3.7. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh diolah dengan cara tabulasi data dan kemudian dianalisis sesuai dengan jenis data dan tujuan penelitian. Analisis data meliputi:
Biofisik Objek dan Daya Tarik Wisata
Data mengenai objek dan daya tarik wisata ODTW diolah dengan menggunakan Pedoman Penilaian Daya Tarik Wisata Lampiran 1. Data
mengenai daya tarik wisata akan dihitung dengan menggunakan persamaan Romani 2006 :
Keterangan : S
= skornilai
N = Jumlah nilai unsur-unsur pada kriteria B = Bobot nilai
Klasifikasi penilaian disusun berdasarkan jumlah total dari penilaian ODTW. Selang dari klasifikasi penilaian akan dihitung dengan menggunakan persamaan
Oktadiyani 2006:
Keterangan : Selang : Nilai selang dalam penetapan selang klasifikasi penilaian
Smaks : Nilai skor tertinggi Smin
: Nilai
skor terendah
K : Banyaknya klasifikasi penilaian
Penilaian ODTW yang mencakup lima aspek yaitu daya tarik, aksesibilitas, akomodasi, lingkungan sosial ekonomi masyarakat serta prasarana dan sarana
penunjang. Masing-masing komponen dijabarkan dalam kriteria spesifik dan diberikan skor serta dilakukan pembobotan. Setelah diperoleh total skor, untuk
selang klasifikasi dibuat ranking dan dibagi menjadi lima kelas klasifikasi yaitu sangat baik, baik, sedang, buruk dan sangat buruk, sedangkan analisis spasial
untuk mempermudah dibuat klasifikasi 1-5. Hasil dari klasifikasi ini menjadi
S = N x B
dasar dalam pembuatan model builder untuk objek dan daya tarik wisata ODTW.
Kesiapan Pengembangan CBE Community Based Ecotourism
Data mengenai CBE akan diolah dengan menggunakan standarisasi penilaian CBE yang dikembangkan WTO 2004 dan INDECON 2008 yang
terdiri dari empat aspek utama yaitu aspek sosek, aspek sosbud, aspek lingkungan dan aspek pengelolaan Lampiran 2. Masing-masing aspek dijabarkan dalam
kriteria dan dilakukan perhitungan skor serta dikalikan angka pembobot. Selang klasifikasi CBE terdiri dari lima mulai dari sangat baik sampai sangat buruk.
Selanjutnya hasil klasifikasi digunakan skala 1-5 untuk analisis spasial dengan model builder.
Kesiapan Masyarakat Dalam Pengembangan Ekowisata
Upaya mengetahui kesiapan masyarakat terhadap pengembangan ekowisata dilakukan penilaian. Analisis dilakukan terhadap karakteristik masyarakat sebagai
upaya untuk memberikan gambaran mengenai profil masyarakat di sekitar ODTW, persepsi masyarakat untuk mengetahui pemahaman masyarakat terhadap
pengembangan ekowisata. Sedangkan partisipasi masyarakat dianalisis untuk mengetahui bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekowisata serta
keinginan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan ekowisata. Semua data yang berasal dari kuesioner masyarakat dilakukan penilaian
berdasarkan kriteria pemberdayaan masyarakat yang dibagi menjadi tiga aspek utama yaitu karakteristik masyarakat, persepsi serta aspek partisipasi dan
keinginan masyarakat Lampiran 3. Masing-masing aspek dijabarkan dalam kriteria spesifik disesuaikan dengan pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner
dan dilakukan perhitungan skor serta pembobotan. Selanjutnya setelah mendapatkan total skor dilakukan klasifikasi sangat baik sampai sangat buruk dan
penggunaan skala 1-5 untuk analisis spasial dengan metode model builder.
Analisis spasial
Analisis spasial akhir dilakukan dengan model builder dengan mengoverlay tumpangsusun semua penilaian yaitu penilaian ODTW, kesiapan pengembangan
CBE dan kesiapan masyarakat dalam pengembangan ekowisata. Analisis tersebut selanjutnya digunakan untuk analisis SWOT dalam rangka mendapatkan strategi
prioritas dalam pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di zona wisata Bogor Barat Kabupaten Bogor. Tahapan analisis spasial untuk mendapatkan hasil
penilaian objek dan daya tarik wisata dan kesiapan pengembangan CBE serta kesiapan masyarakat dalam pengembangan ekowisata seperti terlihat pada
Gambar 4.
Gambar 4 Tahapan Analisis Spasial hasil penilaian ODTW dan kesiapan masyarakat dalam pengembangan CBE
Strategi Pengembangan
Penentuan strategi prioritas dalam pengembangan ekowisata berbasis masyarakat menggunakan pendekatan analisis SWOT strength, weakness,
opportunity dan threat berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi. Dari hasil pemaduan analisis kedua faktor tersebut diperoleh
gabungan strategi terbaik bagi pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di Zona Wisata Bogor Barat.
ODTW
Kesiapan CBE
Kuesioner Vector
Conversion
Vector Conversion
Vector Conversion
Grid ODTW
Grid kesiapan
CBE Grid
kuesioner Arithmetic
Overlay Arithmetic
Overlay Map
Sebelum dibuat matrik SWOT terlebih dahulu ditentukan faktor strategi eksternal EFAS dan faktor strategi internal IFAS yang ditentukan dengan cara
sebagai berikut Hunger Wheelen 2003 dan Rangkuti 2006 : 1.
