Analisis Penilaian Masyarakat dan Para Pihak

4.3. Topografi, Flora dan Fauna

Kabupaten Merauke relatif datar dengan kelas ketinggian dari permukaan laut bervariasi antara 0 sampai dengan 60 meter. Keadaan topografi Kabupaten Merauke umumnya datar dan berawa disepanjang pantai dengan kemiringan 0-3 kearah utara yakni mulai dari Distrik Tanah Miring, Jagebob, Elikobel, Muting dan Ulilin keadaan Topografinya bergelombang dengan kemiringan 0 – 8. Kondisi Geografis yang relatif masih alami, merupakan tantangan serta peluang pengembangan wilayah bagi Kabupaten Merauke yang masih menyimpan banyak potensi ekonomi untuk menunjang pembangunan daerah dan Nasional. Gambar 8 memberi gambaran kelas lereng di kabupaten Merauke. Gambar 8. peta kelas lereng di Kabupaten Merauke Wilayah yang benar-benar datar berada sebagian besar pada daerah selatan dan tengah. Daerah tersebut merupakan sentra penduduk yang memulai usaha pemanfaatan lahan untuk kegiatan budidaya dan konsentrasi pemukiman penduduk seperti di distrik Merauke, tanah miring, Jagebob, Kurik dan Okaba sampai ke pulau Kimaam. wilayah datar-berombak terdapat di bagian tengah wilayah Kabupaten Merauke, dimana wilayah tersebut merupakan bagian wilayah rawa dan bagian hulu dari Daerah Aliran Sungai DAS tiga sungai besar di Merauke yaitu Bian-Kumbe-Maro. Sungai – sungai besar yakni Bian, Maro, dan Kumbe merupakan potensi sumber air tawar untuk pengairan dan digunakan sebagai prasarana angkutan antara distrik dan kampung kampung disekitar DAS. Sumber air tawar dari rawa – rawa, air permukaan dan air tanah cukup tersedia untuk dimanfaatkan. Di beberapa tempat air tanah mengandung belerang panas. Secara geologi Merauke merupakan dataran sahul yang pada ratusan tahun lalu bergabung dengan benua Australia. Fakta ini dikuatkan dengan kesamaan ekosistem dan budaya Suku Malind di Indonesia dengan Aborigin di Australia dan Suku boatsi di PNG. Ekosistem Wilayah selatan Papua yang disebut juga habitat TransFly terdiri dari empat wilayah ekoregion antara hutan hujan dataran rendah new Guinea Southern New Guinea Lowland Forest, padang rumput sabana TransflyTrans-Fly Savannas and grass land, sungai dan lahan basah new Guinea New Guinea Rivers and Streams, dan hutan BakauNew Guinea Mangroves. Habitat dan keanekaragaman hayati dataran sahul merupakan rumah bagi lahan basah terbesar dengan kualitas baik di kawasan Asia Pacifik. Jutaan burung migran dan endemik tinggal di hamparan banjir dan sungai-sungai besar yang dikelilingi savanna seluas 8,4 ribu km2 terdapat pada hamparan horisontal memanjang dari Kabupaten merauke sampai ke wilayah PNG dan hutan yang dipengaruhi oleh iklim musim menjadikan wilayah ini habitat yang unik. Terdapat lebih dari 50 jumlah total burung-burung New Guinea berada di ekoregion ini, termasuk 80 spesies endemik New Guinea. Lembaga lingkungan internasional BirdLife mengidentifikasi daerah burung endemik dan menurut the International Union for Conservation of Nature IUCN bahwa daerah ini termasuk salah satu pusat keanekaragaman tumbuhan endemik di dunia, sehingga pada sekitar tahun 2004 komite Ramsar dunia menunjuk sebagai kawasan lahan basah penting dunia. Keanekaragaman flora yang dimiliki seperti jenis anggrek, sagu, kayu gaharu, kayu putih, kayu komersil seperti merbau, rahai, serta Gambir, Masohi, lawang dan berbagai macam jenis buah menjadikan daerah ini penghasil komoditi kehutanan dan perkebunan penting di Papua. Fauna penting seperti kangguru, kasuari, ikan Arowana, ikan pelangi, berbagai jenis burung air endemik dan yang bermigrasi, juga reptil seperti ular pyton, Buaya muara dan Buaya Rawa, Kura- kura leher panjang, dada merah dan moncong babi, dan yang paling khas di wilayah savana padang rumput adalah adalah rumah rayap. Berdasarkan High Conservation Value Tools HCV yang digunakan oleh WWF Indonesia untuk menganalisis kawasan hutan di Merauke, dari 6 kategori penilaian, Hutan di Kabupaten Merauke memiliki fungsi-fungsi konservasi tinggi yaitu : HCV 1, 2 dan 3 Wilayah hutan yang mengandung konservasi nilai-nilai keanekaragaman hayati yang penting secara global, regional atau nasional yang terdapat di dalam atau di dalamnya terdapat unit pengelolaan dimana keberlangsungan populasi secara alami jika tidak mungkin semua paling tidak secara dominan terdapat spesies dalam pola-pola distribusi dan jumlahnya alami. Contohnya: bentangan alam Savanna dan rawa-rawa di bagian timur Merauke sampai ke PNG yang menjadi rumah bagi berbagai spesies burung, mamalia dan satwa air tawar. HCV 4 Wilayah hutan yang menyediakan jasa-jasa lingkungan dalam situasi kritis seperti perlindungan aliran sungai, mengontrol erosi dan perlindungan pantai. Contohnya: Hutan Mangrove yang ada di pinggiran Sungai Bian Hilir serta Hutan Mangrove di bagian barat Pulau Kimaam yang menjadi kawasan hutan perlindungan setempat. HCV 5 Wilayah hutan sebagai sumber kehidupan dasar bagi masyarakat lokal misalnya : sumber makanan, sumber obat dan lain sebagainya. Hampir di