Partisipasi dan Keinginan Masyarakat

Lampiran 4 Objek Wisata di Zona Wisata Bogor Barat Kabupaten Bogor No Kecamatan Desa Nama Obyek Wisata Jenis Daya Tarik Wisata Pengelola 1. Tamansari Pasir Eurih Kampung Budaya Sindangbarang Wisata Budaya Swasta Yayasan Padepokan Giri Sunda Pura Sukajadi Wana Wisata Curug Nangka Wisata Alam Perhutani Sukamantri Wana Wisata Bumi Perkemahan Sukamantri Wisata minat khusus Perhutani 2. Parung Cogreg Air Panas Tirta sanita Wisata minat khusustirta Swasta PT Supra Piranti Wisata Ria 3. Tenjolaya Gunung Malang Curug Luhur Wisata alam Swasta PT Curug Luhur Indah Paradise Tapos 1 Situs Megalitikum Wisatabudaya peninggalan Disbudpar dan BPPP Serang 4. Ciampea Cihideung Udik Kampung Wisata Cinangneng Wisata minat khususalam Swasta Hester Basoeki Guest House 5. Cibungbulang Ciaruteun Ilir Situs Ciaruteun Wisata Budaya peninggalan Disbudpar dan BPPP Serang Cemplang Museum Pasir Angin Wisata BudayaPeninggalan Disbudpar dan BPPP Serang 6. Pamijahan Gunung sari Pemandian Air Panas Gunung Salak Endah Wisata Minat Khusus Disbudpar Gunung sari Curug Cigamea Wisata Alam Disbudpar Gunung sari Curug Seribu Wisata Alam Disbudpar Gunung sari Curug Ngumpet Wisata Alam Disbudpar Gunungsari Kawah Ratu Wisata Alam Perhutani Gunung bunder Bumi Perkemahan Gunung Bunder Wisata Minat Khusus Perhutani 7. Cigudeg Argapura Goa Gudawang Wisata Minat Khusus Disbudpar 8. Sukajaya Kiara Pandak Kampung Tradisional Urug Wisata Budaya Disbudpar 9. Jasinga Pangradin Curug Bandung Wisata alam Disbudpar Curug Wana wisata Taman Bambu Wisata minat khusus Perhutani Koleang Situ Kadondong Wisata alam Disbupar Barengkok Situ Cijantungeun Wisata alam Perhutani Lampiran 5 Jenis Kesenian di Zona Wisata Bogor Barat No Nama organisasi kesenian Pimpinan Alamat lengkap organisasi No Tlpfax Kesenian yang digarap 1 Angklung Gubrag Sadikin DS. Argapura RT. 0101 Cigudeg angklung gubrag 2 Giri mekar Basri Encep DS. Argapura RT 0404 Cigudeg wayang golek 3 Galuh Mekar Somad Hidayat DS. Argapura Cigudeg calung 4 Komara Sunda Henny HSDudi Lokapurna Pamijahan rampak gendang, degung, tari klasik, upacara adat 5 Putra Pakuan R. Yusuf Cibadak Ciampea wayang golek 6 Sekar Giri Cempaka Opang Suparta Benteng Ciampea wayang golek 7 Gentra mustika ati Cecep Ciampea Asri Blok D III no. 14 Ciampea , tlp. 0251. 624501 hp.085 219 361 976 degung, kecapi suling 8 Ls. Giri Sundapura A. Mimaki DS. Pasir Eurih, Taman Sari bodoran degung, tari klasik, jaipong, upacara adat,seren taun 9 LS. Blantek Wawan DS. Parung, Parung blantek 10 Gentra Giri Manik Suroso Jembatan II DS. Gunung Malang, Tenjolaya wayang golek, degung, tari Sumber : Data Sekunder Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor,2007 Lampiran 6 Hasil IFAS dan EFAS Cluster Desa Sangat Baik, Baik dan Sedang Faktor-Faktor Internal Cluster Desa Sangat Baik Faktor-faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating Kode Kekuatan Cluster Desa Kategori Sangat Baik a Adanya keinginan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan ekowisata 0,15 4 0,6 S1 b Persepsi masyarakat positif mengenai wisata berkelanjutanlestari 