99 Dari keenam lokasi, hanya Rantau Pandan dan Muara Kuamang yang
memiliki penyebaran plot contoh yang cukup merata untuk kedua tipe asal vegetasi. Berdasarkan uji ANOVA terlihat hanya plot di Rantau Pandan yang
memiliki tingkat kekayaan dan keragaman jenis anakan yang berbeda nyata antara plot yang asal vegetasinya hutan dengan plot yang asal vegetasinya
belukar. Sedangkan di Muara Kuamang, perbedaan tersebut tidak nyata. Tabel 5.17 menyajikan perbedaan nilai rata-rata rarefaction Coleman dan probabilitas
Simpson di Muara Kuamang dan Rantau Pandan berdasarkan tipe asal vegetasi agroforest karet.
Tabel 5.17 Perbedaan nilai rata-rata rarefaction Coleman dan probabilitas Simpson berdasarkan asal vegetasi agroforest karet di Muara
Kuamang dan Rantau Pandan
Nama Lokasi Asal vegetasi
Rata-rata probabilitas Simpson
Rata-rata rarefaction Coleman
Belukar 0.84
±0.164
a
55.49
±9.64
a
Muara Kuamang Hutan alam
0.85
±0.152
a
56.09
±16.67
a
Belukar 0.90
±0.039
a
43.90
±9.49
a
Rantau Pandan Hutan alam
0.94
±0.036
b
59.50
±9.19
b
Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 1 Tukey HSD
5.1.2.4. Intensitas Manajemen Agroforest Karet
Berdasarkan kriteria yang dipakai untuk menentukan intensitas manajemen agroforest karet, banyaknya plot yang masuk ke dalam masing-
masing kelompok intensitas manajemen adalah 16 plot untuk kelompok intensitas manajemen tinggi intensive-productive, 34 plot untuk kelompok intensitas
manajemen rendah extensive-productive dan 24 plot untuk kelompok tidak ada lagi manejemen. Untuk mendapatkan data yang lebih homogen, empat plot
dikeluarkan dari analisa. Tiga plot yaitu plot MKJC4, SRP4 dan SRP15 dikeluarkan karena agroforest karet masih belum disadap muda sedangkan satu
plot yaitu plot SJC9 dikeluarkan karena sering digenangi banjir karena lokasinya sangat dekat dengan hutan rawa.
Tabel 5.18 menyajikan jumlah plot berdasarkan lokasi dan kelompok intensitas manajemen. Secara keseluruhan jumlah plot contoh cukup merata di
100 setiap kelas intensitas manajemen agroforest karet. Jika dilihat menurut lokasi,
intensitas manajemen tinggi hanya ada pada dua lokasi, intensitas manajemen rendah terdapat pada lima lokasi dan agroforest karet yang sudah tidak ada
manajemen juga terdapat di lima lokasi. Jika dilihat berdasarkan lokasi, penyebaran plot contoh di Rantau Pandan dan Muara Kuamang cukup merata di
semua kelas. Tabel 5.18 Jumlah plot berdasarkan lokasi pada masing-masing kelompok
intensitas manajemen agroforest karet
Lokasi Tinggi
Rendah Tidak ada lagi
manajemen Muara Kuamang
3 10
2 Rantau Pandan
13 19
8 Tanah Tumbuh
- -
8 Semambu
- 1
5 Sepunggur
- 2
1 Pulau Batu
2 -
Total 16
34 24
Tabel 5.19 memperlihatkan nilai rata-rata rarefaction Coleman, probabilitas Simpson dan indeks kemiripan jenis Morishita-Horn dengan hutan berdasarkan
tingkat intensitas manajemen agroforest karet. Berdasarkan hasil uji ANOVA, tidak ada perbedaan yang nyata hingga pada taraf uji 5, nilai rata-rata
rarefaction Coleman dan probabilitas Simpson antara ketiga kelompok intensitas manajemen. Namun jika dilihat berdasarkan nilai, terdapat kecenderungan
semakin tinggi intensitas manajemen agroforest karet, nilai rarefaction Coleman dan probabilitas Simpson semakin kecil. Demikian juga untuk indeks kemiripan
jenis anakan di agroforest karet dengan jenis anakan di hutan.
