Dampak Ekonomi Tidak Langsung
Berdasarkan Tabel 21, sebagian besar pengeluaran tenaga kerja di lokasi pedestrian path digunakan untuk biaya konsumsi dengan proporsi sebesar
66.06. Sebesar 15.84 dikeluarkan untuk biaya transportasi, sebesar 11.15 dari total biaya digunakan untuk pengeluaran kebutuhan sehari-hari, sedangkan
besarnya biaya untuk parkir dan toilet masing-masing memiliki persentase sebesar 5.34 dan 1.61 dari total biaya pengeluaran tenaga kerja secara keseluruhan.
Dampak lanjutan yang terjadi merupakan pengeluaran tenaga kerja di dalam kawasan pedestrian path dalam hal ini berupa biaya konsumsi, biaya parkir, dan
biaya toilet dengan persentase keseluruhan sebesar 73.01. Adapun sebaran pengeluaran tenaga kerja menurut jenis pekerjaannya secara rinci dapat dilihat
pada Tabel 22. Tabel 22 Sebaran pengeluaran responden tenaga kerja di kawasan pedestrian path
Nyi Raja Permas
Tenaga Kerja TK Total TK
Pengeluaran TK per bulan Rp Rata-rata
Total Toko Elektronik
Kios Optik Perlengkapan Sekolah
10 1 095 000
10 950 000 Kios Aksesoris
13 910 000
11 830 000 Pedagang Makanan
16 811 667
12 986 672 Pedagang Buah
5 655 000
3 275 000 Pedagang Pakaian
33 655 000
21 615 000 Pedagang Mainan
8 655 000
5 240 000 Total
85 65 896 672
Proporsi penerimaan di lokasi pedestrian Tabel 21 73.01
Dampak Lanjutan Totalproporsi penerimaan di lokasi pedestrian 48 109 870.56
Sumber : Data Primer Diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 22 diperoleh besarnya estimasi dampak lanjutan berdasarkan total pengeluaran tenaga kerja di lokasi pedestrian path Nyi Raja
Permas adalah sebesar Rp 48 109 871 per bulan. Dampak lanjutan lain yang dirasakan selain dari pengeluaran tenaga kerja di lokasi pedestrian path yaitu
adanya pendapatan yang diperoleh supplier untuk memenuhi kebutuhan bahan baku atau input unit usaha disekitar pedestrian path Nyi Raja Permas. Supplier
yang termasuk dampak lanjutan pada penelitian ini dibatasi pada supllier bahan baku di kawasan Kecamatan Bogor Tengah sedangkan supplier diluar wilayah
tersebut termasuk kedalam kebocoran. Sebaran proporsi pendapatan yang diperoleh masing-masing supplier bahan baku dari 30 sampel responden pemilik
unit usaha dapat dilihat pada Tabel 23 berikut.
Tabel 23 Sebaran pendapatan supplier bahan baku atau input per bulan
Supplier Bahan Baku atau Input Pendapatan supplier per bulan Rp
Rata-rata Persentase
A. Penerimaan di luar wilayah Kecamatan Bogor Tengah Warung Jambu
20 000 000 10.44
Tajur 4 000 000
2.09 Tanah Abang
36 000 000 18.79
Pasar Senen 21 600 000
11.27 Pasar Induk
20 000 000 10.44
Mangga Dua Square 24 000 000
12.52 Total A kebocoran
125 600 000 65.54
B. Penerimaan di dalam wilayah Kecamatan Bogor Tengah Produk Mandiri
1 450 000 0.76
Pasar Anyar 59 330 000
30.96 Pasar Bogor
5 250 000 2.74
Total B penerimaan supplier di Kec Bogor Tengah
66 030 000 34.46
Total penerimaan supplier per bulan Total A + Total B
191 630 000 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 23 dapat dilihat bahwa proporsi pendapatan yang diperoleh supplier bahan baku di Kecamatan Bogor Tengah adalah sebesar
34.46 dari total penerimaan. Keterangan mengenai besarnya total pendapatan yang diperoleh supplier bahan baku di Kecamatan Bogor Tengah dari sebaran
biaya bahan baku atau input yang dikeluarkan pada masing-masing jenis unit usaha disajikan pada Tabel 24.
Tabel 24 Sebaran biaya bahan baku dan pendapatan supplier bahan baku
Jenis Unit Usaha UU Jumlah UU
Biaya bahan baku per bulan Rp Rata-rata
Total Toko Elektronik
2 16 000 000
32 000 000 Kios Optik
2 1 200 000
2 400 000 Perlengkapan Sekolah
10 5 400 000
54 000 000 Kios Aksesoris
13 5 121 666.67
66 581 666.71 Pedagang Makanan
8 4 580 000
36 640 000 Pedagang Buah
5 5 070 000
25 350 000 Pedagang Pakaian
33 10 560 000
34 848 000 Pedagang Mainan
8 2 525 000
20 200 000 Total
81 585 651 666.71
Proporsi penerimaan supplier di Kecamatan Bogor Tengah Tabel 23 34.46
Dampak Lanjutan Totalproporsi penerimaan supplier di Kec Bogor Tengah