0,1 4 0,4 S2 c Adanya budaya khas dan beberapa peninggalan sejarah 0,1 4 0,4 S3 d Daya tarik objek di desa banyak yang masih alami 0,1 4 0,4 S4 e Keterbukaan masyarakat terhadap pengunjung didukung 50 masyarakat sekitar merupakan penduduk asli 0,04 3 0,12 S5 f Adanya motivasi ekonomi bagi masyarakat terhadap pengembangan wisata 0,04 3 0,12 S6 g Partisipasi masyarakat cukup baik 0,05 4 0,2 S7 h Adanya kepatuhan terhadap tokoh masyarakat tertentu 0,02 2 0,04 S8 Kelemahan Cluster Desa Kategori Sangat Baik f Partisipasi masyarakat desa cenderung bersifat pelaksanaan atau hanya sebagai objek belum pada tataran perencanaan dan evaluasi 0,1 1 0,1 W1 g Kesempatan pengambilan keputusan oleh masyarakat masih rendah seperti terbatas dalam penyampaian ide 0,1 1 0,1 W2 h Latar pendidikan masyarakat desa masih rendah sehingga masyarakat belum siap dalam menerima wisatawan 0,1 2 0,2 W3 i Belum adanya promosi oleh masyarakat 0,05 1 0,05 W4 j Pengetahuan tentang CBE masih rendah 0,05 1 0,05 W5 TOTAL 1,00 2,78 Faktor-Faktor Eksternal Cluster Desa Sangat Baik Faktor-faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating Kode Peluang Cluster Desa Kategori Sangat Baik h Adanya dukungan pemerintah daerah untuk mengembangkan ekowisata berbasis masyarakat 0,15 4 0,6 O1 i Sikap positif masyarakat dalam menerima program desa wisata 0,15 4 0,6 O2 j Pasar masih terbuka luas 0,10 3 0,3 O3 k Adanya rencana pemekaran Bogor Barat 0,05 3 0,15 O4 l Lokasi desa berdekatan dengan wilayah lain yang mempunyai potensi wisata 0,05 3 0,15 O5 m Berkembangnya berbagai media cetak dan elektronik merupakan peluang memasarkan ekowisata Bogor Barat 0,05 4 0,2 O6 n Infrastruktur yang cukup memadai 0,05 3 0,15 O7 Ancaman Cluster Desa Kategori Sangat Baik e Kemungkinan adanya kecemburuan antar desa yang berhubungan dengan pengembangan objek wisata 0,10 1 0,10 T1 f Adanya kompetitorpesaing desa di wilayah lain yang memiliki potensi wisata 0,15 1 0,15 T2 g Kurangnya kemampuan pelayanan dalam pemasaran ekowisata para pelaku wisata di tingkat desa 0,10 1 0,10 T3 h Aksesibilitas menuju desa banyak yang masih rusak 0,05 2 0,1 T4 TOTAL 1,00 2,6 Faktor-Faktor Internal Cluster Desa Baik Faktor-faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating Kode Kekuatan Cluster Desa Kategori Baik a Daya tarik objek di desa banyak yang masih alami 0,2 4 0,8 S1 b Persepsi masyarakat positif tentang wisata berkelanjutan 0,1 4 0,4 S2 c Adanya keinginan masyarakat untuk berpartisipasi 0,1 4 0,4 S3 d Adanya kehidupan masyarakat yang 0,05 3 0,15 S4 masih tradisional e Lebih dari 50 masyarakat sekitar merupakan penduduk asli 0,05 3 0,15 S5 f Kepatuhan terhadap tokoh masyarakat tertentu 0,04 2 0,08 S6 Kelemahan Cluster Desa Kategori Baik h Partisipasi masyarakat desa cenderung bersifat pelaksanaan atau hanya sebagai objek belum pada tataran perencanaan dan evaluasi 0,1 1 0,1 W1 i Kesempatan pengambilan keputusan oleh masyarakat masih rendah seperti terbatas dalam penyampaian ide 0,1 1 0,1 W2 j Latar pendidikan masyarakat desa masih rendah sehingga masyarakat belum siap dalam menerima wisatawan 0,1 2 0,2 W3 k Banyak