Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Peraturan Zonasi

3.3 Jenis Data dan Alat

Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data Sekunder diperoleh dengan mengumpulkan dan mempelajari dokumen RTRW, RPJMK, visi misi pemerintah daerah Kabupaten Merauke, Data penduduk Merauke dalam angka untuk sepuluh tahun sejak tahun 2002 sampai 2011 dan data Provinsi Papua dalam angka, Laporan pemetaan partisipatif Tempat penting dan laporan kegiatan ditingkat kampung dari beberapa sumber, serta laporan dinas Kehutanan, dinas Pekerjaan Umum, dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dinas Pertanian tanaman Pangan, Balai Taman Nasional Wasur dan Badan Pengembangan Investasi Daerah. Sumber data perorangan berupa makalah dan tulisan serta buku cetak. Data primer kearifan Tempat penting dikumpulkan dengan teknik wawancara mendalam informan masyarakat adat baik di kampung maupun di kota. Data persepsi kelompok para pihak : Pemuda, Akademisi, LSM, tokoh masyarakat, tokoh agama, Tokoh perempuan, pengusaha dan pemerintah. Data perubahan tutupan dan penggunaan lahan sebelum dan sesudah RTRW ditetapkan Tabel 3 menyajikan Secara rinci dan terstruktur mengenai jenis data, sumber data, analisis data dan kelauran yang diharapkan. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa hardware seperti Laptop dengan kapasitas memadai, tape recorder, alat tulis menulis, buku catatan lapangan. Software pembantu alat analisis berupa MS-Office 2007, ArcGIS dan printer Canon untuk mencetak berbagai hasil Penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan dan Analisis data

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan empat metode analisis, yaitu : Deskriptif Kualitatif Etnografi mengenai Tempat penting dan konsensus masyarakat adat, analisis interpretasi citra satelit untuk mendapatkan data perubahan tutupan dan penggunaan lahan sebelum dan sesudah ditetapkannya RTRW, analisis presepsi dengan menggunakan wawancara dan group diskusi terfokus FGD untuk mendapatkan arahan strategi implementasi kebijakan rencana detil yang telah mengakomodir Tempat penting Suku Malind.

