50 dilakukan, janji tersebut belum direalisasikan. Perusahaan hanya memberikan
kompensasi kepada desa sebesar Rp. 20.000,- per m
3
kayu. Mata pencaharian masyarakat sekitar hutan umumnya ‘berbalok’ atau membalak kayu. Karena
persediaan kayu di hutan semakin berkurang, lokasi berbalok semakin lama semakin jauh masuk ke hutan. Sekarang ini kondisi vegetasi hutan umumnya
rusak kecuali hutan yang terdapat di puncak bukit terjal yang sulit dijangkau. Ada dua plot di Semambu yang merupakan kebun karet gagal tanam yaitu BSER1 dan
BSER2. Kedua plot ini digolongkan ke dalam tipe vegetasi belukar muda. Hutan di Pasir Mayang yang merupakan hutan penelitian BIOTROP
memiliki luas sekitar 2700 hektar. Hutan ini terletak pada Kecamatan VII Koto. Hutan ini dikelilingi oleh berbagai tipe penggunaan lahan lain, di antaranya areal
konsesi hutan PT. IFA BARITO dan perkebunan karet. Di dalam kawasan ini terdapat 10 ha plot contoh permanen yang belum pernah dibalak. Telah banyak
penelitian yang dilakukan pada plot permanen ini antara lain keragaman vegetasi, karbon stok, iklim, status unsur hara, laju dekomposisi dan lain-lain. Jenis dan
komposisi vegetasi penyusun telah diketahui dengan baik dan telah dibuat peta posisi setiap pohon. Kondisi hutan masih cukup bagus karena areal ini memang
belum pernah dibalak sebelumnya. Tabel 4.2 menyajikan lokasi, jumlah plot dan deskripsi singkat plot contoh yang diambil di hutan.
Tabel 4. 2 Lokasi, jumlah plot contoh dan deskripsi singkat plot contoh di hutan
K K
a a
b b
u u
p p
a a
t t
e e
n n
Kecamatan D
D e
e s
s a
a D
D e
e s
s k
k r
r i
i p
p s
s i
i J
J u
u m
m l
l a
a h
h p
p l
l o
o t
t Bungo
Rantau Pandan
Rantau Pandan
Hutan bekas HPH 20
Bungo Tanah Tumbuh
Rambah Hutan adat yang didominasi
pohon bulian 3
Bungo Muara Bungo
Sepunggur Sisa hutan bekas pembalakan
1 Tebo
Sumai Semambu
4 plot hutan bekas HPH dan 2 plot belukar muda
6 Tebo
VII Koto Pasir Mayang
Plot permanen PT IFA Barito dan BIOTROP
1 J
J u
u m
m l
l a
a h
h 31
4.6 Cara Pengumpulan Data
4.6.1 Survei Jenis Anakan
Metode pengumpulan data anakan dilakukan dengan metode transek dengan sub-unit contoh berbentuk lingkaran. Satu agroforest karet dianggap
51 sebagai satu plot pengamatan. Biasanya satu agroforest karet mempunyai luas
antara 1 hingga 4 hektar. Dalam setiap plot dibuat garis transek sepanjang 60 meter. Garis transek diusahakan untuk ditempatkan di tengah-tengah agroforest
karet guna menghindari efek tepi. Selain itu kehomogenan dalam plot contoh juga diperhatikan. Di sepanjang garis tersebut dibuat sub-unit contoh berbentuk
lingkaran berdiameter 6 meter dengan jumlah minimal 10 buah. Anakan yang dicatat dan dihitung kelimpahannya adalah anakan tumbuhan berkayu selain liana
yang memiliki tinggi di atas 1 meter dan berdiameter di bawah 3 cm. Untuk menyeragamkan ukuran antar unit contoh, jumlah individu anakan bukan karet
minimal 200 anakan pada setiap plot. Jika dalam 10 sub-unit contoh tersebut jumlah individu anakan non karet belum mencapai 200, sub-unit contoh
ditambahkan di sebelah kiri danatau kanan garis transek dengan jarak 10 meter. Gambar 4.2 adalah sketsa garis transek plot dan posisi sub-unit contoh yang
berbentuk lingkaran.
Gambar 4.2 Sketsa garis transek dan sub-unit contoh berbentuk lingkaran yang dipakai untuk mengumpulkan data anakan tumbuhan berkayu di
lapangan
Setiap anakan yang diduga merupakan jenis yang berbeda, setelah dihitung dan dicatat jumlahnya, diambil sampelnya lalu diberi label, diberi alkohol,
dimasukkan ke pengepress spesimen selanjutnya dikeringkan dengan suhu 85 C
selama dua hari dan diidentifikasi jenisnya. Untuk membedakan jenis anakan di lapangan dipakai beberapa kriteria morfologi anakan yang mudah diamati lalu
diperbandingkan Rasnovi, 2001. Untuk menghindari terambilnya anakan jenis liana dan pemanjat pada saat di lapangan, diperhatikan ciri-ciri yang menunjukkan
anakan tersebut sebagai jenis liana dan pemanjat, seperti memiliki sulur untuk
1 2
3
TL d
Keterangan: d
: diameter sub unit contoh 6 m TL
: panjang garsi rintis 60 m 1,2,3
: nomor sub unit contoh
52 membelit, duri atau kait untuk memanjat serta batang yang kecil lurus dan lentur.
Jika setelah identifikasi masih terdapat jenis yang tergolong liana dan pemanjat, jenis ini akan dikeluarkan dari data. Semua data jenis dan kelimpahannya beserta
informasi setiap plot disimpan dalam database DIVORA versi 1 yang didisain oleh tim ICRAF Vincent, et al., 2004.
4.6.2 Struktur Tegakan Agroforest Karet dan Hutan