kondisi aksesibilitas tidak mendukung 0,05 1 0,05 W4 l Keterbatasan dukungan infrastuktur lainnya belum lengkap 0,05 1 0,05 W5 m Pengetahuan tentang CBE masih rendah 0,04 2 0,08 W6 n Belum adanya promosi oleh masyarakat 0,02 2 0,04 W7 TOTAL 1,00 2,6 Faktor-faktor Eksternal Cluster Desa Baik Faktor-faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating Kode Peluang Cluster Desa Kategori Baik g Adanya dukungan pemerintah daerah untuk mengembangkan ekowisata berbasis masyarakat 0,2 4 0,8 O1 h Sikap positif masyarakat dalam menerima program desa wisata 0,15 4 0,6 O2 i Pasar masih terbuka luas 0,15 3 0,45 O3 j Adanya rencana pemekaran Bogor Barat 0,05 3 0,15 O4 k Berkembangnya berbagai media cetak dan elektronik merupakan peluang memasarkan ekowisata Bogor Barat 0,03 3 0,09 O5 l Lokasi desa berdekatan dengan wilayah lain yang mempunyai potensi wisata 0,02 3 0,06 O6 Ancaman Cluster Desa Kategori Baik e Adanya kompetitorpesaing desa di wilayah lain yang memiliki potensi wisata 0,10 1 0,10 T1 f Kurangnya kemampuan pelayanan dalam 0,10 1 0,10 T2 pemasaran ekowisata para pelaku wisata di tingkat desa g Aksesibilitas menuju desa banyak yang masih rusak 0,15 1 0,15 T3 h Kemungkinan adanya kecemburuan antar desa yang berhubungan dengan pengembangan objek wisata 0,05 2 0,1 T4 TOTAL 1,00 2,6 Faktor-faktor Internal Cluster Desa Sedang Faktor-faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating Kode Kekuatan Cluster Desa Sedang a Daya tarik objek di desa banyak yang masih alami 0,2 4 0,8 S1 b Persepsi masyarakat positif tentang wisata berkelanjutan 0,1 4 0,4 S2 c Adanya keinginan masyarakat untuk berpartisipasi 0,1 4 0,4 S3 d Adanya motivasi ekonomi bagi masyarakat terhadap pengembangan wisata 0,05 3 0,15 S4 e Lebih dari 50 masyarakat sekitar merupakan penduduk asli 0,05 3 0,15 S5 Kelemahan Cluster Desa Kategori Sedang l Partisipasi masyarakat desa cenderung bersifat pelaksanaan atau hanya sebagai objek belum pada tataran perencanaan dan evaluasi 0,1 1 0,1 W1 m Kesempatan pengambilan keputusan oleh masyarakat masih rendah seperti terbatas dalam penyampaian ide 0,1 1 0,1 W2 n Latar pendidikan masyarakat desa masih rendah sehingga masyarakat belum siap dalam menerima wisatawan 0,05 2 0,1 W3 o Banyak kondisi aksesibilitas tidak mendukung 0,04 1 0,04 W4 p Keterbatasan dukungan infrastuktur lainnya belum lengkap 0,04 1 0,04 W5 q Pengetahuan tentang CBE masih rendah 0,04 1 0,04 W6 r Konsep pelestarian terhadap objek oleh masyarakat masih belum optimal 0,02 2 0,04 W7 s Belum adanya promosi oleh masyarakat 0,02 2 0,04 W8 t Belum terlibatnya semua pemangku kepentingan 0,05 1 0,05 W9 u Belum tersedianya produk-produk kerajinan masyarakat yang ramah lingkungan 0,02 2 0,04 W10 v Beberapa desa tidak mempunyai seni tradisional yang khas 0,02 2 0,04 W11 TOTAL 1,00 2,53 Faktor-faktor Eksternal Cluster Desa Sedang Faktor-faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating Kode Peluang Cluster Desa Kategori Sedang g Adanya dukungan pemerintah daerah untuk mengembangkan ekowisata berbasis masyarakat 0,15 4 0,6 O1 h Sikap positif masyarakat dalam menerima program