Iklim Wisdom Perspective of Malind Tribe Important Sites as Referrals in Detailed Land Use Plan Preparation of Merauke Regency

yang berarti jumlah penduduk laki-laki lebih banyak 11,51 persen daripada penduduk perempuan. BPS, 2011 Kelompok penduduk usia muda 0-14 tahun. Sementara itu kelompok penduduk usia tua 65 tahun keatas mempunyai proporsi yang sangat kecil. Dengan proporsi ini menunjukan rasio ketergantungan di Kabupaten Merauke cukup tinggi, yaitu mencapai 56,91 persen. Data tersebut disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan luas wilayah Distrik Sumber : BPS, Kabupaten Merauke 2012

4.5. Perekonomian

Kabupaten Merauke sejak pemekaran tahun 2002 hingga 2012 selama masa pemerintahan politik tiga kali bupati telah mengalami banyak perubahan dalam bidang ekonomi , dengan Pendapatan Asli Daerah PAD dalam PDB mencapai seratusan miliar sampai dengan tahun 2010 BPS,2010, trend peningkatan dari tahun ketahun yang sangat progresif tersaji pada grafik pada Gambar 10. No Distrik luas wil. laki-Laki perempuan Penduduk orangkm 1 Kimaam 4,630.30 9.90 3,039 2,744 5,783 2.85 1.25 2 Waan 2,868.06 6.13 242 2,143 4,563 2.25 1.59 3 Tabonji 5,416.84 11.58 2,594 2,566 5,160 2.54 0.95 4 Ilwayab 1,999.08 4.27 2,845 2,449 5,294 2.61 2.65 5 Okaba 1,560.50 3.34 2,567 2,276 4,843 2.38 3.10 6 Tubang 2,781.18 5.94 1,131 1,046 2,177 1.07 0.78 7 Ngguti 3,554.62 7.60 965 901 1,866 0.92 0.52 8 Kaptel 2,384.05 5.10 958 816 1,774 0.87 0.74 9 Kurik 977.05 2.09 7,126 6,337 13,463 6.63 13.78 10 Malind 1,465.60 3.13 468 4,249 8,929 4.40 6.09 11 Animha 490.60 1.05 1,016 913 1,929 0.95 3.93 12 Merauke 1,445.63 3.09 48,155 43,792 91,947 45.27 63.60 13 Semangga 905.86 1.94 7,142 6,249 13,391 6.59 14.78 14 Tanah Miring 326.95 0.70 9,344 794 17,284 8.51 52.86 15 Jagebob 1,516.67 3.24 3,673 335 7,023 3.46 4.63 16 Sota 1,364.96 2.92 1,569 1,326 2,895 1.43 2.12 17 Naukenjerai 2,842.21 6.07 989 912 1,901 0.94 0.67 18 Muting 3,501.67 7.48 2,636 2,407 5,043 2.48 1.44 19 Elikobel 1,666.24 3.56 2,071 1,695 3,766 1.85 2.26 20 Ulilin 5,092.57 10.88 2,154 1,907 4,061 2.00 0.80 46,790.64 100,684 85,857 203,092 4.34 Jumlah Gambar 10. Grafik Peningkatan PAD Selama Sepuluh Tahun Nilai tambah melalui Produk Domestik Bruto PDB hingga tahun 2010 mencapai 3,62 triliun rupiah atau meningkat sebesar 17,88 persen dari tahun 2009 dan telah berkembang menjadi 1,7 kali lipat dari tahun 2006. Tidak dipungkiri bahwa dengan nilai pendapatan perkapita sebesar Rp. 524.490,- dan trend peningkatan perkapita sampai tahun 2011 mencapai empat persen maka Kabupaten Merauke dianggap sebagai salah satu kabupaten ketiga tertinggi di Papua dan peringat 33 di Kabupaten se-Indonesia. Proyeksi sembilan sektor menunjukan sektor pertanian masih menjadi primadona dengan menyumbang sampai 50 persen dari total PDB daerah, yang didominasi pada sub sektor perikanan, pertanian bahan makanan, peternakan dan kehutanan perkebunan.

