2.3. Pengembangan Ekowisata
Pengembangan Ekowisata di Indonesia, menurut Usman 1999 perlu mengikutsertakan masyarakat setempat dalam setiap kegiatan kepariwisataan.
Konsep pengembangan wisata yang melibatkan atau mendasarkan kepada peran serta masyarakat, pada dasarnya adalah memberikan kesempatan kepada
masyarakat yang tinggal di daerah-daerah yang menjadi objek dan daya tarik wisata untuk mengelola jasa-jasa pelayanan bagi wisatawan. Denman 2001
menyebutkan syarat-syarat untuk menetapkan pengembangan bisnis ekowisata sebagai berikut:
1. Kerangka ekonomi dan politik yang mendukung perdagangan yang efektif dan investasi yang aman.
2. Perundang-undangan di tingkat nasional yang tidak menghalangi pendapatan wisata diperoleh dan berada di tingkat komunitas lokal.
3. Tercukupinya hak-hak kepemilikan yang ada dalam komunitas lokal. 4. Keamanan pengunjung terjamin.
5. Resiko kesehatan yang relatif rendah, akses yang cukup mudah terhadap
pelayanan medis dan persediaan air bersih yang cukup. 6. Tersedianya fasilitas fisik dan telekomunikasi dari dan ke wilayah tersebut.
Suprana 1997 diacu dalam Qomariah 2009 menyebutkan dalam pengembangan wisata memiliki strategi pengembangan dan program
pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata ODTW, antara lain: 1. Strategi pengembangan ODTW
Pengembangan potensi ODTW untuk menunjang tujuan pembangunan khususnya pengembangan pariwisata mencakup aspek-aspek perencanaan,
pembangunan, kelembagaan, sarana dan prasarana dan infrastruktur, pengusahaan pariwisata, promosi dan pemasaran, pengelolaan kawasan, sosial
budaya dan sosial ekonomi, penelitian pengembangan dan pendanaan. 2. Program pengembangan ODTW
Pembangunan ODTW khususnya pengembangan ODTW dapat diwujudkan dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan: a Inventarisasi potensi,
pengembangan dan pemetaan ODTW, b Evaluasi dan penyempurnaan
kelembagaan pengelola ODTW, c Pengembangan dan pemantapan sistem pengelolaan ODTW, d Pengembangan sistem perencanaan, e Penelitian dan
pengembangan manfaat, f Pengembangan sarana prasarana dan infrastruktur, g Perencanaan dan penataan, h Pengembangan pengusahaan pariwisata dan
i Pengembangan sumberdaya manusia. Muntasib et al. 2004 menyebutkan beberapa prinsip dasar pengembangan
ekowisata, yaitu: 1 Berhubungankontak langsung dengan alam touch with nature.
2 Pengalaman yang bermanfaat secara pribadi dan sosial. 3 Bukan wisata massal.
4 Program-programnya membuat tantangan fisik dan mental bagi wisatawan. 5 Interaksi dengan masyarakat dan belajar budaya setempat.
6 Adatif menyesuaikan terhadap kondisi akomodasi pedesaan. 7 Pengalaman lebih diutamakan dibanding kenyamanan.
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 2003 menjelaskan dalam upaya pengembangan ekowisata akan berjalan dengan baik diperlukan perencanaan dan
kebijaksanaan dan sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan ekowisata. Secara konseptual ekowisata menekankan tiga prinsip dasar pengembangan, yaitu:
1. Prinsip konservasi yaitu pengembangan ekowisata atau ekoturisme harus mampu memelihara, melindungi dan atau berkontribusi untuk memperbaiki
sumberdaya alam. 2.
Prinsip partisipasi masyarakat adalah pengembangan harus didasarkan atas musyawarah dan persetujuan masyarakat setempat serta peka dan menghormati
nilai-nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan yang dianut masyarakat di sekitar kawasan.
3. Prinsip ekonomi yaitu pengembangan ekowisata harus mampu memberikan manfaat untuk masyarakat khususnya setempat dan menjadi penggerak
pembangunan ekonomi di wilayahnya untuk memastikan bahwa daerah yang masih alami dapat mengembangkan pembangunan yang berimbang balanced
development antara kebutuhan pelestaran lingkungan dan kepentingan semua pihak.
Sedangkan dalam penerapannya, sebaiknya dapat mencerminkan dua prinsip lainnya, yaitu:
1. Prinsip edukasi yaitu pengembangan ekowisata harus mengandung unsur pendidikan untuk mengubah sikap atau perilaku seseorang menjadi memiliki
kepedulian tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan budaya.
2. Prinsip wisata adalah pegembangan ekowisata harus dapat memberikan kepuasan dan memberikan pengalaman yang orisinil kepada pengunjung serta
memastikan usaha ekowisata berkelanjutan. Fandeli dan Mukhlison 2000 menjelaskan suatu perencanaan akan
menghasilkan pengembangan yang baik, bila dilaksanakan dengan pengenalan secara menyeluruh elemen-elemennya. Upaya menyajikan seluruh elemen
ekowisata dapat didekati dengan elemen dan sistem pariwisata. Pada dasarnya setiap bentuk pengembangan pariwisata bertumpu pada dua elemen yaitu produk
destination dan pasar wisata market. Untuk dapat mengembangkan kedua aspek ini diperlukan upaya pemasaran dan menganut aspek perjalanan.
Dalam pengembangannya, terutama pada tahapan perencanaan dan programming, perlu dilakukan upaya pembekalan dan pemberdayaan baik pada
pihak-pihak yang ingin mengembangkan ekowisata dan masyarakat setempat. Selanjutnya pola pengembangannya berbeda dari satu tempat atau daerah yang
lain. Hal ini disebabkan status dan kondisi masing-masing daerah berbeda-beda satu sama lain.
2.4. Penilaian Potensi Wisata