Vegetasi Asal Agroforest Karet

97

5.1.2.3. Vegetasi Asal Agroforest Karet

Vegetasi asal agroforest karet pada plot contoh penelitian ini umumnya adalah dari hutan. Yang dimaksudkan dengan hutan di sini adalah hutan alam yang masih asli ataupun hutan bekas tebangan Tabel 5.15. Dari hasil wawancara dengan petani pemilik, petani penyadap dan tokoh-tokoh yang dituakan di desa, diketahui bahwa tidak ada satupun dari plot contoh yang disurvei merupakan agroforest karet yang ditanam pada siklus kedua. Beberapa agroforest karet yang sudah sangat tua seperti yang terdapat di Rantau Pandan, belum pernah diremajakan karena karet dibiarkan beregenerasi sendiri di dalam agroforest karet secara alami ataupun dengan sengaja disisip oleh petani pada celah kebun. Agroforest karet tua ini masih terus disadap. Sedangkan agroforest karet yang vegetasi asalnya dari belukar, hanya terdapat pada plot contoh yang berlokasi di Rantau Pandan dan Muara Kuamang. Vegetasi belukar ini biasanya berasal dari kebun karet gagal tanam. Tabel 5. 15 Distribusi plot contoh agroforest karet berdasarkan lokasi pada dua tipe vegetasi asal Lokasi Belukar Hutan Muara Kuamang 2 14 Rantau Pandan 19 23 Tanah Tumbuh - 6 Semambu - 8 Sepunggur - 3 Pulau Batu - 2 Total 21 56 Terdapat 21 plot agroforest karet yang asal vegetasinya dari belukar dan 56 plot agroforest karet yang asal vegetasinya dari hutan. Dari hasil uji ANOVA terlihat pengaruh asal vegetasi agroforest karet terhadap rarefaction Coleman dan probbilitas Simpson pada taraf uji 1 Tukey HSD tidak berbeda nyata. Jika dilihat kisaran umur, agroforest karet yang termasuk ke dalam kelompok asal vegetasi belukar adalah antara 8 hingga 76 tahun dan kisaran umur agroforest karet yang asal vegetasinya hutan adalah antara 13 hingga 90 tahun. Tabel 5.16 menyajikan nilai rata-rata rarefaction Coleman, probabilitas Simpson dan indeks kemiripan Morishita-Horn antara kedua tipe vegetasi asal agroforest karet dengan hutan. Walaupun tidak berbeda nyata secara statistik, nilai rata-rata rarefaction Coleman dan probabilitas Simpson pada plot yang 98 berasal dari hutan alam terlihat lebih tinggi dibandingkan dengan plot yang berasal dari belukar. Jika taraf uji diturunkan pada taraf 5, nilai rarefaction Coleman berbeda nyata antara kedua tipe vegetasi asal. Nilai indeks kemiripan Morishita-Horn juga terlihat lebih tinggi pada plot yang vegetasi asalnya berasal dari hutan alam dibandingkan dengan belukar. Tabel 5.16 Nilai rata-rata rarefaction Coleman, probabilitas Simpson dan indeks kemiripan Morishita-Horn dengan hutan berdasarkan vegetasi asal agroforest karet Hutan dan tipe vegetasi asal agroforest karet Rata-rata rarefaction Coleman Rata-rata probabilitas Simpson IS Morishita-Horn dengan hutan Vegetasi asal belukar 45±9.89 a 0.894±0.055 a 0.113 Vegetasi asal hutan 56±12.50 a 0.898±0.093 a 0.199 Hutan 68±17.82 b 0.935±0.043 b Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 1 Tukey HSD Gambar 5.13 berikut ini adalah kurva akumulasi jenis anakan untuk kedua tipe vegetasi asal. Dari gambar ini terlihat kurva akumulasi jenis anakan berdasarkan tipe vegetasi asal membentuk pola yang terpisah dengan jelas. Kurva akumulasi jenis anakan untuk plot yang asal vegetasinya belukar terletak paling bawah. Sedangkan kurva akumulasi jenis anakan untuk plot yang berasal dari hutan alam berada antara kurva akumulasi jenis anakan untuk hutan dengan kurva akumulasi jenis anakan untuk plot yang berasal dari belukar. Gambar 5.13 Kurva akumulasi jenis anakan tumbuhan berkayu pada hutan dan agroforest karet berdasarkan asal vegetasi agroforest karet. Hutan Alam Belukar Plot hutan Plot 99 Dari keenam lokasi, hanya Rantau Pandan dan Muara Kuamang yang memiliki penyebaran plot contoh yang cukup merata untuk kedua tipe asal vegetasi. Berdasarkan uji ANOVA terlihat hanya plot di Rantau Pandan yang memiliki tingkat kekayaan dan keragaman jenis anakan yang berbeda nyata antara plot yang asal vegetasinya hutan dengan plot yang asal vegetasinya belukar. Sedangkan di Muara Kuamang, perbedaan tersebut tidak nyata. Tabel 5.17 menyajikan perbedaan nilai rata-rata rarefaction Coleman dan probabilitas Simpson di Muara Kuamang dan Rantau Pandan berdasarkan tipe asal vegetasi agroforest karet. Tabel 5.17 Perbedaan nilai rata-rata rarefaction Coleman dan probabilitas Simpson berdasarkan asal vegetasi agroforest karet di Muara Kuamang dan Rantau Pandan Nama Lokasi Asal vegetasi Rata-rata probabilitas Simpson Rata-rata rarefaction Coleman Belukar 0.84 ±0.164 a 55.49 ±9.64 a Muara Kuamang Hutan alam 0.85 ±0.152 a 56.09 ±16.67 a Belukar 0.90 ±0.039 a 43.90 ±9.49 a Rantau Pandan Hutan alam 0.94 ±0.036 b 59.50 ±9.19 b Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 1 Tukey HSD

5.1.2.4. Intensitas Manajemen Agroforest Karet