2. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
2.1 Letak Geografis
Lokasi penelitian terletak di dua kabupaten yaitu Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo Provinsi Jambi. Berdasarkan posisi geografis, batas administratif
Kabupaten Bungo terletak antara 1 08
’
– 1 55
’
Lintang Selatan dan 101 27
’
– 102
30
’
Bujur Timur. Sedangkan Kabupaten Tebo terletak pada 0° 51 32 - 1° 54 50 Lintang Selatan dan 101° 48 57 - 102° 49 17 Bujur Timur. Luas
keseluruhan wilayah Kabupaten Bungo adalah 7160 km
2
dan terbagi ke dalam 9 kecamatan dan 126 desa BPS Bungo, 2002. Sedangkan luas Kabupaten Tebo
adalah 6 461 km
2
terbagi ke dalam 9 kecamatan dan 94 desa dan kelurahan. Gambar 2.1 memperlihatkan lokasi penelitian dan lokasi pengambilan plot contoh.
Gambar 2.1 Peta lokasi penelitian dan lokasi pengambilan plot contoh di agroforest karet dan hutan di Kabupaten Bungo dan Kabupaten
Tebo.
8
Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo ditetapkan dengan UU No. 54 tahun 1999 dengan Ibukota Muara Bungo dan Muara Tebo. Sebelumnya
Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo bergabung dalam satu kabupaten dengan nama Kabupaten Bungo Tebo BPS Bungo, 2002. Sebahagian besar wilayah
Kabupaten Tebo terletak pada Daerah Aliran Sungai DAS Batang Hari. Menurut Murdiyarso et al. 2002, DAS Batang Hari adalah DAS kedua terbesar di Pulau
Sumatera dan termasuk salah satu dari 20 DAS kritis yang terdapat di Indonesia. Panjang aliran Sungai Batang Hari di Kabupaten Tebo sekitar ± 300 km dan luas
aliran sungai mencapai ± 71.400 Ha. Sedangkan di Kabupaten Bungo, sungai terpanjang adalah sungai Batang Tebo yang merupakan salah satu anak sungai
Batang Hari. Sungai Batang Hari mempunyai beberapa anak sungai yang terdapat pada kedua kabupaten yaitu Batang Tabir, Batang Pelepat, Batang
Bungo, Batang Tebo, Batang Sumay, Batang Langsisip dan Batang Jujuhan.
2.2 Vegetasi
Provinsi Jambi memiliki zona vegetasi yang lengkap mulai dari mangrove, hutan rawa, hutan rawa gambut, hutan dataran rendah hingga hutan dataran
tinggi dan pegunungan di sepanjang bukit barisan. Tipe vegetasi yang paling mendominasi di antara vegetasi tersebut adalah hutan dataran rendah yang
tersebar di sebelah barat dan timur pegunungan bukit barisan. Karena Kabupaten Bungo dan Tebo tidak berbatasan dengan laut, mangrove dan vegetasi pantai
lainnya tidak dapat dijumpai pada kedua kabupaten ini. Jenis vegetasi yang mendominasi dari segi luas kawasan baik di Kabupaten Bungo maupun Tebo
adalah vegetasi hutan Ekadinata dan Vincent, 2003; BPS Tebo, 2003. Untuk mendapatkan gambaran jenis yang mendominasi pada vegetasi
hutan di Bungo dan Tebo, di sini dikutip hasil penelitian yang dilakukan oleh Laumonier 1994 yang dilakukan di Taman Nasional Kerinci Seblat TNKS yang
secara administratif terletak pada Kabupaten Bungo dan masih berdekatan dengan Kabupaten Tebo ini. Laumonier membagi jenis vegetasi di TNKS
berdasarkan ketinggian. Karena hutan di Kabupaten Bungo dan Tebo memiliki ketinggian paling tinggi hanya 1000 m dpl., maka yang dikutip di sini hanya
