3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Penerapan
s
istem transportasi di kawasan perkotaan akan sangat berpengaruh pada semakin baik atau buruknya kualitas lingkungan perkotaan.
Oleh sebab itu, perlu dipikirkan pengembangan transportasi perkotaan yang berorientasi pada pengembangan transportasi berwawasan lingkungan dimana
salah satunya adalah memberikan prioritas yang tinggi terhadap pengembangan prasarana kendaraan tidak bermotor atau jalur pejalan kaki.
Pengembangan prasarana pejalan kaki saat ini dihadapkan pada permasalahan terbatasnya ruang milik jalan. Pengembangan kota yang dari awal
tidak mempertimbangkan pejalan kaki serta penekanan pengembangan sistem jaringan pada kendaraan bermotor dan peningkatan jumlah Pedagang Kaki Lima
PKL menyebabkan ruang untuk pengembangan prasarana pejalan kaki menjadi sangat terbatas. Jalan-jalan kota perlu diselamatkan dari dominasi mobil dan harus
dikembalikan kepada para pejalan kaki dan kendaraan umum. Hal ini mengindikasikan bahwa kehadiran sistem pedestrian yang baik menjadi penting
adanya karena dapat berperan antara lain, mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor, mempermudah aksesibilitas sehingga menambah pengguna
atau pengunjung terhadap kegiatan – kegiatan di sekitarnya serta mewujudkan
terciptanya transportasi yang ramah lingkungan dengan meningkatkan kualitas udara dan mengurangi konsumsi energi penggunaan bahan bakar minyak.
Pada tahap perencanaannya, kehadiran pedestrian sering dirasa cukup selama mampu hadir dan dapat memfasilitasi pejalan kaki untuk sekedar berjalan
di luar jalan untuk kendaraan tanpa benar – benar memfasilitasi dan berfungsi
secara maksimal dimana mampu memenuhi faktor – faktor keamanan,
keselamatan, kenyamanan, dan fungsional. Adanya perbaikan pada beberapa aspek lingkungan dan meningkatkan dampak positif dari keberadaan pedestrian
path diharapkan dapat membuat kondisi pedestrian lebih baik dan nyaman sesuai kebutuhan pengguna jalan. Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, maka
alur kerangka pemikiran operasional terkait dengan penelitian disajikan pada Gambar 1 di bawah ini.
Keterangan : Analisis metode penelitian yang digunakan
Gambar 1 Alur kerangka pemikiran operasional
Identifikasi Kondisi Umum Pedestrian
Path Analisis Dampak
Keberadaan Pedestrian Path
Analisis Hubungan Karakteristik dan Persepsi
Responden Dengan Kondisi Umum Pedestrian Path
Dampak Sosial
Dampak Lingkungan
Dampak Ekonomi
Rekomendasi Pengelolaan Pedestrian Path yang baik dan nyaman sesuai kebutuhan pengguna jalan.
Analisis Deskriptif
Multiplier Effect dan
Perubahan Pendapatan
Analisis Korelasi Pearson, Spearman,
dan Kendall Tau -
Belum menjadi prioritas dibanding moda transportasi lain. -
Sering terjadi konflik dengan Pedagang Kaki Lima PKL dan pengguna kendaraan umum. -
Tidak tertibnya PKL dan pengguna kendaraan umum. -
Peningkatan jumlah kendaraan menambah polusi udara dan menimbulkan kemacetan. -
Keselamatan pejalan kaki terganggu. -
Pemeliharaan pedestrian yang ada kurang baik dari pihak pengelola. Kawasan Stasiun KA Bogor sebagai pusat transportasi memiliki
volume kendaraan umum dan pengguna jalan yang tinggi
Membutuhkan keberadaan pedestrian path sebagai moda transportasi ramah lingkungan Permasalahan Perlunya Keberadaan Pedestrian Path
Analisis Deskriptif
IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bersifat studi kasus yang dilakukan di Jalan Nyi Raja Permas kawasan stasiun Kereta Api KA Bogor, Kecamatan Bogor Tengah, Jawa Barat.
Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa pedestrian path tersebut terletak di pusat kota dengan jumlah
pengguna jalan sangat tinggi dan merupakan percontohan pedestrian nasional dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Pengambilan data primer
dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan dari Maret 2013 sampai Mei 2013.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari kegiatan wawancara
yang dilakukan terhadap pengguna jalan dan unit usaha melalui kuesioner. Data ini berupa informasi mengenai karakteristik sosial ekonomi responden, persepsi
responden mengenai kondisi keberadaan pedestrian path dari segi fasilitas, kenyamanan, keindahan, kebersihan, keamanan, dan keselamatan serta dampak
yang diperoleh dari keberadaan pedestrian path. Pada analisis dampak ekonomi, pertanyaan yang diajukan mencakup besarnya dampak langsung, tidak langsung,
dan induced serta perubahan pendapatan yang terjadi kepada unit usaha di kawasan pedestrian path tersebut.
Data sekunder dari instansi diperoleh dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Bogor, Dinas Bina Marga, lembaga GIZ-
SUTIP Sustainable Urban Transport Improvement Project. Data sekunder juga diperoleh dari literatur-literatur yang terkait dengan penelitian ini, seperti buku
teks, jurnal, surat kabar, internet, dan penelitian-penelitian terdahulu.
4.3 Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel untuk menganalisis korelasi dan dampak keberadaan pedestrian path yang dirasakan oleh pengguna jalan dilakukan dengan
convenience sampling yaitu sampel yang dipilih secara convenience nyaman