156 Berdasarkan nilai proporsi, jenis yang hanya ditemukan beregenerasi di
agroforest karet, lebih tinggi nilai proporsinya pada kelompok jenis anakan yang cenderung terdistribusi ke arah kelas cahaya yang lebih tinggi cenderung suka
cahaya. Sedangkan jenis anakan yang hanya ditemukan beregenerasi di hutan, proporsinya lebih tinggi pada kelompok jenis anakan yang cenderung terdistribusi
ke arah kelas cahaya rendah cenderung suka naungan. Adapun nilai proporsi kelompok jenis anakan berdasarkan preferensi terhadap cahaya pada ketiga
kelompok jenis anakan yang dipisahkan berdasarkan tempat ditemukan dapat dilihat pada Tabel 5.45. Preferensi jenis ditentukan berdasarkan data gabungan
antara agroforest karet dan hutan.
Tabel 5.44 Proporsi jenis yang hanya ditemukan di agroforest, hutan dan pada agroforest karet dan hutan berdasarkan kelompok jenis yang
cenderung suka cahaya dan jenis yang cenderung suka naungan
Kelompok jenis berdasarkan preferensi
terhadap cahaya Total
jenis Proporsi jenis
yang hanya ditemukan di RAF
Proporsi jenis yang hanya ditemukan di
hutan Proporsi jenis yang
ditemukan di RAF dan hutan
Cenderung suka cahaya 7
0.429 0.143
0.429 Cenderung suka naungan
18 0.111
0.222 0.667
Jumlah jenis yang ditemukan memililiki preferensi yang nyata terhadap faktor cahaya sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah jenis anakan yang
ada. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan dalam beberapa literatur yang menyebutkan bahwa jenis anakan di hutan tropika umumnya adalah generalis
dan tidak memperlihatkan dengan jelas kekhususan terhadap kondisi habitat tertentu van Ulft, 2004.
5.2.3.2. Kelompok Pemencar Biji yang Berperan di Agroforest Karet dan Hutan
Kelompok zookhori-jauh berupa burung, kelelawar, primata dan mamalia lain yang memiliki jarak jelajah yang jauh adalah kelompok pemencar biji yang
paling banyak dan penting peranannya pada kedua tipe vegetasi, hutan dan agroforest karet. Hewan-hewan ini menghubungkan aliran gen dari hutan ke
agroforest karet dan sebaliknya melalui biji yang disebarkannya. Hasil ini sesuai
157 dengan yang dikatakan oleh Hammond dan Brown 1995 bahwa jenis di hutan
tropika secara umum bijinya dipencarkan oleh hewan. Berdasarkan pola distribusi, kelompok pemencar zookhori-dekat berupa hewan pengerat dan
mamalia tanah yang jarak jelajahnya relatif dekat dan anemokhori cenderung lebih banyak di agroforest karet dibandingkan hutan. Pemencaran oleh angin juga
cenderung lebih banyak di agroforest karet dibandingkan hutan. Sedangkan kelompok autokhori lebih nyata peranannya di hutan dibandingkan di agroforest
karet Gambar 5.26. Jika jenis dipisahkan menurut tempat kehadiran, yaitu jenis yang hanya
ditemukan di hutan saja, jenis yang ada di agroforest karet saja dan jenis yang ditemukan pada kedua tempat baik hutan maupun agroforest karet, hasilnya
semakin memperjelas hasil analisa sebelumnya. Autokhori cenderung lebih banyak berperan untuk jenis yang hanya ditemukan di hutan daripada jenis yang
hanya terdapat di agroforest karet dan jenis yang terdapat pada kedua tipe vegetasi hutan dan agroforest karet. Autokhori adalah pemencaran biji tanpa
bantuan agen pemencar biji yang lain. Biasanya memiliki ukuran buah dan biji yang besar dan berat, dan atau buah kering pecah di udara yang bijinya sedikit
sekali mengandung endosperm dan tidak menarik bagi hewan pemakan biji dan buah. Jadi dapat dipastikan bahwa anakan jenis ini akan sangat sedikit mampu
mengkoloni agroforest karet terutama jika hutan dengan agroforest karet dipisahkan oleh jarak yang cukup jauh. Sedangkan kelompok pemencar biji yang
berperan nyata untuk jenis yang hanya ditemukan di agroforest karet adalah zookhori-jauh, dibandingkan dengan jenis yang hanya ditemui di hutan dan jenis
yang terdapat pada kedua tipe vegetasi. Hal ini dapat difahami karena sistem agroforest karet lebih banyak menerima influks propagul dari sistem di luar dirinya
selain yang sudah ada di dalam sistemnya. Karena kelompok pemencar biji zookhori-jauh seperti burung yang berukuran besar dan kelelawar yang daya
jelajahnya dapat melintasi beberapa tipe lanskap dalam radius hingga ratusan km, maka sumber biji jenis tersebut mungkin saja bukan berasal dari hutan yang ada
di dekatnya. Sedangkan kelompok pemencar biji zookhori-dekat lebih berperan pada jenis yang terdapat pada kedua tipe vegetasi dari pada jenis yang hanya
ditemui di hutan dan jenis yang hanya ditemui di agroforest karet, walaupun perbedaannya tidak nyata. Sedangkan anemokhori tidak nyata beda peranannya
pada ketiga kelompok jenis anakan Gambar 5.25.
