Dampak Ekonomi Langsung Dampak Ekonomi

Tabel 19 Sebaran pendapatan pemilik unit usaha dan dampak langsung yang dirasakan di lokasi pedestrian path Nyi Raja Permas Jenis Unit Usaha UU Jumlah Sampel Jumlah UU Pendapatan pemilik UU per bulan Rp Rata-rata Total Toko Elektronik 2 2 21 115 000 42 230 000 Kios Optik 1 2 2 150 000 4 300 000 Perlengkapan Sekolah 4 10 5 468 250 54 682 500 Kios Aksesoris 6 13 3 952 333.33 51 380 333.29 Pedagang Makanan 5 8 3 338 400 26 707 200 Pedagang Buah 5 5 9 030 600 45 153 000 Pedagang Pakaian 5 33 8 521 200 281 199 600 Pedagang Mainan 2 8 1 800 000 14 400 000 Total 30 81 55 375 783.33 520 052 633.29 Sumber : Data Primer Diolah, 2013 Berdasarkan wawancara, unit usaha toko elektronik memiliki rata-rata pendapatan paling besar diantara jenis usaha lainnya yang berada di pedestrian path Nyi Raja Permas yaitu sebesar Rp 21 115 000 per bulannya, sedangkan pendapatan terkecil yaitu terdapat pada pedagang asongan mainan yang memiliki rata-rata pendapatan sebesar Rp 1 800 000 per bulannya. Adapun total penerimaan dampak langsung nilai D dari keseluruhan jumlah unit usaha sebanyak 81 unit usaha yang terdapat di lokasi pedestrian yaitu sebesar Rp 520 052 633 per bulan.

2. Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Dampak ekonomi tidak langsung indirect impact pada penelitian ini dapat dilihat dari pengeluaran unit usaha di dalam lokasi pedestrian path yaitu pendapatan yang diperoleh tenaga kerja sebesar 3.17 Tabel 18 dari total pengeluaran unit usaha. Tenaga kerja merupakan pihak yang secara tidak langsung mendapatkan dampak ekonomi dari keberadaan pedestrian path yaitu melalui pendapatan yang mereka dapat dari pemilik unit usaha tempat mereka bekerja di lokasi pedestrian path Nyi Raja Permas. Dampak tidak langsung berupa upah pendapatan tenaga kerja dirasakan paling besar yaitu pada tenaga kerja pedagang makanan dan pakaian dengan pendapatan rata-rata Rp 1 500 000 per bulan, sedangkan pendapatan tenaga kerja terkecil terdapat pada tenaga kerja penjual mainan yaitu sebesar Rp 1 000 000 per bulannya. Keterangan mengenai jumlah tenaga kerja dan total pendapatan tenaga kerja per bulan dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20 Sebaran jumlah tenaga kerja dan total pendapatan tenaga kerja per bulan pada kawasan pedestrian Path Nyi Raja Permas Jenis Unit Usaha UU Jumlah TKunit Total TK Pendapatan TK per bulan Rp Rata-rata Total Toko Elektronik Kios Optik Perlengkapan Sekolah 1 10 1 200 000 12 000 000 Kios Aksesoris 1 13 1 350 000 17 550 000 Pedagang Makanan 2 16 1 500 000 24 000 000 Pedagang Buah 1 5 1 033 333.34 5 166 666.70 Pedagang Pakaian 1 33 1 500 000 49 500 000 Pedagang Mainan 1 8 1 000 000 8 000 000 Total 85 116 216 666.70 Sumber : Data Primer Diolah, 2013 Pada Tabel 20 dapat diperoleh estimasi pendapatan rata-rata setiap tenaga kerja per bulan dari seluruh unit usaha yang ada disekitar kawasan pedestrian path adalah sebesar Rp 1 367 255 per bulan. Adapun besarnya dampak ekonomi tidak langsung nilai N yang dirasakan dari keberadaan pedestrian path Nyi Raja Permas adalah total pendapatan yang diterima oleh seluruh tenaga kerja dari unit usaha yang ada yaitu sebesar Rp 116 216 667 per bulan.

