10
yaitu Hutan Lindung Bukit Panjang Rantau Bayur yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Rantau Pandan seluas 7 599.4 ha dan Kecamatan Pelepat
seluas 5 930 ha. Sedangkan di Kabupaten Tebo terdapat Hutan Lindung Bukit Limau yang terbagi dalam dua kecamatan yaitu Kecamatan Tebo Ulu seluas 1
790 ha dan Kecamatan VII Koto seluas 4 867 ha. Hutan produksi di Kabupaten Bungo terdapat di Kecamatan Pelepat, Rantau Pandan dan Tanah Tumbuh.
Sedangkan di kabupaten Tebo terdapat pada hampir semua kecamatan yaitu Tebo Ilir, Tebo Tengah, Tebo Ulu, Sumay dan VII Kota, kecuali Kecamatan Rimbo
Bujang. Kawasan hutan produksi terbatas hanya terdapat di Kabupaten Tebo yaitu Kecamatan Tebo Ilir, Tebo Tengah dan Sumay.
2.3 Fauna
Menurut PHKA 2003 Pulau Sumatera memiliki kekayaan fauna yang cukup tinggi. Diperkirakan terdapat sekitar 580 jenis burung dan sebanyak 465
jenis di antaranya menetap dan 21 jenis endemik. Di antara jenis tersebut terdapat sembilan jenis rangkong hornbill. Untuk mamalia, di Sumatera
diperkirakan terdapat sekitar 201 jenis mamalia dan 15 jenis di antaranya hanya dapat ditemui di wilayah Sumatera saja seperti orang utan sumatera Pongo abelii,
harimau sumatera Panthera tigris sumatrae, badak sumatera Dicerorrhinus sumatraensis dan gajah sumatera Elephas maximus sumatranus . Selain itu
terdapat 22 jenis mamalia asia yang hanya dapat ditemui di wilayah Indonesia. Selain itu juga terdapat begitu banyak jenis amfibi, reptil, serangga dan hewan
kecil lainnya yang belum diketahui dengan pasti jumlah jenisnya. Kekayaan fauna yang terdapat di Kabupaten Bungo dan Tebo seperti
halnya tumbuhan juga dapat dicerminkan oleh jenis-jenis yang ada di TNKS. Pada beberapa literatur disebutkan bahwa dalam TNKS terdapat tidak kurang dari
85 jenis mamalia dan 23 di antaranya termasuk jenis yang terancam punah menurut IUCN dan lima jenis di antaranya adalah mamalia endemik Sumatera.
Untuk burung diperkirakan terdapat sekitar 370 jenis dan 58 jenis di antaranya termasuk jenis yang terancam punah menurut kriteria IUCN dan 13 jenis adalah
burung endemik Sumatera. Burung kuau Argusianus argus masih dapat dengan mudah ditemui di hutan-hutan di pinggiran pemukiman. Sedangkan untuk jenis
amfibi, reptil, serangga dan hewan kecil lainnya hingga saat ini masih sedikit sekali informasi yang tersedia.
11
2.4 Iklim
Secara umum iklim di kepulauan Indonesia adalah iklim tropika basah yang dicirikan oleh suhu dan kelembaban yang tinggi sepanjang tahun. Menurut
Schmidt dan Fergusson yang mengklasifikasikan tipe hujan berdasarkan bulan basah dan bulan kering, Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo termasuk ke
dalam daerah dengan tipe hujan kelas A dimana 11 hingga 12 bulan dalam setahun curah hujan rata-rata adalah 100 mm per bulan dan hanya satu bulan
yang memiliki curah hujan rata-rata 60 mm. Rata-rata curah hujan tahunan pada kedua kabupaten adalah antara 2149 hingga 3012 mm.
Data curah hujan bulanan berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh ICRAF dari tahun 1996 hingga 2002 di desa Rantau Pandan dan Sepunggur
Kabupaten Bungo dapat dilihat pada Gambar 2.4. Dalam setahun terdapat satu puncak basah dan satu puncak kering. Puncak curah hujan tertinggi terjadi antara
bulan November hingga Februari dan puncak curah hujan terendah terjadi antara bulan Mei hingga September dengan sedikit variasi. Pola curah hujan seperti ini
menghasilkan dua musim dalam setahun yaitu musim hujan dan musim kemarau. Bagaimanapun terdapat variasi pola curah hujan tahunan. Seperti yang
terlihat pada Gambar 2.2, di antara kurun waktu 1997 hingga 2002 pada kedua lokasi, curah hujan terendah terjadi pada bulan September 1997. Hal ini
dikarenakan pengaruh fenomena El Nino yang merupakan gejala iklim tahunan yang terjadi secara berkala. El Nino pada tahun 1997 merupakan salah satu
kejadian El Nino yang cukup parah dimana terjadi kekeringan yang hampir merata di seluruh wilayah Indonesia. Sedangkan curah hujan tertinggi selama kurun
waktu tersebut terjadi pada bulan Januari 2002 di Rantau Pandan.
Sumber: stasiun pengamatan curah hutan ICRAF Kabupaten Bungo
Gambar 2.2 Grafik curah hujan bulanan selama 6 tahun pengamatan dari tahun 1997 - 2002 di Rantau Pandan dan Sepunggur Kabupaten Bungo
Curah Hujan Sepunggur
100 200
300 400
500 600
Jan Feb
Mar Ap r
Me i
Ju ni
Juli Agust
Sept Okt Nov Des
1997 1998
1999 2000
2001 2002
Curah Hujan Rantaupandan
100 200
300 400
500 600
700
Jan Feb Ma
r Ap
r Mei Juni
Juli Agust
Sept Okt Nov Des
1997 1998
1999 2000
2001 2002
12
Seperti umumnya daerah tropik lain, temperatur disepanjang tahun tidak terlalu bervariasi. Kisaran rata-rata suhu di Kabupaten Bungo adalah antara 27
C hingga 30
C. Temperatur maksimum rata-rata adalah antara 30 C pada bulan
Januari hingga 32.3 C pada bulan Mei dan Oktober sedangkan temperatur
minimumnya antara 22.1 C pada bulan Juli dan September hingga 22.7
C pada bulan April dan Mei Rachman, et al, 1997. Sedangkan untuk Kabupaten Tebo
suhu udara berkisar antara 27 -29
C, kelembaban udara berkisar antara 85,2 – 96,1 dan penyinaran matahari berkisar antara 27,7 – 38,4 BPS Kab.
Tebo, 2003.
2.5 Tanah, Geologi dan Topografi