Situ Sanghyang Curug Ciampea Curug Ngumpet

Dekat kawah ini juga mengalir sungai sepanjang 1 km yaitu sungai yang dipergunakan oleh pengunjung untuk berendam serta diyakini dapat mengobati berbagai macam penyakit kulit. Jenis flora yang dominan ditemui di kawah adalah tumbuhan Cantigi Vaccinium lucidum adan Harendong Melastoma malabattrichum. Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, 2008 Gambar 12 Kawah Ratu

6.3. Kawah Mati I dan II

Kawah ini terletak pada ketinggian yang hampir sama dengan Kawah Ratu. Kawah Mati I terletak sebelah utara kawah ratu dengan jarak sekitar 1.335 meter dan Kawah Mati II terletak sebelah utara Kota Bogor. Kawah Mati I dan II merupakan gerbang masuk ke kawah ratu. Pengunjung dikenakan tarif masuk Rp. 2.500,00 per orang. Untuk berkemah dikenakan tarif Rp. 2.500,00oranghari.

6.4. Situ Sanghyang

Situ atau danau ini menurut ceritanya merupakan tempat mandi para bidadari atau dewi pelangi atau dalam bahasa Sunda “Katum biri”. Air dari situ ini dipercaya oleh sebagian orang berkhasiat untuk kelanggengan kecantikan dan kelembutan bagi para wanita dan berbagai golongan. Menurut mitos, tempat situ Sanghyang merupakan tempat tiga ratu beserta pasukan berkuda kerajaan tempo dulu. Situ Sanghyang terletak di dekat Kawah Mati II dengan jarak 200 m yang mempunyai luas 200 meter x 30 meter yang berbentuk persegi panjang.

6.5. Curug Ciampea

Curug ini memiliki tinggi 25 meter dan menuju ke lokasi dapat ditempuh dengan berjalan kaki lebih kurang 45 menit dari pintu gerbang utama. Curug Ciampea merupakan salah satu curug yang masih alami dan jarang dikunjungi orang. Pengunjung yang ingin datang ke curug akan menempuh perjalanan melewati area camping hutan pinus. Selepas dari hutan pinus, pengunjung akan menuruni tebing dengan persawahan di sekitarnya. Setelah area persawahan pengunjung akan menemui kampung yang berada di tengah persawahan di kaki Gunung Salak. Di perkampungan tersebut berdiri sekitar 8 sampai 10 rumah dengan sebuah masjid. Kampung itu dihuni oleh satu keluarga besar secara turun temurun. Setelah melewati kampung tersebut, pengunjung akan berjalan menyusuri persawahan di tepi sungai. Jalan menuju curug sudah sangat rusak sehingga sulit untuk dilewati. Jalan juga sudah tidak tampak tertutup oleh semak- semak. Pengunjung harus beberapa kali menyeberangi aliran sungai dan menerobos semak. Namun setelah sampai di tujuan, pengunjung akan dapat menikmati Curug Ciampea dengan udaranya yang bersih dan air yang jernih.

6.6. Curug Ngumpet

Curug ini namanya sama dengan yang dikelola Pemkab Bogor tetapi berbeda lokasinya terletak di lokasi gerbang menuju trek Kawah Ratu. Curug ini dekat dengan jalan raya dengan jarak hanya 30 meter. Curug ini mempunyai tinggi 25 meter serta mempunyai cerita bahwa dulunya curug ini dijadikan kamp persembunyian kelompok tentara yang menentang pemerintahan Indonesia Tahun 1948. Pemberian nama “Curug Ngumpet” karena terletak tidak jauh dari tepi jalan raya, tetapi tidak terdengar suara gemuruh dari air terjun tersebut Gambar 13. Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, 2009 Gambar 13 Curug Ngumpet

6.7. Curug Cipatat