Konsep Uji Korelasi Kerangka Pemikiran Teoritis

Konsep multiplier dapat dilihat dari jenis dampak secara langsung, tidak langsung dan dampak lanjutan yang mempengaruhi akibat dari tambahan pengeluaran pengunjung ke dalam ekonomi lokal atau ekonomi nasional. Di bawah ini merupakan formula untuk menghitung nilai pengganda dari pengeluaran wisatawan Marine Ecotourism for Atlantic Area 2001 : 1 Lokal pendapatan Keynesian Multiplier dimana nilai yang dihasilkan dari pengeluaran digandakan untuk mengetahui penambahan dan pengurangan pendapatan lokal. Keynesian merupakan metode terbaik untuk merefleksikan keseluruhan dampak dari pengeluaran. 2 Rasio pendapatan multiplier yakni nilai yang diperoleh dari peningkatan dan penurunan pendapatan langsung ekonomi lokal yang digandakan untuk memperoleh hasil peningkatan dan penurunan total pendapatan lokal. Dibawah ini merupakan bentuk-bentuk dari multiplier Cooper et al 1998: 1. Transaksi penjualan multiplier yang mengukur jumlah tambahan penghasilan bisnis ekonomi sebagai hasil dari peningkatan pengeluaran wisatawan atau pengunjung. Konsep ini sama dengan output multiplier. 2. Output multiplier mengukur jumlah output pendapatan ekonomi sebagai hasil dari peningkatan pengeluaran wisatawan atau pengunjung. Perbedaan mendasar antara kedua multiplier ini bahwa output multiplier terlibat dengan perubahan-perubahan aktual dalam tingkat produksi dan tidak dengan jumlah dan nilai dari penjualan. 3. Income multiplier dimana mengukur tambahan pendapatan upah dan gaji, sewa, bunga dan keuntungan dari ekonomi sebagai hasil peningkatan pengeluaran wisatawan atau pengunjung. 4. Employment multiplier dimana mengukur salah satu dari total jumlah pendapatan pekerjaan berdasarkan dari unit pengeluaran pengunjung atau pekerjaan itu sendiri. 5. Government revenue multiplier yang mengukur dampak dari pendapatan pemerintah dari berbagai sumber yang dihubungkan dengan peningkatan pengeluaran wisatawan atau pengunjung.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Penerapan s istem transportasi di kawasan perkotaan akan sangat berpengaruh pada semakin baik atau buruknya kualitas lingkungan perkotaan. Oleh sebab itu, perlu dipikirkan pengembangan transportasi perkotaan yang berorientasi pada pengembangan transportasi berwawasan lingkungan dimana salah satunya adalah memberikan prioritas yang tinggi terhadap pengembangan prasarana kendaraan tidak bermotor atau jalur pejalan kaki. Pengembangan prasarana pejalan kaki saat ini dihadapkan pada permasalahan terbatasnya ruang milik jalan. Pengembangan kota yang dari awal tidak mempertimbangkan pejalan kaki serta penekanan pengembangan sistem jaringan pada kendaraan bermotor dan peningkatan jumlah Pedagang Kaki Lima PKL menyebabkan ruang untuk pengembangan prasarana pejalan kaki menjadi sangat terbatas. Jalan-jalan kota perlu diselamatkan dari dominasi mobil dan harus dikembalikan kepada para pejalan kaki dan kendaraan umum. Hal ini mengindikasikan bahwa kehadiran sistem pedestrian yang baik menjadi penting adanya karena dapat berperan antara lain, mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor, mempermudah aksesibilitas sehingga menambah pengguna atau pengunjung terhadap kegiatan – kegiatan di sekitarnya serta mewujudkan terciptanya transportasi yang ramah lingkungan dengan meningkatkan kualitas udara dan mengurangi konsumsi energi penggunaan bahan bakar minyak. Pada tahap perencanaannya, kehadiran pedestrian sering dirasa cukup selama mampu hadir dan dapat memfasilitasi pejalan kaki untuk sekedar berjalan di luar jalan untuk kendaraan tanpa benar – benar memfasilitasi dan berfungsi secara maksimal dimana mampu memenuhi faktor – faktor keamanan, keselamatan, kenyamanan, dan fungsional. Adanya perbaikan pada beberapa aspek lingkungan dan meningkatkan dampak positif dari keberadaan pedestrian path diharapkan dapat membuat kondisi pedestrian lebih baik dan nyaman sesuai kebutuhan pengguna jalan. Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, maka alur kerangka pemikiran operasional terkait dengan penelitian disajikan pada Gambar 1 di bawah ini.