desa wisata 0,15 4 0,6 O2 i Pasar masih terbuka luas 0,15 3 0,45 O3 j Adanya rencana pemekaran Bogor Barat 0,05 3 0,15 O4 k Berkembangnya berbagai media cetak dan elektronik merupakan peluang memasarkan ekowisata Bogor Barat 0,03 3 0,09 O5 l Lokasi desa berdekatan dengan wilayah lain yang mempunyai potensi wisata 0,02 3 0,06 O6 Ancaman Cluster Desa Kategori Sedang f Adanya kompetitorpesaing desa di wilayah lain yang memiliki potensi wisata 0,10 1 0,10 T1 g Kurangnya kemampuan pelayanan dalam pemasaran ekowisata para pelaku wisata di tingkat desa 0,10 1 0,10 T2 h Aksesibilitas menuju desa banyak yang masih rusak 0,15 1 0,15 T3 i Tidak tersedianya dukungan kebijakan pemerintah daerah dalam pengembangan CBE 0,05 1 0,05 T4 j Minimnya pemahaman tentang ekowisata di masyarakat 0,05 2 0,1 T5 TOTAL 1,00 2,45 Lampiran 7 Matriks SWOT Cluster Desa Sangat Baik, Baik dan Sedang Matriks SWOT Cluster Desa Sangat Baik Faktor Internal Faktor Eksternal KEKUATAN S 1. Adanya keinginan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan ekowisata 2. Persepsi masyarakat positif mengenai wisata berkelanjutanlestari 3. Adanya budaya khas dan beberapa peninggalan sejarah 4. Daya tarik objek di desa banyak yang masih alami 5. Keterbukaan masyarakat terhadap pengunjung didukung 50 masyarakat sekitar merupakan penduduk asli 6. Adanya motivasi ekonomi bagi masyarakat terhadap pengembangan wisata 7. Partisipasi masyarakat cukup baik 8. Adanya kepatuhan terhadap tokoh masyarakat tertentu KELEMAHAN W 1. Partisipasi masyarakat desa cenderung bersifat pelaksanaan atau hanya sebagai objek belum pada tataran perencanaan dan evaluasi 2. Kesempatan pengambilan keputusan oleh masyarakat masih rendah seperti terbatas dalam penyampaian ide 3. Latar pendidikan masyarakat desa masih rendah sehingga masyarakat belum siap dalam menerima wisatawan 4. Belum adanya promosi oleh masyarakat 5. Pengetahuan tentang CBE masih rendah PELUANG O 1. Adanya dukungan pemerintah daerah untuk mengembangkan ekowisata berbasis masyarakat 2. Sikap positif masyarakat dalam menerima program desa wisata 3. Pasar masih terbuka luas 4. Adanya rencana pemekaran Bogor Barat 5. Lokasi desa berdekatan dengan wilayah lain yang mempunyai potensi wisata Barat 6. Berkembangnya berbagai media cetak dan elektronik merupakan peluang memasarkan ekowisata Bogor Barat 7. Infrastruktur yang cukup memadai Strategi S-O 1. Pelibatan masyarakat dalam pengembangan desa wisata mulai tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi S1-S8, O1-O5 2. Pengembangan program desa wisata yang khas sesuai potensi alam dan budaya masyarakat S3- S6,O1-O5 3. Pembentukan wadah bagi pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat S7,S8,O1 4. Promosi program ekowisata berbasis masyarakat yang ada di Zona wisata Bogor Barat S6- S8,O6,O7 Strategi W-O 1. Pendampingan kepada masyarakat untuk mengawal proses W1-W3,O1-O4 ANCAMAN T 1. Kemungkinan adanya kecemburuan antar desa yang berhubungan dengan pengembangan objek wisata 2. Adanya kompetitorpesaing desa di wilayah lain yang memiliki potensi wisata 3. Kurangnya kemampuan pelayanan dalam pemasaran