Pendapat dan Penilaian para pihak terhadap keberadaan Tempat

6 SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkaan hasil dan pembahasan yang dilakukan serta kaitannya dengan tujuan penelitian maka dapat disimpukan hal-hal sebagai berikut : 1. Identifikasi kearifan suku Malind berhasil memetakan delapan jenis Tempat penting yang terbagi dalam dua makna sentral yaitu, Tempat penting yang sebagai identitas jati diri atau spiritual yaitu : 1 Perjalanan atau Dema Kay dan persinggahan leluhur atau Demadap Mir, 2 Dema Say tempat mitologi, 3 Kuburan leluhur atau Amayen sai, 4 Tempat Ritual atau Pungga Sai, dan Tempat penting sebagai pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari terdiri dari : 5 Dusun Sagu atau Dah Nanggaz, 6 Sumber air atau Awamdka, 7. Hutan berburu atau Aweawe Sai, 8 Tempat pelestarian adat atau Pungga. Hasil identifikasi Tempat penting di 4 kampung menunjukan luas Tempat penting marga yaitu 126,754 hektar atau hanya 36,4 dari luas keseluruhan empat kampung yaitu 348,660 hektar, sisanya seluas 221,906 hektar atau 63,7 merupakan peruntukan untuk kawasan budidaya atau yang dapat dinegosiasikan untuk budidaya. 2. Selama periode tahun 2000 sampai 2012, telah terjadi penurunan tutupan lahan, yang terbesar dialami di lahan hutan mencapai 341.056,7 hektar, menunjukan terjadinya penurunan tutupan lahan akibat aktifitas penggunaan lahan yang belum sepenuhnya terarah dengan baik. Hilangnya kawasan Tempat penting di beberapa lokasi konversi menjadi peruntukan lain, dapat pula mengancam tempat penting di lokasi lainnya jika tidak segera di petakan. 3. Tempat penting dipersepsikan oleh masyarakat di kabupaten Merauke sebagai bagian dari kearifan lokal Suku Malind yang harus dipertahankan keberadaanya karena juga merupakan kawasan bernilai konservasi tinggi. Implementasi RTRW terutama melalui pemanfaatan dan pengendalian ruang Kabupaten Merauke perlu di optimalisasi melalui rencana detil tata ruang sehingga diharapkan dapat mengatasi konflik ruang yang terjadi. Perwakilan masyarakat perlu dilibatkan dalam setiap perencanaan penataan ruang yang dilakukan. 4. Arahan penyempurnaan penataan ruang Kabupaten Merauke melalui rencana detil tata ruang perlu mempertimbangkan keberadaan Tempat penting, baik sebagai kearifan budaya maupun sebagai konservasi sumber alam. Terkait dengan makna jati dirispiritual hendaknya dimasukan dalam pola ruang kawasan Lindung. Terkait makna mata pencaharian dimasukan dalam pola ruang kawasan budidaya dengan cara di-enclave. Sebagai bagian dari sebuah kebijakan ruang perlu diatur secara khusus peraturan tentang perlindungan Tempat penting.

6.2 Saran

Dari kesimpulan penelitian ini maka saran peneliti adalah sebagai berikut : 1. Tempat penting Suku Malind sebagai cagar budaya harus dipetakan secara partisipatif di tingkat marga-marga diseluruh kampung dan ditetapkan melalui kebijakan tentang perlindungan terhadap kekayaan budaya suku Malind. 2. Sebagai pedoman pemanfaatan ruang, RTRW harus diturunkan ke skala rincidetil melalui partisipasi aktif dan terpadu semua pihak di Kabupaten Merauke, dengan diprakarsai oleh pemerintah daerah.