4 60 tahun Kelas umur agroforest karet berpengaruh nyata terhadap nilai probabilitas Simpson dan tidak nyata terhadap rarefaction Coleman. Untuk probabilitas Simson terlihat, kelas umur III 40-60 tahun nilainya lebih tinggi dan berbeda nyata dengan kelas I 20 tahun, II 20-40 tahun dan IV 60 tahun. Tabel 5.12 berikut adalah nilai rata-rata rarefaction Coleman, probabilitas Simpson dan indeks kemiripan Morishita-Horn pada setiap kelas umur dan perbedaan nilai rata- rata secara statistik antar kelas umur agroforest karet. 94 Tabel 5.12 Perbandingan nilai rata-rata rarefaction Coleman dan indeks kemiripan Morishita-Horn menurut kelas umur agroforest karet Kelas umur tahun Rata-rata Rarefaction Coleman Rata-rata Probabilitas Simpson IS Morishita-Horn dengan Hutan I 20 tahun 47±18.64 a 0.794 ± 0.036 a 0.019 II 20-40 tahun 49±13.26 a 0.889 ± 0.014 a 0.150 III 40-60 tahun 60±12.27 a 0.931 ± 0.018 b 0.220 IV 60 tahun 52±6.13 a 0.904 ± 0.019 a 0.158 Hutan 68±17.82 b 0.935 ±0.043 b - Keterangan: Angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 1 Tukey HSD Walaupun kelas umur berpengaruh terhadap kekayaan dan keragaman jenis anakan, akan tetapi nilai korelasinya sangat kecil. Meningkatnya umur tidak menyebabkan meningkatnya kekayaan dan keragaman jenis anakan secara linear. Hal ini terlihat pada kelas umur IV yang nilai kekayaan dan keragaman jenis anakannya justru lebih rendah dibandingkan dengan kelas umur III. Demikian juga halnya dengan nilai indeks kemiripan Morishita-Horn. Jadi dapat dikatakan bahwa meningkatnya umur agroforest karet belum tentu berarti bahwa keragaman jenis anakan yang ada di dalamnya juga akan meningkat. Hal ini diperjelas kembali oleh Gambar 5.12, yang memperlihatkan kurva akumulasi jenis untuk setiap kelas umur berdasarkan pertambahan jumlah plot contoh. Dari gambar tersebut terlihat, kurva akumulasi jenis antar kelas umur tidak terpisah dengan jelas. Gambar 5.12 Kurva akumulasi jenis anakan tumbuhan berkayu pada hutan dan agroforest karet berdasarkan kelas umur KelasUmur2 95 Tabel 5.13 berikut ini memperlihatkan perbandingan tingkat kekayaan dan keragaman jenis berdasarkan umur agroforest karet pada beberapa lokasi yang berbeda. Karena tidak semua kelas umur terdapat di semua lokasi, maka yang dianalisa di sini hanya pada plot yang berlokasi di Muara Kuamang, Rantau Pandan dan Semambu. Namun, di antara lokasi tersebut tidak semua kelas umur dapat diperbandingkan karena jumlah plot contoh yang tersedia tidak mencukupi Gambar 5. 11. Berdasarkan hasil uji ANOVA, kelas umur tidak berpengaruh terhadap nilai rata-rata tingkat kekayaan dan keragaman jenis anakan pada semua lokasi. Tabel 5.13 Rata-rata nilai rarefaction Coleman dan probabilitas Simpson pada berbagai kelas umur agroforest karet menurut lokasi Lokasi Kelas Umur Rata-rata rarefaction Coleman Rata-rata probabilitas Simpson I 49.56±25.38 a 0.752 ±0.290 a II 51.69 ±10.99 a 0.834 ±0.102 a Muara Kuamang III 70.57±10.18 a 0.954 ±0.016 a I 42.60 ±6.63 a 0.859 ±0.056 a II 48.03 ±13.62 a 0.910 ±0.036 a III 58.39 ±10.35 a 0.942 ±0.026 a Rantau Pandan IV 53.86 ±6.14 a 0.916 ±0.058 a II 35.54±7.97 a 0.845 ±0.014 a Semambu IV 49.84 ±11.10 a 0.893 ±0.001 a Keterangan: Angka pada kolom yang sam a yang diikuti oleh huruf sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 1 Tukey HSD Pada lokasi Muara Kuamang terlihat, meningkatnya kelas umur mengakibatkan meningkatnya kekayaan dan keragaman jenis secara