4.6. Agama, Bahasa dan Kepercayaan

Penduduk di lokasi penelitian terdiri dari berbagai etnik, baik orang Papua asli maupun pendatang. Data statistik tahun 2010 jumlah pendatang yang terdiri dari etnik Maluku, China, Nusa Tenggara Timur, Bugis Makassar, Jawa, sumatra utara dan Bali rata rata memeluk beragam agama antara lain agama Islam tercatat 91.233 orang atau 46,82 persen dari total penduduk Kabupaten. Sementara Katholik dan protestan mencapai 37,27 persen, Hindu dan sisanya merupakan pemeluk agama Budha dan Konghucu 15,61 persen. Penduduk asli papua yang terdiri dari etnik Malind, Biak, Serui, Muyu, Mandobo, Asmat, Ayamaru, Wamena dan Jayapura mayoritas memeluk agama Katholik dan Protestan. BPS, Kab.Merauke 2010. Etnik Malind pemilik tanah adat yang biasanya disebut juga dengan istilah animha memiliki kepercayaaan atau yang dianggap sebagai nilai kearifan adat setempat yang pada saat masuknya agama-agama modern di awal abad lalu mengalami banyak perbenturan. Nilai adat yang dipercaya secara turun-temurun ini dikenal dengan aliran Totemisme yang oleh tokoh penutur diungkapkan sebagai berikut : Malind-anim sebelum kedatangan para misionaris katolik, sudah mempunyai suatu kepercayaan yang berdasar pada Totemisme, kalau saya boleh katakan demikian ini, yang dalam Bahasa Marind sendiri disebut ‘Mayo’, yang terpecah dalam aliran-aliran : Imoh, Ezam, Sosom, Mayo-Bodol, Mayo Ndamand, Mayo Walamol dan aliran kebatinan kecil-kecil a.l. ArapaAlapa. Kepercayaan ini sudah mengatur dirinya terhadap alam lingkungannya dan mengatur tata kemasyarakatannya, hingga dia memenuhi sayarat-syarat kehidupan bermasyarakat sabagai masyarakat manusia. Berdasarkan pandangan diatas maka orang Malind hidup selaras dengan alam karena mengemban tugas melestarikan bagi kelangsungan hidupnya. Bahasa yang biasanya digunakan sebagai alat komunikasi adalah bahasa Indonesia baik di kota maupun di kampung-kampung lokal walaupun tidak dipungkiri bahwa di kawasan transmigrasi misalnya juga menggunakan bahasa jawa, bahasa NTT atau bahasa lain sesuai etnik masing-masing. Bahasa adat orang Malind sendiri terbagi dalam wilayah perjalanan antara lain bahasa Woyu yang berkerabat dengan bahasa Yelmek atau makleuw termasuk wilayah pulau kimaam- kolepom sampai dataran besar di distrik Tabonji dan sebagian distrik Okaba. Wilayah kedua yang merupakan kelompok terbesar adalah bahasa Malind atau kondo-lek atau bahasa dari kondo, termasuk mereka yang tinggal di tanah besar di DAS kumbe, DAS Bian dan DAS bulaka. Kelompok ketiga adalah kelompok Suku-Suku kecil dengan bahasa mereka seperti Yey-nan atau maloh anim, Kanume, Marori, mbian anim dan Kuni anim atau boatzi di PNG. Data pewilayahan sesuai bahasa tersaji pada Lampiran 2.

4.7. Masyarakat adat dan Tempat pentingnya

4.7.1. Suku dan Pembagian wilayah Adat

Menurut Flassy 2010 kata dan atau istilah Melanesia berasal dari bahasa Yunani έ ας melan = hitam, ῆσος nesos = pulau adalah sebuah wilayah yang memanjang dari Pasifik barat sampai ke Laut Arafura, utara dan timur laut Australia. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Jules Dumont dUrville pada 1832 untuk menunjuk ke sebuah etnis dan pengelompokan pulau-pulau yang berbeda dari Polynesia, Micronesia dan Indonesia termasuk Philipina dan Formosa. Sekarang ini, klasifikasi rasial dUrville dianggap tidak tepat sebab menutupi keragaman budaya, linguistik, dan genetik Melanesia maka sekarang hanya digunakan untuk penamaan geografis semata. Melanesia terdiri dari Papua Barat, Papua Nugini dan pulau-pulau di sekitarnya yaitu Kepulauan Solomon, Vanuatu, New Caledonia Kanaki, Vanuatu Eks-New Hebriden dan kepulauan Fiji, tetapi juga ke arah barat yaitu terhadap Timor, Nusa Tenggara dan Maluku yang memiliki beberapa kesamaan antropologis. Melanesia memang corak tampil manusia yang unik, bukan rumpun Asia maupun Eropa, selain pada waktu yang sama tidak pula Afrika, Kaukasus maupun Polynesia dan Micronesia. Bukan berkaitan dengan kulit terang saja karena sungguhpun di sana-sini ada juga orang Melanesia dengan warna kulit terang yang sangat umum selain albino. Terdapat 9 aspek etnografis yang umum diketahui menggolongkan kelompok etnis yang beragam dengan karakteristik budaya serta kawasan pesebarannya sebagaimana yang diaktualisasikan yaitu: 1 Alam lingkungan dan pola pemukiman, 2 mata pencaharian dan pola ekonomi, 3 hubungan kekerabatan dan aliansi, 4 sistem kekuasaan, 5 agama dan kepercayaan, 6 pemanfaatan waktu luang, 7 seni dan 8 budaya, serta 9 bahasa. Topografi wilayah yang berlembah, bergunung-gunung, sungai-sungai besar dan kecil, pulau-pulau kecil dan besar, rawa payau dan hutan lebat serta savana telah menciptakan barikade dan isolasi yang kemudian timbul dalam keragaman budaya dan pola hidup. Pengungkapan melalui bahasa saja konon mencapai sejumlah lebih seribuan bahasa yaitu delapan ratus limapuluhan di Papua New Guinea dan hampir tiga ratusan di Papua. Sesuai pembagian menurut distribusi bahasa dan kelompok etnik diketahui di Kabupaten Merauke Suku Malind termasuk wilayah Ha-Anim yang disebut somhai MarindMalind. Ha-anim atau Animha artinya tanah orang Malind, mengandung makna yang sangat dalam bagi kehidupan dan adat istiadat setempat, tanah sebagai simbol dari ibu yang memberi makan, yang terdiri dari wilayah kepemilikan dan identitas serta tempat mencari makan. Wilayah Suku Malind terbagi dalam delapan wilayah adat antara lain, khima-ima di pulau kimaam, Makleuw di selat mariana sampai wamal, muli anim dari wambi sampai