vegetasi sub pegunungan bawah yang memiliki ketinggian hingga 1400 m dpl. Jenis yang mendominasi vegetasi hutan dataran rendah 150-200 m dpl. adalah
9
jenis Dipterocarpaceae meranti-merantian seperti Dipterocarpus sp., Shorea atrinervosa, dan Shorea multiflora. Jenis yang mendominasi pada hutan
perbukitan 300-800 m dpl. adalah Sterculia sp. dan jenis-jenis dari suku Dipterocarpaceae, Burseraceae dan Fagaceae. Sedangkan jenis yang
mendominasi hutan sub-pegunungan 800-1400 m dpl adalah jenis dari suku Myrtaceae dan Fagaceae. Selain itu juga terdapat berbagai jenis bambu-
bambuan. Menurut Dinas Kehutanan Provinsi Jambi 2004, hutan di Provinsi Jambi
menurut fungsinya dibagi menjadi tujuh kawasan, yaitu cagar alam, taman nasional, taman hutan raya, taman wisata alam, hutan lindung, hutan produksi
dan hutan produksi terbatas. Tabel 2.1 menyajikan luas kawasan hutan menurut fungsinya yang terdapat pada wilayah Kabupaten Bungo dan Tebo. Berdasarkan
luas kawasan, baik di Kabupaten Bungo maupun Kabupaten Tebo, kawasan hutan produksi menempati urutan pertama yang disusul kemudian oleh kawasan
taman nasional.
Tabel 2. 1 Jenis dan luas kawasan hutan menurut fungsinya di Kabupaten Bungo dan Tebo
Kawasan hutan menurut fungsinya Kabupaten Bungo
Kabupaten Tebo Cagar alam ha
- -
Taman Nasional ha 38.800.00
31.702.00 Taman Hutan Raya ha
- -
Taman Wisata Alam ha -
110.5 Hutan Lindung ha
13,529.40 6,657.00
Hutan Produksi ha 98,225.95
229,190,45 Hutan Produksi Terbatas ha
- 18.507.00
Jumlah 150,555.35
286,166,95 Sumber: Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, 2004
Taman nasional yang termasuk dalam kawasan Kabupaten Bungo adalah Taman Nasional Kerinci Seblat dengan perincian 2 555 ha termasuk ke dalam
wilayah Kecamatan Rantau Pandan dan 36 245 ha termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Tanah Tumbuh. Sedangkan di Kabupaten Tebo, taman nasional yang
terdapat di dalam wilayahnya adalah Taman Nasional Bukit 30 dan Cagar Budaya Bukit 12 dengan perincian 14 120 ha termasuk ke dalam wilayah Kecamatan
Tebo Ilir dan 17 582 ha termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Sumay. Taman wisata alam TWA hanya terdapat di Kabupaten Tebo yaitu TWA Bukit Sari yang
terletak di Kecamatan Tebo Ilir. Terdapat satu hutan lindung di Kabupaten Bungo
10
yaitu Hutan Lindung Bukit Panjang Rantau Bayur yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Rantau Pandan seluas 7 599.4 ha dan Kecamatan Pelepat
seluas 5 930 ha. Sedangkan di Kabupaten Tebo terdapat Hutan Lindung Bukit Limau yang terbagi dalam dua kecamatan yaitu Kecamatan Tebo Ulu seluas 1
790 ha dan Kecamatan VII Koto seluas 4 867 ha. Hutan produksi di Kabupaten Bungo terdapat di Kecamatan Pelepat, Rantau Pandan dan Tanah Tumbuh.
Sedangkan di kabupaten Tebo terdapat pada hampir semua kecamatan yaitu Tebo Ilir, Tebo Tengah, Tebo Ulu, Sumay dan VII Kota, kecuali Kecamatan Rimbo
Bujang. Kawasan hutan produksi terbatas hanya terdapat di Kabupaten Tebo yaitu Kecamatan Tebo Ilir, Tebo Tengah dan Sumay.
2.3 Fauna