3. Dampak Lanjutan

Dampak ekonomi lanjutan merupakan dampak ekonomi yang diperoleh berdasarkan pengeluaran yang dikeluarkan oleh tenaga kerja yang berada di lokasi pedestrian path dan pendapatan yang diterima oleh supplier bahan baku atau input unit usaha di wilayah Kecamatan Bogor Tengah. Jenis pengeluaran yang dikeluarkan tenaga kerja antara lain untuk biaya konsumsi, biaya kebutuhan sehari-hari, biaya transportasi serta biaya parkir dan toilet. Proporsi pengeluaran dari 12 sampel responden tenaga kerja secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21 Proporsi pengeluaran responden tenaga kerja per bulan di kawasan pedestrian path Nyi Raja Permas Biaya Pengeluaran TK per bulan Rp Rata-rata Proporsi A. Pengeluaran di luar pedestrian path Transportasi 123 083.33 15.84 Kebutuhan Sehari-hari 86 666.67 11.15 Total A Kebocoran 209 750.00 26.99 B. Pengeluaran di luar pedestrian path Konsumsi 513 333.33 66.06 Parkir 12 500 1.61 Toilet 41 500 5.34 Total B Pengeluaran di lokasi pedestrian 567 333.33 73.01 Total Pengeluaran Tenaga Kerja 777 083.33 100.00 Sumber : Data Primer Diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 21, sebagian besar pengeluaran tenaga kerja di lokasi pedestrian path digunakan untuk biaya konsumsi dengan proporsi sebesar 66.06. Sebesar 15.84 dikeluarkan untuk biaya transportasi, sebesar 11.15 dari total biaya digunakan untuk pengeluaran kebutuhan sehari-hari, sedangkan besarnya biaya untuk parkir dan toilet masing-masing memiliki persentase sebesar 5.34 dan 1.61 dari total biaya pengeluaran tenaga kerja secara keseluruhan. Dampak lanjutan yang terjadi merupakan pengeluaran tenaga kerja di dalam kawasan pedestrian path dalam hal ini berupa biaya konsumsi, biaya parkir, dan biaya toilet dengan persentase keseluruhan sebesar 73.01. Adapun sebaran pengeluaran tenaga kerja menurut jenis pekerjaannya secara rinci dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22 Sebaran pengeluaran responden tenaga kerja di kawasan pedestrian path Nyi Raja Permas Tenaga Kerja TK Total TK Pengeluaran TK per bulan Rp Rata-rata Total Toko Elektronik Kios Optik Perlengkapan Sekolah 10 1 095 000 10 950 000 Kios Aksesoris 13 910 000 11 830 000 Pedagang Makanan 16 811 667 12 986 672 Pedagang Buah 5 655 000 3 275 000 Pedagang Pakaian 33 655 000 21 615 000 Pedagang Mainan 8 655 000 5 240 000 Total 85 65 896 672 Proporsi penerimaan di lokasi pedestrian Tabel 21 73.01 Dampak Lanjutan Totalproporsi penerimaan di lokasi pedestrian 48 109 870.56 Sumber : Data Primer Diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 22 diperoleh besarnya estimasi dampak lanjutan berdasarkan total pengeluaran tenaga kerja di lokasi pedestrian path Nyi Raja Permas adalah sebesar Rp 48 109 871 per bulan. Dampak lanjutan lain yang dirasakan selain dari pengeluaran tenaga kerja di lokasi pedestrian path yaitu adanya pendapatan yang diperoleh supplier untuk memenuhi kebutuhan bahan baku atau input unit usaha disekitar pedestrian path Nyi Raja Permas. Supplier yang termasuk dampak lanjutan pada penelitian ini dibatasi pada supllier bahan baku di kawasan Kecamatan Bogor Tengah sedangkan supplier diluar wilayah tersebut termasuk kedalam kebocoran. Sebaran proporsi pendapatan yang diperoleh masing-masing supplier bahan baku dari 30 sampel responden pemilik unit usaha dapat dilihat pada Tabel 23 berikut.