Pembentukan wadah bagi pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat.
secara institusional. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Muallisin 2007 dalam pengembangan Desa Wisata di Desa Tamansari dan Prawirotaman
Yogyakarta dengan membentuk forum stakeholder yang terdiri dari unsur masyarakat LPMK, RTRW, pemuda, pengelola KCB Tamansari, operator
pariwisata Gabungan Perhotelan Yogyakarta, ASITA, dan PAFTA Kota Yogyakarta, dan Himpunan Pramuwisata Indonesia, dan unsur pengambilan
keputusan DPRD DIY dan Kota Yogyakarta, Dinas Kebudayaan DIY, BAPARDA DIY, dan Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta dan perguruan tinggai
UMY. Forum tersebut nantinya memberikan masukan yang konstruktif bagi
masyarakat untuk mengembangkan dan memperkuat institusi agar dapat berjalan dan berdaya, melakukan promosi, membentuk pusat informasi dan membuat
aturan main bagi pelaku pariwisata dengan masyarakat tempatan. Aturan yang dibuat, misalnya, guide dan agensi hanya mendampingi wisatawan dan
masyarakat saja yang boleh menjelaskan mengenai sejarah seluk-beluk desa. Begitu juga dengan art shop yang menawarkan souvenir, harus bersepakat untuk
menentukan standar harga yang sama, supaya tidak terjadi pasar yang tidak sehat dan nantinya akan merugikan pengrajin.
Ristiyanti 2008 menjelaskan bahwa dengan pembentukan wadah dalam pengembangan desa wisata diharapkan aspirasi masyarakat dari berbagai bentuk
partisipasi maupun aspirasi secara umum dapat terakomodasi. Masyarakat setempat merupakan komunitas yang paling mengetahui kondisi lingkungan
setempat sehingga peran pengelola kawasan maupun pemerintah daerah hanya bersifat memfasilitasi, masyarakat sendiri yang akan menentukan bentuk wadah
yang dibangun. Peran pemerintah lebih bersifat mengawasi, memfasilitasi dan mengawal proses. Pengawasan dilakukan agar tetap pada koridor hukum
sehingga tidak menyimpang dari peraturan perundangan yang berlaku.
g. Pengembangan desa-desa potensial di kecamatan yang berdekatan dengan desa yang akan dikembangkan CBE.
Strategi ini dipilih dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman. Hasil penilaian ODTW, kesiapan pengembangan CBE dan
penilaian kesiapan masyarakat diperoleh desa yang masuk klasifikasi sangat baik menjadi rekomendasi untuk pengembangan desa wisata. Desa dengan klasifikasi
sangat baik tersebut adalah Desa Sukajadi dan Pasir Eurih yang masuk Kecamatan Tamansari, Desa Gunung Malang yang masuk kecamatan Tenjolaya
dan Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea. Hasil analisis spasial dengan pendekatan interpolasi yaitu pendugaan wilayah berdasarkan potensi wilayah
sekitar di Zona Wisata Bogor Barat, desa-desa dengan persentase tinggi maka cluster wilayah Kecamatan Pamijahan, Tenjolaya dan Tamansari sangat potensial
dan dapat menjadi prioritas utama dalam pengembangan CBE Tabel 37. Karakteristik yang menyebabkan desa-desa di Kecamatan Pamijahan, Tenjolaya
dan Tamansari sangat potensial dikembangkan CBE dikarenakan aksesibilitas yang mendukung serta kedekatan secara administrasi, sehingga mempermudah
dalam pengembangan paket wisata ke depannya. Selain itu didukung daya tarik, akomodasi serta sarana dan prasarana yang memadai serta kedekatan cluster desa-
desa tersebut dengan wilayah lain seperti Kota Bogor dan Sukabumi. Pengembangan selanjutnya berbasis cluster pada desa di kecamatan yang dekat
dengan desa yang sangat potensial dikembangkan CBE. Pengembangan CBE ke depan dapat diarahkan ke desa-desa terdekat dengan desa yang masuk penilaian
sangat baik yaitu di desa-desa terdekat dengan ketiga kecamatan tersebut. Sedangkan pengembangan selanjutnya yaitu pengembangan cluster desa-desa
yang berdekatan dengan Kecamatan Parung. Cluster desa-desa di kecamatan ini dapat menarik wisatawan dari wilayah Depok dan Jakarta yang berdekatan.
Perbaikan infrastruktur terutama aksesibilitas serta sarana dan prasarana maka cluster desa-desa di Kecamatan Jasinga, Sukajaya dan Cigudeg dapat
dikembangkan CBE yang berdekatan dengan wilayah Lebak dan Banten.
Tabel 37 Persentase Analisis Spasial Pengembangan Berbasis Cluster
Kecamatan Sangat baik
Baik Sedang Buruk Sangat buruk
Ciampea 17,701
77,678 4,235
0,000 0,000
Cibungbulang 1,729
64,706 33,565
0,000 0,000
Cigudeg 13,166
49,200 26,252
11,382 0,000
Jasinga 0,603
40,497 42,797
16,103 0,000
Pamijahan 31,745
15,382 6,480
2,489 0,083
Parung 3,214
16,426 31,854
36,918 11,587
Sukajaya 10,937
12,652 8,880
24,632 0,000
Tamansari 22,680
19,620 7,579
5,321 5,211
Tenjolaya 27,522
9,294 9,739
8,787 3,302