ekowisata para pelaku wisata di tingkat desa 4. Aksesibilitas menuju desa banyak yang masih rusak Strategi S-T 1. Peningkatan kemampuan SDM masyarakat desa terutama SDM di objek wisata melalui berbagai pelatihan teknis dan manajerial S1,S5-S8,T2,T3 2. Pengembangan desa-desa potensial di kecamatan yang berdekatan dengan desa yang akan dikembangkan CBE S4,T1 Strategi W-T 1. Perbaikan sarana dan prasarana wisata untuk mendukung pengembangan ekowisata berbasis masyarakat yang memperhatikan konsep keberlanjutan ekologi dalam pengembangan desa wisata W4,W5,T1-T4 Matriks SWOT strength, weakness, opportunity dan threat Cluster Desa Baik Faktor Internal Faktor Eksternal KEKUATAN S 1. Daya tarik objek di desa banyak yang masih alami 2. Persepsi masyarakat positif mengenai wisata berkelanjutanlestari 3. Adanya keinginan masyarakat untuk berpartisipasi 4. Adanya kehidupan masyarakat yang masih tradisional 5. Lebih dari 50 masyarakat sekitar merupakan penduduk asli 6. Kepatuhan terhadap tokoh masyarakat tertentu KELEMAHAN W 1. Partisipasi masyarakat desa cenderung bersifat pelaksanaan atau hanya sebagai objek belum pada tataran perencanaan dan evaluasi 2. Kesempatan pengambilan keputusan oleh masyarakat masih rendah seperti terbatas dalam penyampaian ide 3. Latar pendidikan masyarakat desa masih rendah sehingga masyarakat belum siap dalam menerima wisatawan 4. Banyak kondisi aksesibilitas tidak mendukung 5. Keterbatasan dukungan infrastuktur lainnya belum lengkap 6. Pengetahuan tentang CBE masih rendah 7. Belum adanya promosi oleh masyarakat PELUANG O 1. Adanya dukungan pemerintah daerah untuk mengembangkan ekowisata berbasis masyarakat 2. Sikap positif masyarakat dalam menerima program desa wisata 3. Pasar masih terbuka luas 4. Adanya rencana pemekaran Bogor Barat 5. Berkembangnya berbagai media cetak dan elektronik merupakan peluang memasarkan ekowisata Bogor Barat 6. Lokasi desa berdekatan dengan wilayah lain yang mempunyai potensi wisata Barat Strategi S-O 1. Pelibatan masyarakat dalam pengembangan desa wisata mulai tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi S1-S6, O1-O6 2. Pengembangan program desa wisata yang khas sesuai potensi alam dan budaya masyarakatS1- S4,O3-O6 3. Pembentukan wadah bagi pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat S5, O2 4. Promosi program ekowisata berbasis masyarakat yang ada di Zona wisata Bogor Barat S3,O5 Strategi W-O Pendampingan kepada masyarakat untuk mengawal proses W1,W2,O1- O4 ANCAMAN T 1. Adanya kompetitorpesaing desa di wilayah lain yang memiliki potensi wisata 2. Kurangnya kemampuan pelayanan dalam pemasaran ekowisata para pelaku wisata di tingkat desa 3. Aksesibilitas menuju desa banyak yang masih rusak 4. Kemungkinan adanya kecemburuan antar desa yang berhubungan dengan pengembangan objek wisata Strategi S-T 1. Peningkatan kemampuan SDM masyarakat desa terutama SDM di objek wisata melalui berbagai pelatihan teknis dan manajerial S2,S3,S5,S6,T1,T2 Strategi W-T 1. Perbaikan sarana dan prasarana wisata untuk mendukung pengembangan ekowisata berbasis masyarakat yang memperhatikan konsep keberlanjutan