linear. Namun pada lokasi Rantau Pandan hasilnya sama dengan sebelumnya, yaitu meningkatnya kelas umur tidak menyebabkan meningkatnya kekayaan dan keragaman jenis secara linear. Kekayaan dan keragaman jenis anakan pada kelas umur IV lebih rendah dan berbeda secara nyata dibandingkan dengan kelas umur III, sedangkan kelas umur I, II dan III peningkatan keragaman jenis terjadi secara linear. Hasil yang didapatkan dari analisa sebelumnya yang menggabungkan semua data, tampaknya sangat dipengaruhi oleh kondisi di Rantau Pandan ini. Hal ini mungkin dikarenakan jumlah plot contoh yang cukup banyak di Rantau Pandan dibandingkan dengan lokasi lain. Untuk lokasi Semambu, kelas umurnya tidak lengkap urutannya, sehingga tidak dapat dipakai untuk menyimpulkan apakah peningkatan kekayaan dan keragaman jenis 96 memang linear dengan peningkatan kelas umur, walaupun nilai rata-rata keragaman jenis berbeda secara nyata antara kelas umur II dengan IV. Jadi terlihat di sini bahwa pengaruh peningkatan kelas umur agroforest karet terhadap peningkatan kekayaan dan keragaman jenis berbeda-beda menurut lokasi. Berikut ini adalah Tabel 5.14 yang menyajikan 10 jenis anakan yang dominan pada keempat kelas umur serta indeks nilai penting INP masing- masing jenis. Analisa jenis dominan dan INP ini dilakukan untuk melihat perbedaan jenis anakan dominan berdasarkan kelas umur dan perubahan nilai INP pada masing-masing jenis tersebut. Jumlah jenis anakan tumbuhan berkayu yang ditemukan pada kelas umur I adalah 161 jenis, pada kelas umur II adalah 506 jenis, kelas umur III adalah 419 jenis dan kelas umur IV adalah 371 jenis. Tabel 5.14 Sepuluh jenis anakan paling dominan dan indeks nilai penting INP masing-masing jenis pada empat kelas umur di agroforest karet Kelas umur I 20 tahun Kelas umur II 20-40 tahun Jenis Suku INP Jenis Suku INP Hevea brasiliensis Euphorbiaceae 42.14 Hevea brasiliensis Euphorbiaceae 10.61 Psychotria viridiflora Rubiaceae 8.34 Psychotria viridiflora Rubiaceae 10.43 Anisophyllea disticha Rhizophoraceae 7.67 Fordia nivea Fabaceae 5.11 Macaranga trichocarpa Euphorbiaceae 7.46 Symplocos cochinchinensis Symplocaceae 5.00 Clidemia hirta Melastomaceae 7.19 Aporusa octandra Euphorbiaceae 4.90 Fordia nivea Fabaceae 3.28 Mallotus moritzianus Euphorbiaceae 4.22 Gonocaryum gracile Icacinaceae 3.03 Glochidion rubrum Euphorbiaceae 3.92 Glochidion rubrum Euphorbiaceae 2.73 Anisophyllea disticha Rhizophoraceae 3.87 Galearia aristifera Euphorbiaceae 2.25 Helicia robusta Proteaceae 3.66 Bridelia tomentosa Euphorbiaceae 2.05 Rinorea anguifera Violaceae 3.52 Kelas umur III 40-60 tahun Kelas umur IV 60 tahun Jenis Suku INP Jenis Suku INP Fordia nivea Fabaceae 7.46 Leptonychia heteroclita Sterculiaceae 9.72 Anisophyllea disticha Rhizophoraceae 7.27 Archidendron bubalinum Fabaceae 5.86 Canarium patentinervium Burseraceae 4.53 Artocarpus kemando Moraceae 5.77 Psychotria viridiflora Rubiaceae 4.24 Syzygium polyanthum Myrtaceae 5.28 Hevea brasiliensis Euphorbiaceae 3.73 Mallotus moritzianus Euphorbiaceae 4.87 Aporusa octandra Euphorbiaceae 3.40 Coffea robusta Rubiaceae 4.61 Garcinia parvifolia Clusiaceae Guttiferae 3.37 Anisophyllea disticha Rhizophoraceae 3.60 Palaquium hexandrum Sapotaceae 3.29 Timonius wallichianus Rubiaceae 3.37 Lepionurus sylvestris Opiliaceae 3.05 Aporusa octandra Euphorbiaceae 3.09 Rhodamnia cinerea Myrtaceae 2.79 Hevea brasiliensis Euphorbiaceae 2.77 97

5.1.2.3. Vegetasi Asal Agroforest Karet