Tujuan Penelitian Wisdom Perspective of Malind Tribe Important Sites as Referrals in Detailed Land Use Plan Preparation of Merauke Regency

Institutional Strategy strategi kelembagaan, dengan dua cara yaitu pertama, bertindak dan belajar, sedangkan kedua fokus pada masalah internal dan eksternal. Selama sepuluh tahun terakhir, lembaga-lembaga yang berbeda telah berusaha mengukur dan memantau perkiraan atas apa yang mereka pahami sebagai keberlanjutan dengan mengimplementasikan apa yang disebut dengan matrik dan indikator keberlanjutan. Bank Dunia misalnya yang berada dalam tekanan internasional oleh berbagai negara dan lembaga lingkungan non pemerintah melihat kinerja yang kurang mendukung upaya keberlanjutan dengan memberi bantuan keuangan bagi proyek dan program yang tidak ramah lingkungan. Dalam prosiding yang dikeluarkan oleh Dixon dan Steer 1993 menyampaikan bahwa langkah perubahan paradigma di Bank Dunia telah dimulai dengan memasukan konsep dan metodologi yang berhubungan dengan pembangunan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Empat agenda penting tersebut diharapkan dapat terwujud dalam prinsip dan kerja keseharian kepada seluruh negara provider. Keempat agenda tersebut adalah : 1. Membangun sinergi positif antara pembangunan dan lingkungan konvensi Rio, 1992; 2. Mengasistensi negara dalam pengelolaan lingkungan ; 3 Mitigasi dampak yang merugikan ; 4 Berusaha mengatasi masalah global dan Regional. Sebagai catatan akhir dari sebuah paradigma bahwa pembangunan berkelanjutan dalam gagasan besarnya menghendaki tercapainya beberapa hal yang dianggap krusial yaitu :  Suatu sistem politik yang menjamin partisipasi efektif masyarakat dalam pengambilan keputusan.  Suatu sistem ekonomi yang mampu menghasilkan surplus serta pengetahuan teknis berdasarkan kemampuan sendiri dan bersifat berlanjut.  Suatu sistem sosial yang memberikan penyelesaian bagi ketegangan ketegangan yang muncul akibat pembangunan yang tidak selaras,  Suatu sistem produksi yang menghormati kewajiban untuk melestarikan ekologi bagi pembangunan itu sendiri,  Suatu sistem teknologi yang dapat menemukan terus menerus jawaban jawaban baru.  Suatu sistem internasional yang dapat membantu pola pola perdagangan dan keuangan yang berlanjut dan,  Suatu sistem adminstrasi yang luwes dan mempunyai kemampuan sungguh- sungguh dalam memperbaiki diri secara terus menerus kearah yang lebih baik. Menurut Salim 2010 kesejahteraan yang dicapai manusia menjadi tidak bermakna bila kekuatan ekologis melemah, sebab kesejahteraan tadi harus dibayar dengan recovery cost biaya pemulihan untuk memulihkan serta menjaga kelestarian lingkungan dan bahkan dampak sosial yang dirasakan sulit dihitung tingkat kerugiannya. Kondisi ini menunjukkan perlunya model pembangunan yang berkelanjutan sehingga menghasilkan keberlanjutan dari sisi ekonomi, sosial dan lingkungan secara bersamaan dalam tiga jalur pertumbuhan yang terus bergerak maju. Pembangunan berkelanjutan merupakan konsep yang tepat dilaksanakan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat pada sisi ekonomi, namun tidak merusak sisi lingkungan dan sosial-budaya. Konsep ini juga relevan dengan perkembangan dunia khususnya Indonesia yang pembangunannya terus meningkat, namun cenderung mengabaikan daya dukung lingkungan serta kondisi sosial. Pendekatan sosial budaya menjadi modal dasar dalam memulai aktifitas rencana pembangunan terutama bagaimana meletakan kebutuhan masyarakat baik tradisional maupun terkini pada pijakannya. Hal ini untuk memperkokoh daya bangun dan peletakan ruang pembangunan yang ramah lingkungan dan secara teruts menerus menyediakan jasa bagi pencapaian tujuan utama masyarakat adil da sejahtera jasmani dan rohani.

2.2 Sistem Informasi Geografis dan Analisis Spasial

Sistem Informasi Geografis SIG adalah suatu sistem perangkat kerja komputer yang mempunyai kemampuan pemasukan data, analisis data dan tampilan geografi yang sangat berguna bagi pengambilan keputusan. Sistem komputer ini terdiri dari perangkat keras hardware, perangkat lunak software dan manusia personal yang sengaja dirancang untuk secara efisien memasukkan, menyimpan, memperbaharui, menganalisis dan menyajikan semua jenis informasi yang berorientasi geografis Barus, 2000. Analisis dengan SIG dapat memperoleh jawaban dari permasalahan-permasalahan keruangan. Hal ini tergantung dari bagaimana analisis melakukan klasifikasi atau simbolisasi suatu fitur. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan Mitchell, 2005. Analisis SIG dapat dipakai untuk mendukung berbagai aplikasi baik terhadap fenomena geografis yang penting dalam kegiatan pembangunan, misalnya dalam perencanaan tata ruang spatial planning yang dalam UU 26 Tahun 2007 diterjemahkan dalam penyusunan, pemanfaatan dan pengendalian Ruang. Dalam perencanaan pembangunan perlu dilakukan analisis spasial dari berbagai kondisi fisik dan sosial budaya dan ekonomi suatu daerah untuk dapat menentukan pemanfaatan sumberdaya yang optimal. Untuk keperluan analisis keruangan, SIG mempunyai kemampuan yang sangat fleksibel dan akurat. Menurut Barus 2000 tahapan dalam analisis SIG diawali dengan persiapan yaitu konversi data analog maupun dijital lain kedalam format yang diinginkan, dan yang berikut adalah identifikasi dan spesifikasi objek dalam data sumber sehingga bereferensi geografis. Interpretasi citra penginderaan jauh dapat dilakukan dengan dua cara yaitu interpretasi secara manual dan interpretasi secara digital Purwadhi, 2001. Interpretasi secara manual adalah interpretasi data penginderaan jauh yang mendasarkan pada pengenalan cirikarakteristik objek secara keruangan. Karakteristik objek dapat dikenali berdasarkan 9 unsur interpretasi yaitu bentuk, ukuran, pola, bayangan, ronawarna, tekstur, situs, asosiasi dan konvergensi bukti. Interpretasi secara digital adalah evaluasi kuantitatif tentang informasi spektral yang disajikan pada citra.

2.3 Penutupan lahan dan Penggunaan lahan

Menurut FAO 1994 Definisi lahan adalah “daerah di permukaan bumi bagian daratan yang disebut juga tanah, meliputi semua bagian biosfer tepat di atas atau di bawahnya, termasuk dari iklim, bentuk tanah, hidrologi pada permukaan yanag meliputi danau dangkal, sungai, rawa-rawa, dan rawa, lapisan sedimen dan terkait tanah cadangan, populasi tanaman dan hewan, pola permukiman manusia dan hasil fisik aktivitas manusia masa lalu dan sekarang ” terasering, penyimpanan air atau struktur drainase, jalan, bangunan, dll. Wolman 1987 dalam Widiatmaka 2007 mengartikan lahan merupakan