Identifikasi Sumberdaya Wisata di Zona Wisata Bogor Barat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Identifikasi Sumberdaya Wisata di Zona Wisata Bogor Barat

Dalam pengembangan ekowisata perlu diketahui sumberdaya wisatanya. Avenzora 2001 menyatakan sumberdaya wisata adalah sesuatu yang memiliki dimensi ruang tertentu dengan batas-batas tertentu dan memiliki elemen-elemen penyusun tertentu berupa atraksi wisata yang dapat menarik minat untuk berkunjung dan dapat menampung kegiatan wisata. Yoeti 1996 menyatakan suatu kegiatan wisata ditunjang ‘tourism resources” yang merupakan segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut. Hal-hal yang dapat menarik orang untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata yaitu benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam yang dalam istilah pariwisata “natural amenities, hasil ciptaan manusia man made supply yaitu benda-benda bersejarah, kebudayaan dan keagamaan historical, cultural and religious dan tata cara hidup masyarakat seperti bagaimana kebiasaan hidupnya dan adat istiadatnya. Zona wisata Bogor Barat yang termasuk bagian dari Kabupaten Bogor memiliki banyak objek wisata yang tersebar di beberapa desa yang dapat dikembangkan untuk menarik wisatawan dengan tetap memperhatikan aspek kelestariankeberlanjutan. Daya tarik membentuk elemen yang utama dari produk pariwisata. Berikut adalah beberapa sumberdaya wisata hasil identifikasi di wilayah Zona Wisata Bogor Barat yang dibagi berdasarkan wilayah administrasi berupa desa, yaitu :

1. Desa Pangradin, Kecamatan Jasinga

Objek wisata yang terdapat di Desa Pangradin, Kecamatan Jasinga yaitu Curug Bandung. Berikut adalah deskripsi lokasi: a. Daya Tarik Curug Bandung merupakan air terjun yang terletak di Desa Pangradin, Kecamatan Jasinga tepatnya di bukit Panyis yang berada sekitar 65 km dari pusat Kota Bogor Gambar 5. Sepanjang perjalanan menuju lokasi akan ditemui pemandangan yang indah seperti perbukitan dan pesawahan. b. Aksesibilitas Jarak tempuh dari Kota Jasinga sampai pangkalan ojek ± 3 km, dilanjutkan dengan ojek motor ± 3 km dan dilanjutkan lagi dengan berjalan kaki ± 3 km. Jalan setapak menuju lokasi masih berupa tanah dan di lokasi curug terdapat bebatuan yang cukup curam. Objek wisata ini belum dikelola optimal oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor. Lokasi curug cukup jauh dari pemukiman penduduk yaitu sekitar 6 km. Jalan menuju curug cukup melelahkan karena sedikit menanjak. c. Kondisi Lingkungan Sosial Ekonomi Mayoritas masyarakat berpendidikan SD dan SLTP. Sedangkan mata pencaharian didominasi buruh tani dan pedagang. Masyarakat berharap pengelolaan wisata Curug Bandung lebih banyak melibatkan masyarakat setempat dengan tetap mempertahankan kelestarian kawasan Curug Bandung. Sumber: Dokumentasi pribadi, 2009 Sumber: Dokumentasi pribadi, 2009 Gambar 5 Curug Bandung a; Bukit Panyis b d. Akomodasi dan Sarana Prasarana Pada objek wisata ini belum terdapat sarana dan prasarana memadai. Di sekitar curug terdapat area berkemah. a b

2. Desa Barengkok Kecamatan Jasinga

Objek wisata yang terdapat di Desa Barengkok, Kecamatan Jasinga yaitu Setu Cijantungeun. Berikut adalah deskripsi lokasi: a. Daya tarik Setu Cijantungeun merupakan suatu cekungan lembah berupa situdanau yang terdapat di Desa Barengkok, Kecamatan Jasinga Gambar 6. Daya tarik utama dari kawasan ini adalah dengan adanya setu atau danau yang cukup luas, kemudian hutan pinus dan pesawahan yang membentuk suatu pemandangan yang indah. Selain itu terdapat persemaian, keindahan alam dari Setu Cijantungeun merupakan daya tarik utama. b. Aksesibilitas Setu Cijantungeun terletak sekitar 55 km dari pusat Kota Bogor. Jarak setu dari pusat kecamatan sekitar 23 km dengan waktu tempuh sekitar 100 menit. Kawasan ini berada di bawah pengelolaan Perum Perhutani KPH Bogor. Kondisi jalan utama menuju lokasi rusak. Sumber: Dokumentasi pribadi, 2009 Gambar 6 Setu Cijantungeun c. Kondisi Lingkungan Sosial Ekonomi Dalam pengembangan setu, masyarakat ikut berperan serta dalam pemeliharaan kondisi setu dan beberapa warga mengaku membudidayakan ikan di lokasi tersebut. Berdasarkan kuesioner masyarakat mayoritas lulusan SD dan beberapa responden ada yang lulusan perguruan tinggi. Mata pencaharian didominasi buruh tani dan pegawai. d. Akomodasi dan Sarana Prasarana Fasilitas dan sarana prasarana yang ada adalah pos jaga yang sekaligus tempat tinggal petugas jaga dari Perhutani dan MCK. Pada objek ini pengelola belum menyediakan tempat penginapan bagi pengunjung.

