Disain penelitian Lokasi, Waktu, dan Tahapan Penelitian
Gambar 4. Diagram Alir Penelitian
Pendapat Para Pihak dalam tata ruang di
kabupaten merauke
Arahan kebijakan Rencana Detil Tata ruang kabupaten Merauke
Output Analisis FGD
Tujuan III Tujuan II
Variabel : pengetahuan, sikap harapan
penerapan ttg RTRW
Identifikasi para pihak
Tujuan IV
Analisis Deskriptif kualitatif perangkuman 3 Tujuan
Profil penduduk pandangan masyarakat ttg
Tempat Penting
Analisis Deskriptif Eksploratif
Peta tempat penting
Makna dan keberadaan Tempat Penting
Interpretasi citra koreksi Geometri
Overla y
Peta luasan Perubahan penggunaan
Tujuan I
Analisis kesesuaian lahan dan unsur Tempat
Pentingcagar budaya
Pola dan Struktur RTRW, konsesi
Pangan Energi Data laporanWWF
thn 2000 dan citra landsat ETM 7 thn
2012
Identifikasi nilai kearifan Tempat
Penting var: lokasi, makna dan pandangan
adat
Level peta 1: 25.000 Distrik dan kampung
Level peta 1: 100.000 Kabupaten
Peta prioritas
lokasi pada Tahap I
Penentuan Variabel Kunci
Variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bisa berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan dipelajari sehingga bisa ditarik
kesimpulan dari objek penelitian tersebut. Menurut Notoatmodjo 2002 variabel penelitian adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok
berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain. Selain itu juga dapat diartikan sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau
didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu. Misalnya umur, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, status perkawinan,
pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit dan sebagainya. Selanjutnya ditentukan variabel kunci dalam tujuan satu 1 adalah :
1. Definisi dan pengetahuan tentang Tempat penting serta nilai keberadaannya
sebagai kearifan lokal masyarakat Malind . 2. Kearifan masyarakat Malind dalam sejarah dan praktek pengelolaan lahan
tradisional, bentuk nilai, simbolisasi, letak, luasan, arti, manfaat serta sangsi dan larangan.
Pemetaan Partisipatif Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi
Penelitian ini menggunakan dua komponen penting kawasan bernilai konservasi tinggi sebagai pendekatan paradigma lingkungan, yaitu komponen 5
menyangkut kawasan penting sebagai jati diri atau identitas masyarakat dan komponen 6 atau mata pencaharian dalam pemenuhan kehidupan sehari hari.
Metode Pemetaan Partisipatif PP yang diterapkan pada penelitian ini menggunakan lingkup batasan pemetaan yang disesuaikan dengan peraturan
Mentri PU no 20 tahun 2011 tentang pedoman pelaksanaan rencana Detil Tata Ruang
terutama menyangkut
kodefikasi Tempat
penting. Tahapan
pelaksannaannya didekati dengan modifikasi menyesuaikan pemetaan terdahulu dalam skala Suku besar Malind atau skala Kabupaten yang diturunkan pada skala
marga ditingkat kampung katagori skala Detil 1: 50000 sampai 25000. Tahapan kegiatan pemetaan yang dilakukan sebagai berikut :
a. Pembentukan tim pemetaan partisipatif dan penyiapan metode melalui
persiapan dan penentuan lokasi kampung dengan melihat pemanfaatan ruang. b. Penyiapan Alat dan bahan serta logistik untuk proses pemetaan dikampung
yang telah ditentukan sesuai pedoman pemetaan c. Penyiapan tim fasilitator dan pembekalan logistik serta peta tematik berbasis
Sistem Informasi Geografi. d. Pendekatan ke tokoh kunci adat di kampung untuk memetakan para pihak
yang akan terlibat dan sekaligus permohonan izin menyelenggarakan pemetaan partisipatif Tempat penting.
e. Pemetaan partisipatif Tempat penting dilaksanakan dengan tahapan : sosialisasi maksud, pelatihan tentang peta dan pemetaan, pemetaan Tempat penting
sampai dengan pleno konsensus bersama para pihak di kampung. f. Penyusunan laporan dan input data lapangan hasil pemetaan dan pengumpulan
data lapangan untuk masing masing kampung. Pemilihan empat kampung dalam penelitian ini didasarkan dengan
pertimbangan sehingga dapat dianggap mewakili kurang lebih 36 kampung yang berada di kawasan project MIFEE. Kriteria yang ditentukan sesuai faktor dalam
pandangan Singarimbun dan Effendi 1995 yang dterjemahkan oleh peneliti menjadi beberapa faktor yang dianggap penting yaitu :
1. Kawasan yang dipetakan adalah termasuk kampung lokal bermukimnya marga-
marga Suku Malind 2. Kawasan kampung merupakan bagian dalam kawasan project percepatan lahan
pangan MIFEE seluas 228.000 ha 3. Tanah milik adat yang saat ini merupakan Konsesi beberapa investasi pangan,
perkebunan dan kehutanan 4. Merupakan kawasan yang rawan konflik dan atau sedang terjadinya konflik
lahan. 5. Aksesnya dapat dijangkau dan tidak terisolasi.
Dalam kaitannya dengan Pola pemanfaatan ruang oleh masyarakat adat maka hasil pemetaan Tempat penting di empat kampung yang menggambarkan
jenis dan area Tempat penting yang akan dianalisis untuk menghasilkan pola ruang tradisional. Setelah dilakukan kodefikasi Tempat penting diharapkan akan
dihasilkan pola ruang tradisional yang membagi ruang kelola dalam fungsi ruang lindung dan budidaya sesuai dengan RTRW Kabupaten Merauke. Hal diperlukan
untuk pembahasan yang menghasilkan arahan ruang berbasis kearifan Tempat penting masyarakat.
Wawancara Mendalam indepth interview
Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Wawancara merupakan metode
pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Pada ummnya dua orang atau lebih hadir
secara fisikdalam proses tanya jawab dan masing-masing pihak dapat menggunakan saluran saluran komunikasi secara wajar dan lancar. Nasution
dalam Tika 2005 jenis wawancara dalam penelitian ini dipilih wawancara tidak berstruktur. Hal ini berkaitan dengan upaya mendapatkan data yang lebih
mendalam, dengan tetap memahami kondisi tingkat pengertian masyarakat di kampung.
Menurut Moleong 2002 wawancara mendalam atau Indepth interview merupakan proses menggali informasi secara mendalam, terbuka, dan bebas
dengan masalah dan fokus penelitian dan diarahkan pada pusat penelitian. Metode wawancara mendalam dilakukan dengan terlebih dahulu disusun secara bebas
daftar pertanyaan, hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang mendalam dan terarah. Kenneth 1977 mengemukakan teknik snow ball random sampling atau
teknik acak bola salju adalah pengambilan sampel dengan berusaha untuk menghubungkan informasi secara mendalam dari informan satu ke informan kunci
yang lain sampai informasi yang didapatkan tidak menghasilkan informasi baru. Selain itu teknik ini dapat juga membantu penelusuran informan kunci, untuk
membuktikan bahwa satu informasi dapat diuji kebenarannya setelah dinyatakan oleh beberapa informan yang berbeda. Sesuai tujuan penelitian maka wawancara
mendalam lebih ditekankan pada informasi menyangkut pengetahuan akan Tempat penting dan pengakuan sejarah keberadaan Tempat penting sebagai
kawasan kearifan lokal masyarakat adat Malind yang secara turun-temurun masih