ruang PKL modern tidak cukup untuk menampung semua jumlah pedagang yang ada pada kawasan Nyi Raja Permas sebelum pedestrian dibangun.
Selain itu, Tabel 27 juga memperlihatkan bahwa persepsi pengguna jalan dan unit usaha terhadap manfaat sosial keberadaan pedestrian path dapat
mengurangi kemacetan khususnya di Jalan Nyi Raja Permas adalah cukup tinggi, namun berdasarkan pengamatan keberadaan pedestrian path Nyi Raja Permas
belum sepenuhnya dapat mengurangi kemacetan. Hal ini terlihat dibeberapa ruas jalan seperti jalur utama jalan kendaraan umum Jalan Kapten Muslihat dekat
pedestrian path sering terjadi kemacetan dikarenakan tidak tertibnya pengguna kendaraan umum dan PKL liar yang menggunakan bahu jalan. Kondisi PKL liar
yang menempati bahu jalan juga terlihat di area pedestrian path Nyi Raja Permas sehingga aksesbilitas pengguna jalan menjadi terganggu. Oleh karena itu,
sebaiknya pada area pedestrian harus dibebaskan dari PKL dan dijaga fungsinya sebagai jalur khusus untuk pejalan kaki saja serta diperlukan pengawasan dan
koordinasi dari aparat setempat. Keberadaan pedestrian path juga memberikan perubahan perilaku baik
oleh pejalan kaki maupun pedagang sekitar kawasan pedestrian. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, perubahan perilaku yang paling dirasakan pengguna
jalan dari keberadaan pedestrian path Nyi Raja Permas adalah perilaku membiasakan berjalan kaki menjadi aktifitas yang sehat sebagai budaya ramah
lingkungan serta perilaku memiliki dorongan untuk ikut menjaga sarana dan prasarana yang telah tersedia pada ruang pedestrian Nyi Raja Permas yang
masing-masing memiliki persentase sebesar 88 dari keseluruhan responden. Sebanyak 70 dari seluruh responden pejalan kaki memiliki persepsi bahwa
keberadaan pedestrian path tidak mengganggu aktifitas bertransportasi yang biasa dilakukan pengguna jalan. Adapun persentase persepsi pengguna jalan dan unit
usaha terhadap perubahan perilaku akibat keberadaan pedestrian path dapat dilihat pada Tabel 28.
Tabel 28 Persepsi pengguna jalan dan unit usaha terhadap perubahan perilaku dari adanya keberadaan pedestrian path Nyi Raja Permas
Perubahan Perilaku Pilihan
Pengguna Jalan Unit Usaha
Jumlah Presentase Jumlah
Persentase Terganggunya
aktifitas bertranportasi
Ya 30
30 21
50.00 Tidak
70 70
21 50.00
Total 100
100 42
100 Membiasakan
berjalan kaki
sebagai aktivitas yang sehat Ya
88 88
38 90.48
Tidak 12
12 4
9.52 Total
100 100
42 100
Menjalin hubungan baik dengan pengguna kendaraan umum atau
motor Ya
58 58
36 85.71
Tidak 42
42 6
14.29 Total
100 100
42 100
Menjalin hubungan baik dengan Pedagang Kaki Lima PKL
Ya 56
56 40
95.24 Tidak
44 44
2 4.76
Total 100
100 42
100 Terdorong untuk mengunjungi atau
membeli tempat perbelanjaan di sekitar pedestrian
Ya 56
56 36
85.71 Tidak
44 44
6 14.29
Total 100
100 42
100 Terdorong untuk ikut menjaga
sarana dan prasarana yang ada pada ruang pedestrian
Ya 88
88 37
88.10 Tidak
12 12
5 11.90
Total 100
100 42
100 Sumber : Data Primer Diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 28 di atas, perubahan perilaku yang paling dirasakan oleh pedagang yaitu adanya hubungan yang lebih baik dengan sesama Pedagang
Kaki Lima PKL dengan persentase sebesar 95.24 dari jumlah responden. Perubahan perilaku membiasakan berjalan kaki sebagai aktifitas yang sehat juga
dirasakan oleh 90.48 responden pedagang. Sebesar 88.10 pedagang memiliki perilaku terdorong untuk ikut menjaga sarana dan prasarana yang ada pada ruang
pedestrian. Perubahan perilaku lainnya yang dirasakan pedagang adalah dapat
menjalin hubungan baik dengan pengguna kendaraan umum atau motor dan membuat dorongan untuk mengunjungi tempat perbelanjaan sekitar pedestrian
yaitu sebesar 85.71. Sebanyak 50 responden pedagang menyatakan keberadaan pedestrian path tidak menyebabkan aktifitas transportasi yang biasa
dilakukan menjadi terganggu sedangkan 50 responden pedagang lainnya menyatakan aktifitas transportasinya menjadi terganggu. Hal ini dikarenakan
adanya pedestrian path tidak memperbolehkan kendaraan umum, mobil, ataupun motor memasuki area pedestrian sehingga pedagang di kawasan pedestrian
kesulitan untuk mengangkut bahan-bahan baku atau input barang daganganya ke kios atau toko tempat mereka bekerja.