3. Desa Koleang, Kecamatan Jasinga

Objek wisata yang terdapat di Desa Koleang, Kecamatan Jasinga yaitu Setu Kadondong. Berikut adalah deskripsi lokasi: a. Daya Tarik Daya tarik utama berupa situ atau danau yang memanjang dan kondisinya masih alami serta mempunyai pemandangan yang indah Gambar 7. Setu Kadondong memiliki luas sekitar 10 ha. Kondisi objek baik, bagian dinding setu telah ditembok oleh pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2008. Setu ini berfungsi sebagai irigasi pesawahan di desa sekitar setu. Pengunjung yang datang sebagian besar untuk berekreasi menikmati keindahan setu dengan duduk-duduk atau menggunakan fasilitas rakit sewaan yang terdapat di lokasi. Sumberdaya alam yang ada di setu ini yaitu flora berupa tanaman Karet, Kayu manis, Mangga, Rambutan dan Kelapa Sawit. Sedangkan fauna yang bisa ditemukan yaitu Biawak, Tupai, ikan dan burung. b. Aksesibilitas Setu Kadondong terdapat di Desa Koleang Kecamatan Jasinga dan berada sekitar 60 km dari pusat Kota Bogor. Objek wisata ini berada di wilayah Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor dan masih belum dikelola. Kondisi jalan di objek ini sangat bagus beraspal dengan lebar 3 meter. c. Kondisi Lingkungan Sosial Ekonomi Masyarakat sekitar setu mayoritas berpendidikan SLTP dan bermata pencaharian pedagang wiraswasta dan buruh tani. Berdasarkan kuesioner masyarakat menilai keindahan alam setu perlu dilestarikan dengan seminim mungkin membangun bangunan permanen yang dapat merusak kelestarian kawasan. Sumber: Dokumentasi pribadi, 2009 Gambar 7 Keindahan Setu Kadondong d. Akomodasi dan Sarana Prasarana Pada lokasi hanya terdapat dua buah warung penjual makanan dan rakit sewaan serta beberapa tempat duduk untuk menikmati keindahan pemandangan setu. Objek ini belum dikelola optimal sehingga belum terdapat sarana akomodasi.

4. Desa Curug, Kecamatan Jasinga

Objek wisata yang terdapat di Desa Curug, Kecamatan Jasinga yaitu Wana Wisata Taman Bambu dan objek wisata pendukung Hutan Penelitian Haurbentes. Berikut adalah deskripsi lokasi: a. Daya Tarik Objek dan daya tarik utama adalah adanya berbagai jenis tanaman bambu Gambar 8. Pengembangan tahap pertama pelaksanaan penanaman bambu ini yaitu pada Tahun 1993 seluas 3 ha dengan 21 jenis bambu sebanyak 1.806 batang dan tahun 1994 sebanyak 1.509 batang. Pengembangan dan perluasan selanjutnya tahun 1996 seluas 10 ha berada pada areal lahan yang berbatasan dengan bambu yang telah ada 3 ha, kemudian ditanami jenis bambu dari Gombong, Bambu Betung, Bambu Ali dan Bambu Hitam. b. Aksesibilitas Wana Wisata Taman Bambu terdapat di Desa Curug Kecamatan Jasinga. dan terletak sekitar 60 km dari pusat kota Bogor. Lokasi wisata ini berada di bawah pengelolaan Perum Perhutani KPH Bogor. Kondisi jalan menuju lokasi rusak berlubang. Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, 2008 Gambar 8 Wana Wisata Taman Bambu Wana Wisata Taman Bambu berdekatan dengan Kawasan hutan dengan tujuan khusus Haurbentes yang berada di bawah pengelolaan Badan Litbang Kehutanan Departemen Kehutanan Gambar 9. Pada lokasi ini menjadi pusat Litbang dan konservasi Alam serta penelitian dan pelestarian satwa dan flora langka. Sumber: Dokumentasi pribadi, 2009 Gambar 9 Hutan Penelitian Haurbentes c. Kondisi Lingkungan Sosial Ekonomi Masyarakat sekitar objek wisata mayoritas tidak tamat SD dan tamatan SD. Sedangkan mata pencaharian masyarakat sebagian besar sebagai buruh tani dan pedagang. Masyarakat mempunyai persepsi keindahan alam wana wisata taman bambu perlu dilestarikan. d. Akomodasi dan Sarana Prasarana Taman Bambu juga dilengkapi dengan lokasi tempat berkemah camping ground. Berbagai sarana pendukung seperti pintu gerbang masuk yang menampilkan bentuk arsitektur Jawa Barat, plaza gazebo yang menampilkan citra dan kharisma masyarakat Sunda, pergola, dan kolam.

5. Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya

Objek wisata yang terdapat di Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya yaitu Curug Luhur. Berikut adalah deskripsi lokasi: a. Daya tarik Curug Luhur adalah salah satu potensi wisata alam yang lebih menawarkan keindahan alam berupa percikan air terjun sepanjang ± 50 m yang terletak di wilayah kecamatan Tenjolaya dan area yang relatif dekat dengan jalan raya Gambar 10. Ketika mendekati lokasi utama Curug Luhur terdapat sederet limpahan air yang mengalir secara deras pada dinding tanah dengan ketinggian ± 2 m. Limpahan air ini mirip air terjun mini yang bisa digunakan pengunjung untuk membasuh tangan atau kaki sambil menikmati kesegaran air khas pegunungan. Air terjun mini tersebut ditampung pada sebuah parit kecil yang akhirnya akan menyatu dengan limpahan air Curug Luhur pada sungai yang ada di bagian tengah bawah area. Pada lokasi ini banyak terdapat kolam buatan yang airnya sengaja dibuat melimpah ruah, sehingga bunyi derasnya aliran air yang mengalir dan akhirnya menyatu ke sebuah sungai sangatlah dominan mewarnai objek wisata Curug Luhur. Sumber: Dokumentasi pribadi, 2009 Gambar 10 Curug Luhur Air yang melimpah di Curug Luhur cukup deras, sebenarnya hanya ada satu air terjun di kawasan ini, namun penduduk setempat membuat cabang baru pada aliran sungai dan membelokannya sehingga tercipta air terjun baru. Dikarenakan letak air terjun yang baru itu sedikit lebih tinggi, maka air yang mengalir tidak sederas air terjun utama, namun demikian telah mampu memberikan panorama tambahan yang menarik pada objek wisata ini. Penamaan Curug Luhur tinggi karena ketinggian mencapai ± 50 m dengan lingkungan yang alami serta pemandangan yang indah, curug ini tidak kalah dengan obyek wisata lainnya. Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor 2007 di desa ini juga terdapat kesenian tradisional berupa Wayang Golek, Degung dan Tari Jaipongan Lampiran 5. Tetapi kesenian ini belum secara rutin dipertunjukkan, hanya pada acara-acara tertentu seperti pernikahan dan seremoni lain. b. Aksesibilitas Curug Luhur berlokasi di daerah Ciapus di kaki Gunung Salak, sekitar 5 km dari Curug Nangka dan terletak sekitar 16,5 km dari pusat kota Bogor. Sarana jalan untuk mencapai lokasi sudah cukup baik dan perjalanan dapat ditempuh selama kira-kira 30 - 45 menit dalam kondisi jalan tidak macet dari kota Bogor. Perjalanan ke Curug luhur, bisa melalui beberapa alternatif jalan, salah satunya dapat melalui jalan raya Bogor ke arah Leuwiliang, belok di pertigaan Cikampak, dan menelusuri jalan menuju Tenjolaya belok kiri terus, maka akan sampai di Curug Luhur. Memasuki objek ini, pengunjung membayar karcis sekitar Rp 10.000,00 per orang. Curug luhur terletak di lalu lintas jalan raya Bogor Gunung Salak Endah. Objek wisata Curug Luhur Indah berada dikelola oleh PT Curug Luhur Indah Paradise. Kawasan ini sudah dibangun sejak tahun 1992, namun setelah berganti pengelolaan, baru dibuka lagi untuk umum pada tahun 2005. c. Kondisi Lingkungan Sosial Ekonomi Mayoritas masyarakat bermata pencaharian sebagai petani dan latar belakang pendidikan yang mendominasi yaitu tamatan SD. d. Akomodasi dan Sarana Prasarana Fasilitas yang ada di sekitar lokasi adalah penginapan, rumah makan, mushola dan lain-lain.

6. Desa Gunung Bunder, Kecamatan Pamijahan

a. Daya tarik Beberapa objek dan daya tarik wisata pada wana Wisata Gunung Bunder yaitu:

6.1. Bumi Perkemahan Buper