3.4.1 Participatory Rural Appraisal Rapid Rural Appraisal PRARRA

Participatory Rural Appraisal PRA atau Rapid Rural Appraisal RRA setelah diterapkan sebagai metode oleh banyak pihak, merasakan adanya proses pembelajaran timbal balik, antara pembawa program dan penerima program, antara yang di dalam insider dan yang dari luar outsider, Chamber, 1993. Suatu metode pendekatan dalam proses pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat, yang tekanannya lebih pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan pembangunan. Pemberdayaan masyarakat dan partisipasi merupakan azas dan strategi dalam paradigma pembangunan yang berpusat pada rakyat. Metode PRA menekankan pada aspek keterlibatan aktif masyarakat dalam keseluruhan perencanaan disamping peningkatan kemandirian serta kekuatan internal. Tabel 3. Keterkaitan Tujuan, Jenis dan, Sumber data, Analisis serta Keluaran yang Diharapkan No Tujuan Jenis data Sumber data Analisis data keluaran 1 Mengidentifika si, mendeskripsika n memetakan Tempat penting masyarakat adat Malind dalam bentuk nilai kearifan pemanfaatan lahan tradisional skala kampung di Kabupaten Merauke. Primer: a. Peta Partisipatif 4 kampung 1:40.000 b. Wawancara 7 tokoh kunci dan marga di 4 kampung Sekunder : a. Laporan lokakarya Pemetaan partisipatif Tempat penting Suku Malind. b.Tulisan pustaka tentang Malind Primer 1. Tempat penting marga kampung kaliki, Zanegi, Kolam dan Selouw. 2. Tokoh adat dari sub Suku Malind 1, Mbian anim 1, Yeinan 2, Kanume1, Marori- Mengey1 Sekunder : Konsensus bersama Suku Malind Tulisanpustaka tentang Malind dan kearifan Malind Penghitungan luasan Tempat penting dan pola Tempat penting dgn Softwere ArcGis 9.3 dan microsoft Excel • layout hasil Tempat penting marga. • Analisis kualitatif etnografi Sejarah kearifan Tempat penting Malind 1. Deskriptif mendalam tentang makna, jenis Tempat penting marga Malind 2. Peta hasil pemetaan partisipatif di 4 kampung dan pola ruang tradisional 2 Menganalisis perubahan penggunaan lahan sebelum dan sesudah RTRW Kabupaten Merauke ditetapkan 1. Citra Landsat ETM 5 7 tahun 2000 dan 2012 2. Peta tutupan lahan 1:250.000 3. Peta Penggunakan lahan hasil overlay Peta Lahan dan pola ruang RTRW. 4. Tabel excel perubahan lahan antara tahun 2000 - 2012 1. data citra arsip USGS. Gov. 2. Laporan carbon counting WWF Indonesia. 2012. 3. Arsip Landsat 7 2012 dari Kemenling RI 4. Hasil analisis Peta pola ruang RTRW BappedaKab, 1. Koreksi Geometri 2. Interpretasi visual citra 2 titik tahun 3. Klasifikasi Tutupan lahan 8 klasjenis 4. analisis penggunaan lahan dan tumpang susun dgn Peta Lahan. 1. Peta perubahan tutupan lahan 2. Luasan dan area perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Merauke 3 Menganalisis pendapat para pihak terhadap pelaksanaan dan pengendalian Ruang dalam RTRW Kabupaten Merauke Primer : 1. Wawancara 21 informan dari berbagai profesi dan peran 2. Tiga Hasil Fokus Group diskusi 3. Telaan literatur dokumen RTRW dan investasi Pemda : Bappeda, Kehutanan Perkebunan, PU, PMK, BTNW, BPMD, Pertanian. LSM : WWF, SKP- KAM Ketua LMA, tokoh masyarakat, dan Akademisi Analisis Deskriptif Kualitatif : pengelompokan hasil pendapat dan penilaian para pihak Pendapat masyarakat tentang komitmen, peran dan pelibatannya dalam tata ruang serta upaya kedepan pelestarian Tempat penting 4 Merumuskan Masukan berupa arahan penyusunan rencana Detil tata ruang Kabupaten Merauke Hasil analisis tujuan 1, 2, dan 3 Perangkuman hasil dari 3 tujuan dan Uraian strategis dalam bentuk Deskriptif kualitatif Arahan RDTR yang telah mengakomodir kearifan Tempat penting Malind Proses penataan ruang di Kabupaten Merauke telah mencoba memasukan unsur kearifan lokal dalam kebijakan ruang yang kemudian menjadi pedoman utama dalam melaksanakan dimensi pembangunan wilayah di skala Kabupaten, baik dalam bentuk strategi program maupun penguatan kapasitas masyarakatnya. Sesuai dengan Undang Undang No. 26 tahun 2007 tentang penataan ruang terdapat tahapan proses pelaksanaan penataan ruang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian ruang, dimana peran para pihak dan masyarakat sebagai pelaku berada pada seluruh aspek tahapan tersebut. Kemudian dalam tahapan pemanfaatan dan pengendalian ruang terutama sebagai dasar penyusunan zonasi maka perlu disusun rencana Detil tata ruang wilayah Kabupaten. Munculnya berbagai persoalan seperti konflik lahan, pro-kontra terhadap kebijakan pemerintah atas masuknya investasi skala luas sebagai implikasi percepatan pembangunan di Kabupaten Merauke. Suksesi regim pemerintahan yang sarat kepentingan kelompok tertentu dalam penguasaan ruang budidaya. Diharapkan penelitian ini dapat melakukan identifikasi nilai kearifan ruang Tempat penting masyarkaat adat Malind sampai skala kampung. Analisis spasial juga dilakukan untuk melihat perubahan pemanfaatan lahan yang disinkronkan dengan strategi kebijakan RTRW Kabupaten baik dalam upaya meningkatkan peran serta, kapasitas masyarakat adat dan para pihak di Kabupaten Merauke, maupun bagaimana mensinergikan kebijakan pembangunan skala nasional seperti perluasan lahan pangan dan energi skala luas. Disamping itu juga penelitian ini diharapkan dapat diketahui sejauh mana pendapat para pihak termasuk masyarakat adat tentang pandangan dan sikap mereka terhadap RTRW serta peran dan kepatuhan menjalankan kebijakan rencana tata ruang Kabupaten. Diharapkan akan dihasilkan arahan kebijakan dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang RDTR. Adapun alir penelitian yang disederhanakan melalui diagram pada Gambar 4. Chamber 1993 menggambarkan perbedaan RRA dan PRA sebagai berikut : RRA membawa orang luar untuk belajar dengan biaya yang sangat efektif sedangkan PRA memungkinkan orang-orang desakampung mengungkapkan dan menganalisis situasi mereka sendiri, dan secara optimal merencanakan dan melaksanakan tekad itu di desanya sendiri Chamber dalam Mikkelsen, 2011. Selanjutnya Metode PRA atau RRA dari dua belas teknik, diambil empat pendekatan saja menyesuaikan dengan situasi masyarakat adat di Kabupaten Merauke disamping waktu penelitian yang terbatas. Selanjutnya sesuai katagori data maka dilakukan dengan cara : 1 Menggali sumber sekunder melalui literatur yang terdiri dari dokumen, statistik, laporan, bukti, arsip, peta- peta dan seterusnya, 2 Pengumpulan data lapangan secara langsung dengan pendekatan : a. Penentuan variabel kunci b. Wawancara mendalam serta Focus Group Discusion FGD c. Pembuatan dan analisis peta partisipasi melalui pemetaan partisipatif. Gambar 4. Diagram Alir Penelitian Pendapat Para Pihak dalam tata ruang di kabupaten merauke Arahan kebijakan Rencana Detil Tata ruang kabupaten Merauke Output Analisis FGD Tujuan III Tujuan II Variabel : pengetahuan, sikap harapan penerapan ttg RTRW Identifikasi para pihak Tujuan IV Analisis Deskriptif kualitatif perangkuman 3 Tujuan Profil penduduk pandangan masyarakat ttg Tempat Penting Analisis Deskriptif Eksploratif Peta tempat penting Makna dan keberadaan Tempat Penting Interpretasi citra koreksi Geometri Overla y Peta luasan Perubahan penggunaan Tujuan I Analisis kesesuaian lahan dan unsur Tempat Pentingcagar budaya Pola dan Struktur RTRW, konsesi Pangan Energi Data laporanWWF thn 2000 dan citra landsat ETM 7 thn 2012 Identifikasi nilai kearifan Tempat Penting var: lokasi, makna dan pandangan adat Level peta 1: 25.000 Distrik dan kampung Level peta 1: 100.000 Kabupaten Peta prioritas lokasi pada Tahap I