6.3.3 Analisis Dampak Lingkungan
Keberadaan pedestrian path Nyi Raja Permas dapat memberikan dampak lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada pengguna jalan
diantaranya terhadap kebersihan lingkungan, kondisi saluran air atau drainase, kenyamanan lingkungan pengguna jalan, tingkat pencemaran udara atau polusi
udara serta kesejukan udara sekitar pedestrian. Keterangan lebih jelas terkait dampak lingkungan yang dirasakan pengguna jalan dan unit usaha terhadap
keberadaan pedestrian path Nyi Raja Permas dapat dilihat pada Tabel 29 berikut. Tabel 29 Persepsi pengguna jalan dan unit usaha terhadap dampak lingkungan
dari keberadaan pedestrian path Nyi Raja Permas
Dampak Lingkungan Pilihan
Pengguna Jalan Unit Usaha
Jumlah Presentase Jumlah Presentase
Perbaikan kebersihan lingkungan berkurangnya tumpukan sampah
Ya 87
87 40
95.24 Tidak
13 13
2 4.76
Total 100
100 42
100 Perbaikan pada saluran air atau
drainase Ya
56 56
27 64.29
Tidak 44
44 15
35.71 Total
100 100
42 100
Meningkatnya kenyamanan
lingkungan Ya
85 85
40 95.24
Tidak 15
15 2
4.76 Total
100 100
42 100
Mengurangi tingkat pencemaran udara atau polusi
Ya 78
78 34
80.95 Tidak
22 22
8 19.05
Total 100
100 42
100 Udara menjadi lebih sejuk
Ya 57
57 33
78.57 Tidak
43 43
9 21.43
Total 100
100 42
100 Sumber : Data Primer Diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 29 dapat diketahui bahwa dampak lingkungan yang paling banyak dirasakan menurut persepsi pengguna jalan dan unit usaha adalah
adanya perbaikan pada kebersihan lingkungan atau semakin berkurangnya tumpukkan sampah dimana 87 responden pengguna jalan dan 95.24
responden unit usaha menyatakan adanya perbaikan kebersihan lingkungan. Hal ini dikarenakan sebelum dibangun pedestrian di Jalan Nyi Raja Permas terdapat
titik Tempat Pembuangan Akhir Sampah TPAS sementara yang terbuka dan mengganggu masyarakat yang melewati jalan tersebut, namun setelah dibangun
pedestrian path TPAS sementara tersebut dibongkar dan secara tidak langsung
mengurangi tumpukkan sampah di Jalan Nyi Raja Permas. Berdasarkan pengamatan, kondisi kebersihan belum sepenuhnya bersih dikarenakan masih
terdapat sampah yang berserakan akibat adanya kegiatan PKL liar dan jual beli di kawasan pedestrian path tersebut.sebanyak 85 responden pengguna jalan dan
95.24 responden unit usaha menyatakan keberadaan pedestrian path Nyi Raja Permas
dapat meningkatkan
kenyamanan dalam
menggunakan jalan.
Kenyamanan yang diarasakan berupa peningkatan sarana infrastruktur jalan bagi pejalan kaki dan ruang PKL modern bagi unit usaha. Sebagian responden lainnya
merasakan ketidaknyamanan dikarenakan terganggu oleh tidak tertibnya PKL liar dan pengguna kendaraan bermotor yang masih menggunakan area pedestrian.
Tabel 29 juga menunjukkan sebanyak 78 responden pengguna jalan dan 80.95 responden unit usaha menyatakan bahwa keberadaan pedestrian dapat
mengurangi pencemaran atau polusi udara, namun tingginya persepsi ini belum dapat mengindikasikan polusi udara menurun, hal ini terlihat dari masih padatnya
jumlah kendaraan pribadi, angkutan umum, maupun kendaraan bermotor yang melewati jalur utama kendaraan umum dekat area pedestrian path. Sebanyak 57
responden pengguna jalan dan 78.57 responden unit usaha menyatakan udara menjadi lebih sejuk dari adanya pedestrian path. Selain itu, sebanyak 56
responden pengguna jalan dan 64.29 responden unit usaha menyatakan ada perbaikan pada saluran air menjadi lebih baik sedangkan sisa responden lainnya
menyatakan belum ada perbaikan pada saluran air karena masih terjadi genangan air di beberapa titik pedestrian path jika hujan turun.
VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
1. Secara umum, kondisi pedestrian path Nyi Raja Permas secara fisik,
fasilitas, pengelolaan maupun pemeliharaannya sudah cukup baik dalam memenuhi kebutuhan pengguna jalan atau pejalan kaki, namun masih
terdapat penyalahgunaan dalam penggunaannya seperti digunakan oleh PKL liar dan pengguna kendaraan bermotor sehingga pedestrian path Nyi Raja
Permas belum dapat berfungsi sebagaimana mestinya. 2.
Karakteristik dan persepsi responden atau pengguna jalan yang memiliki hubungan cukup kuat dengan kondisi umum keberadaan pedestrian path
adalah variabel pendapatan, keselamatan, kenyamanan, dan kebersihan. 3.
Keberadaan pedestrian path Nyi Raja Permas telah memberikan kontribusi yang cukup baik dalam dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan yang
ditimbulkan. Hal ini terlihat dari nilai efek pengganda yang dihasilkan secara nyata telah memberi dampak ekonomi yang baik terhadap
masyarakat sekitar pedestrian path, namun banyaknya tanggapan positif terhadap dampak yang dirasakan masyarakat dari adanya pedestrian path
Nyi Raja Permas belum sepenuhnya dapat menyelesaikan beberapa permasalahan sosial dan lingkungan yang ada di kawasan pedestrian path
tersebut.
7.2 Saran
1. Perlu ada perbaikan pada fasilitas-fasilitas yang mengalami kerusakan seperti telepon umum, lampu, penunjuk jalan dan pengembangan fasilitas
untuk pengguna jalan difable dengan memberikan warna atau tekstur berbeda pada perkerasan serta memberikan tanda-tanda praktis untuk
peringatan. Selain itu, perlu menjaga ketertiban di area pedestrian path agar terbebas dari Pedagang Kaki Lima PKL liar dan pengguna kendaraan
bermotor dengan menyediakan ruang relokasi Pedagang Kaki Lima PKL yang cukup di luar area pedestrian serta pemberian sanksi tegas bagi