Estimasi Perubahan Pendapatan Unit Usaha akibat Adanya

berjualan sehingga tidak harus berjualan di sisi pedestrian dan diberi sanksi tegas jika masih melanggar.

6.3.2 Analisis Dampak Sosial

Kondisi jalan Nyi Raja Permas sebelum dibangun menjadi pedestrian path merupakan jalan yang dilalui oleh padatnya kendaraan umum dan banyak Pedagang Kaki Lima PKL liar di samping jalannya. Saat ini, kondisi jalan Nyi Raja Permas kini sudah menjadi jalan khusus pejalan kaki dimana kendaraan umum tidak diperbolehkan untuk memasuki area pedestrian path tersebut dan sebagian PKL sudah diberi ruang khusus dengan penataan yang cukup rapih di sebelah kanan pedestrian path. Tabel 27 di bawah ini menunjukkan persepsi pengguna jalan dan unit usaha terhadap manfaat sosial yang dirasakan dari adanya keberadaan pedestrian path Nyi Raja Permas. Tabel 27 Persepsi pengguna jalan dan unit usaha terhadap manfaat sosial keberadaan pedestrian path Nyi Raja Permas Manfaat Sosial Pilihan Pengguna Jalan Unit Usaha Jumlah Persentase Jumlah Persentase Memberikan pengetahuan tentang pentingnya berjalan kaki sebagai transportasi ramah lingkungan. Ya 91 91 38 90.4 Tidak 9 9 4 9.52 Total 100 100 42 100 Dapat menanggapi masalah perangkutan di perkotaan mengurangi masalah kemacetan khususnya di Jl.Nyi Raja Permas Ya 68 68 31 73.81 Tidak 32 32 11 26.19 Total 100 100 42 100 Peningkatan sarana infrastruktur sesuai kebutuhan pengguna jalan Ya 71 71 32 76.19 Tidak 29 29 10 23.81 Total 100 100 42 100 Merangsang berbagai kegiatan ekonomi sehingga akan berkembang kawasan bisnis yang menarik. Ya 72 72 30 71.43 Tidak 28 28 12 28.57 Total 100 100 42 100 Meningkatkan lapangan pekerjaan Ya 37 37 30 71.43 Tidak 63 63 12 28.57 Total 100 100 42 100 Meningkatkan pendapatan Ya 40 40 32 76.19 Tidak 60 60 10 23.81 Total 100 100 42 100 Menguntungkan sebagai ajang kegiatan promosi, pameran, periklanan, kampanye, dan lain sebagainya. Ya 60 60 17 40.48 Tidak 40 40 25 59.52 Total 100 100 42 100 Sumber : Data Primer Diolah, 2013 Tabel 27 di atas memperlihatkan bahwa manfaat sosial yang paling dirasakan oleh pengguna jalan maupun unit usaha adalah keberadaan pedestrian path dapat memberikan pengetahuan kepada pengguna jalan tentang pentingnya budaya berjalan kaki sebagai moda transportasi yang ramah lingkungan dengan persentase masing-masing sebesar 91 dan 90.4. Tingginya persentase ini dikarenakan sebelum dibangun pedestrian para pedagang dan sebagian pengguna jalan sudah diberikan sosialisasi terlebih dahulu tentang fungsi dan manfaat dari keberadaan pedestrian path melalui KPKB Komunitas Pejalan Kaki Bogor sehingga masyarakat sekitar dapat menerima dan dapat membantu memilihara fasilitas pedestrian yang sudah disediakan. Selain itu, manfaat sosial lain yang dirasakan cukup besar bagi pengguna jalan yaitu dapat meningkatkan berbagai kegiatan ekonomi sehingga berkembang kawasan bisnis atau perdagangan yang menarik sebesar 72 dan adanya peningkatan sarana infrastruktur sesuai kebutuhan pengguna jalan sebesar 71 dari seluruh responden. Manfaat sosial lain yang dirasakan unit usaha yaitu sebanyak 76.19 pedagang berpersepsi terdapat peningkatan pendapatan dan peningkatan sarana infrastruktur dari adanya pedestrian path Nyi Raja Permas. Pada Tabel 27 terlihat bahwa cukup banyak unit usaha yang menilai keberadaan pedestrian path dapat merangsang kegiatan ekonomi. Peningkatan berbagai kegiatan ekonomi, lapangan pekerjaan, dan pendapatan merupakan hal yang menguntungkan bagi unit usaha dan dapat membantu kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar pedestrian, namun pemakaian lahan pedestrian sebagai tempat untuk berdagang atau berjualan akan menimbulkan dampak lain bagi pengguna jalan seperti ketidaknyamanan dalam menggunakan pedestrian, sampah berserakan serta merusak beberapa fasilitas yang sudah ada. Adanya perapihan untuk ruang Pedagang Kaki Lima PKL dan pelarangan pedagang untuk berjualan di area pedestrian memberikan manfaat sosial yang berbeda antara pejalan kaki dan pedagang. Sebagian pedagang yang menempati ruang PKL modern di samping pedestrian dapat memperoleh tempat berjualan yang lebih nyaman dan rapih serta terdapat peningkatan pendapatan yang diperoleh, namun pada sebagian pedagang lain yang sudah lama bekerja di kawasan Nyi Raja Permas harus kehilangan tempat untuk berjualan dikarenakan ruang PKL modern tidak cukup untuk menampung semua jumlah pedagang yang ada pada kawasan Nyi Raja Permas sebelum pedestrian dibangun. Selain itu, Tabel 27 juga memperlihatkan bahwa persepsi pengguna jalan dan unit usaha terhadap manfaat sosial keberadaan pedestrian path dapat mengurangi kemacetan khususnya di Jalan Nyi Raja Permas adalah cukup tinggi, namun berdasarkan pengamatan keberadaan pedestrian path Nyi Raja Permas belum sepenuhnya dapat mengurangi kemacetan. Hal ini terlihat dibeberapa ruas jalan seperti jalur utama jalan kendaraan umum Jalan Kapten Muslihat dekat pedestrian path sering terjadi kemacetan dikarenakan tidak tertibnya pengguna kendaraan umum dan PKL liar yang menggunakan bahu jalan. Kondisi PKL liar yang menempati bahu jalan juga terlihat di area pedestrian path Nyi Raja Permas sehingga aksesbilitas pengguna jalan menjadi terganggu. Oleh karena itu, sebaiknya pada area pedestrian harus dibebaskan dari PKL dan dijaga fungsinya sebagai jalur khusus untuk pejalan kaki saja serta diperlukan pengawasan dan koordinasi dari aparat setempat. Keberadaan pedestrian path juga memberikan perubahan perilaku baik oleh pejalan kaki maupun pedagang sekitar kawasan pedestrian. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, perubahan perilaku yang paling dirasakan pengguna jalan dari keberadaan pedestrian path Nyi Raja Permas adalah perilaku membiasakan berjalan kaki menjadi aktifitas yang sehat sebagai budaya ramah lingkungan serta perilaku memiliki dorongan untuk ikut menjaga sarana dan prasarana yang telah tersedia pada ruang pedestrian Nyi Raja Permas yang masing-masing memiliki persentase sebesar 88 dari keseluruhan responden. Sebanyak 70 dari seluruh responden pejalan kaki memiliki persepsi bahwa keberadaan pedestrian path tidak mengganggu aktifitas bertransportasi yang biasa dilakukan pengguna jalan. Adapun persentase persepsi pengguna jalan dan unit usaha terhadap perubahan perilaku akibat keberadaan pedestrian path dapat dilihat pada Tabel 28.