158 Analisa berdasarkan lokasi menunjukkan, pada lokasi Tanah Tumbuh dan
Rantau Pandan secara keseluruhan masih membentuk pola yang sama seperti hasil analisa sebelumnya. Sementara zookhori-jauh dan anemokhori lebih
berperan di agroforest karet di Semambu, sedangkan zookhori-dekat dan autokhori lebih nyata peranannya di hutan Gambar 5.25. Hasilnya lebih jelas lagi
setelah dipisahkan berdasarkan tempat kehadiran, anemokhori lebih nyata peranannya untuk kelompok jenis anakan yang ditemui di agroforest karet saja
dibandingkan dengan dua kelompok jenis anakan lainnya. Demikian juga dengan autokhori yang secara nyata lebih berperan dalam pemencaran biji untuk jenis
anakan yang ditemui di hutan saja. Sedangkan zookhori-jauh dan zookhori-dekat berperan untuk jenis yang dapat ditemui baik di hutan maupun agroforest karet
pada ketiga lokasi. Walaupun pada saat jenis anakan tidak dipisahkan berdasarkan tempat kehadirannya peranan angin untuk memencarkan biji pada
agroforest karet Tanah Tumbuh tidak terlalu nyata, namun setelah dipisah berdasarkan tempat kehadiran, jenis anakan yang hanya ditemui di agroforest
karet terlihat lebih jelas dipencarkan oleh anemokhori. Sedangkan jenis anakan yang hanya ditemui di hutan, secara nyata dipencarkan oleh autokhori, sama
halnya seperti di Semambu. Namun untuk Rantau Pandan, kelompok pemencar biji yang lebih berperan pada jenis yang hanya ditemui di agroforest karet adalah
zookhori-dekat sedangkan untuk jenis yang hanya ditemui di hutan lebih nyata dipencarkan oleh autokhori sedangkan untuk jenis anakan yang dapat ditemui
pada kedua tempat lebih banyak dipencarkan oleh zookhori-jauh. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa jenis anakan yang hanya ditemui di agroforest
karet saja lebih banyak dipencarkan oleh anemokhori dan zookhori-dekat, sedangkan jenis yang hanya ditemui di hutan saja lebih banyak dipencarkan
secara autokhori dan jenis yang dapat ditemui pada kedua tempat lebih banyak dipencarkan oleh Zookhori-jauh dan zookhori-dekat. Implikasi dari hasil ini adalah,
jika hutan sudah tidak ada pada suatu lanskap, jenis anakan yang mungkin dapat dilindungi oleh agroforest karet dimasa yang akan datang hanya jenis yang
dipencarkan oleh angin dan zookhori-dekat saja. Jenis zookhori-jauh lama kelamaan akan hilang karena tekanan silang dalam dan dinamika manajemen
agroforest karet, sedangkan jenis-jenis hutan yang lebih banyak dipencarkan secara autokhori sama sekali tidak akan dapat ditemui di agroforest karet kecuali
dengan sengaja diintroduksikan melalui teknik pengayaan jenis. Oleh karena itu untuk memaksimalkan potensi agroforest karet dalam melestarikan jenis,
keberadaan hutan dalam lanskap tersebut sebagai sumber biji cukup penting.
159 Selain itu keberadaan hewan pemencar jauh seperti burung, kelelawar dan
monyet mutlak diperlukan karena peran strategis mereka sebagai penghubung kedua tipe vegetasi.
5.2.3.3. Karakteristik Tanah pada Agroforest Karet