Menyusun 5 sampai 10 kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam kolom 1.
2. Masing-masing faktor dalam kolom 2 diberi bobot mulai dari 1,0 sangat
penting sampai dengan 0,00 tidak penting berdasarkan pengaruh faktor- faktor tersebut terhadap pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di
Zona Wisata Bogor Barat. 3.
Menghitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 sangat baik sampai dengan 1 buruk
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di Zona Wisata Bogor Barat. Variabel yang positif
diberi nilai mulai dari +1 sampai +4 sangat baik , sedangkan variabel yang bersifat negatif kebalikannya.
4. Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari
4,0 sangat baik sampai dengan 1,0 di bawah rata-rata. 5.
Menjumlahkan skor pembobotan pada kolom 4 sehingga diperoleh total skor pembobotan yang menunjukkan bagaimana unit analisis bereaksi terhadap
faktor-faktor strategis baik eksternal maupun internalnya.
Tabel 10 Strategi yang dihasilkan dari perpaduan antara strategi faktor internal dan eksternal
Faktor Internal
IFAS
Faktor Eksternal EFAS
KEKUATAN S
Menentukan 5-10 faktor kekuatan internal
KELEMAHAN W
Menentukan 5-10 faktor kekuatan internal
PELUANG O
Menentukan 5-10 faktor kekuatan eksternal
Strategi S-O
Menghasilkan strategi yang menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang
Strategi W-O
Menghasilkan strategi yang meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan peluang
ANCAMAN T
Menentukan 5-10 faktor kekuatan eksternal
Strategi S-T
Menghasilkan strategi yang menggunakan kekuatan untuk
mengatasi ancaman
Strategi W-T
Menghasilkan strategi yang meminimalkan kelemahan
untuk menghindari ancaman
Pemilihan faktor-faktor strategis eksternal dan internal ditentukan berdasarkan kondisi di lapangan yaitu cluster desa-desa hasil overlay ketiga
penilaian baik penilaian ODTW, kesiapan pengembangan CBE dan kesiapan masyarakat dalam pengembangan ekowisata juga data yang telah dikumpulkan
baik primer maupun sekunder. Selanjutnya penyusunan faktor-faktor strategis eksternal dan internal dibuat berdasarkan cluster desa dalam matriks SWOT.
Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang ancaman eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki. Jadi penyusunan strategi berdasarkan faktor-faktor strategis eksternal dan internal yang ada. Dari analisa SWOT tersebut dihasilkan
empat strategi yaitu strategi SO, ST, WO dan WT. Kemudian langkah selanjutnya yaitu menentukan prioritas strategi mana yang lebih diutamakan. Caranya dengan
menjumlahkan nilai kode pembobotan dari tiap strategi yang telah ditentukan dalam matrik SWOT. Total skor yang terbesar menjadi prioritas strategi yang
paling utama dan urutan strategi selanjutnya berdasarkan urutan total skor. Selain
penetuan strategi prioritas, dilakukan juga penentuan pengembangan CBE secara spasial. Hasil semua analisis, selanjutnya dilakukan ground-true-check sebagai
upaya mengetahui kesesuaian antara hasil analisis dengan kondisi di lapangan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Identifikasi Sumberdaya Wisata di Zona Wisata Bogor Barat
Dalam pengembangan ekowisata perlu diketahui sumberdaya wisatanya. Avenzora 2001 menyatakan sumberdaya wisata adalah sesuatu yang memiliki
dimensi ruang tertentu dengan batas-batas tertentu dan memiliki elemen-elemen penyusun tertentu berupa atraksi wisata yang dapat menarik minat untuk
berkunjung dan dapat menampung kegiatan wisata. Yoeti 1996 menyatakan suatu kegiatan wisata ditunjang ‘tourism resources” yang merupakan segala
sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut. Hal-hal yang dapat
menarik orang untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata yaitu benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam yang dalam istilah pariwisata “natural
amenities, hasil ciptaan manusia man made supply yaitu benda-benda bersejarah, kebudayaan dan keagamaan historical, cultural and religious dan tata cara hidup
masyarakat seperti bagaimana kebiasaan hidupnya dan adat istiadatnya. Zona wisata Bogor Barat yang termasuk bagian dari Kabupaten Bogor
memiliki banyak objek wisata yang tersebar di beberapa desa yang dapat dikembangkan untuk menarik wisatawan dengan tetap memperhatikan aspek
kelestariankeberlanjutan. Daya tarik membentuk elemen yang utama dari produk pariwisata. Berikut adalah beberapa sumberdaya wisata hasil identifikasi di
wilayah Zona Wisata Bogor Barat yang dibagi berdasarkan wilayah administrasi berupa desa, yaitu :
1. Desa Pangradin, Kecamatan Jasinga
Objek wisata yang terdapat di Desa Pangradin, Kecamatan Jasinga yaitu Curug Bandung. Berikut adalah deskripsi lokasi:
a. Daya Tarik Curug Bandung merupakan air terjun yang terletak di Desa Pangradin,
Kecamatan Jasinga tepatnya di bukit Panyis yang berada sekitar 65 km dari pusat