Tabel 5.19 Nilai rata-rata rarefaction Coleman, probabilitas Simpson dan indeks kemiripan jenis Morishita-Horn dengan hutan berdasarkan tingkat
intensitas manajemen agroforest karet
Intensitas manajemen agroforest karet
Rata-rata rarefaction
Coleman Rata-rata
probabilitas Simpson Indeks Morishita-
Horn dengan hutan AFK manajemen tinggi
48±3.5
a
0.88±0.081
a
0.113 AFK manajemen rendah
53±2.4
a
0.90±0.099
a
0.116 AFK tidak ada manajemen
56±2.9
a
0.91±0.067
a
0.269 Hutan
68±2.5
b
0.94±0.043
b
- Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf sama tidak berbeda nyata pada
taraf uji 1 Tukey HSD
101 Gambar 5.14 berikut ini adalah Kurva akumulasi jenis anakan pada hutan
dan agroforest karet berdasarkan intensitas manajemen agroforest karet.
Gambar 5.14 Kurva akumulasi jenis anakan tumbuhan berkayu pada hutan dan agroforest karet berdasarkan intensitas manajemen
Kurva akumulasi jenis anakan juga memperlihatkan pola pemisahan walaupun tidak terlalu nyata. Kurva akumulasi jenis anakan pada plot hutan
menempati posisi paling atas. Berturut-turut selanjutnya adalah kurva akumulasi jenis anakan untuk agroforest karet yang sudah tidak ada pengaruh manajemen
dari manusia, kurva akumulasi jenis anakan untuk agroforest karet dengan intensitas manajemen rendah dan yang paling bawah adalah kurva akumulasi
jenis anakan untuk agroforest karet dengan tingkat intensitas manajemen tinggi. Berdasarkan hasil ini dapat dikatakan bahwa intensitas manajemen agroforest
karet berkorelasi negatif terhadap kekayaan dan keragaman jenis anakan tumbuhan berkayu di agroforest karet.
Tabel 5.20 menyajikan perbedaan nilai rata-rata rarefaction Coleman dan probabilitas Simpson jenis anakan berdasarkan intensitas manajemen yang
dipisahkan berdasarkan lokasi yaitu di Muara Kuamang dan Rantau Pandan. Hasil uji ANOVA pada masing-masing lokasi tersebut menunjukkan, walaupun
tidak berbeda nyata pada taraf uji 1, namun intensitas manajemen agroforest karet mempengaruhi secara nyata pada taraf 5 terhadap nilai rata-rata
Rendah Hutan
No
n
Tinggi
Plot
102 rarefaction Coleman baik di Rantau Pandan maupun di Muara Kuamang.
Sedangkan nilai probabilitas Simpson tetap tidak dipengaruhi oleh intensitas manajemen agroforest karet.
Tabel 5.20 Perbedaan nilai rata-rata rarefaction Coleman dan probabilitas Simpson jenis anakan tumbuhan berkayu berdasarkan intensitas
manajemen agroforest karet di Muara Kuamang dan Rantau Pandan
Lokasi Intensitas Manajemen
Rata-rata rarefaction Coleman
Rata-rata probabilitas Simpson
Tinggi 42.48±11.05
a
0.747±0.070
a
Rendah 54.90±14.12
a
0.845±0.166
a
Muara Kuamang Tidak ada manajemen
73.26±9.80
a
0.961±0.014
a
Tinggi 48.84±10.68
a
0.913±0.042
a
Rendah 50.29±9.80
a
0.916±0.040
a
Rantau Pandan Tidak ada manajemen
61.22±1451
a
0.938±0.044
a
Keterangan: Angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 1 Tukey HSD
5.1.3. Kekayaan Jenis, Keragaman Jenis, Kemiripan Jenis dan Keragaman