ekologi dalam pengembangan desa wisata W1,W4-W7,T1-T4 Matriks SWOT strength, weakness, opportunity dan threat Cluster Desa Sedang Faktor Internal Faktor Eksternal KEKUATAN S 1. Daya tarik objek di desa banyak yang masih alami 2. Persepsi masyarakat positif mengenai wisata berkelanjutanlestari 3. Adanya keinginan masyarakat untuk berpartisipasi 4. Adanya motivasi ekonomi bagi masyarakat terhadap pengembangan wisata 5. Lebih dari 50 masyarakat sekitar merupakan penduduk asli KELEMAHAN W 1. Partisipasi masyarakat desa cenderung bersifat pelaksanaan atau hanya sebagai objek belum pada tataran perencanaan dan evaluasi 2. Kesempatan pengambilan keputusan oleh masyarakat masih rendah seperti terbatas dalam penyampaian ide 3. Latar pendidikan masyarakat desa masih rendah sehingga masyarakat belum siap dalam menerima wisatawan 4. Banyak kondisi aksesibilitas tidak mendukung 5. Keterbatasan dukungan infrastuktur lainnya belum lengkap 6. Pengetahuan tentang CBE masih rendah 7. Konsep pelestarian terhadap objek oleh masyarakat masih belum optimal 8. Belum adanya promosi oleh masyarakat 9. Belum terlibatnya semua pemangku kepentingan 10. Belum tersedianya produk-produk kerajinan masyarakat yang ramah lingkungan 11. Beberapa desa tidak mempunyai seni tradisional yang khas PELUANG O 1. Adanya dukungan pemerintah daerah untuk mengembangkan ekowisata berbasis masyarakat 2. Sikap positif masyarakat dalam menerima program desa wisata 3. Pasar masih terbuka luas 4. Adanya rencana pemekaran Bogor Barat 5. Berkembangnya berbagai media cetak dan elektronik merupakan peluang memasarkan ekowisata Bogor Barat 6. Lokasi desa berdekatan dengan wilayah lain yang mempunyai potensi wisata Barat Strategi S-O 1. Pelibatan masyarakat dalam pengembangan desa wisata mulai tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi S1-S5, O1-O6 2. Pengembangan program desa wisata yang khas sesuai potensi alam dan budaya masyarakatS1,S4,O6 3. Pembentukan wadah bagi pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat S2- S5,O1, O2 4. Promosi program ekowisata berbasis masyarakat yang ada di Zona wisata Bogor BaratS3,O5 Strategi W-O 1. Pendampingan kepada masyarakat untuk mengawal proses W1-W3,W6- W11,O1-O4 ANCAMAN T 1. Adanya kompetitorpesaing desa di wilayah lain yang memiliki potensi wisata 2. Kurangnya kemampuan pelayanan dalam pemasaran ekowisata para pelaku wisata di tingkat desa 3. Aksesibilitas menuju desa banyak yang masih rusak 4. Tidak tersedianya dukungan kebijakan pemerintah daerah dalam pengembangan CBE 5. Minimnya pemahaman tentang ekowisata di masyarakat Strategi S-T 1. Peningkatan kemampuan SDM masyarakat desa terutama SDM di objek wisata melalui berbagai pelatihan teknis dan manajerial S5,T1,T2,T4,T5 Strategi W-T 1. Perbaikan sarana dan prasarana wisata untuk mendukung pengembangan ekowisata berbasis masyarakat yang memperhatikan konsep keberlanjutan ekologi dalam pengembangan desa wisata W4,W5,W7,W9-W11,T2-T5 Lampiran 8 Contoh Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN Petunjuk Pengisian: Untuk pertanyaan isian, tulislah jawaban anda di tempat yang disediakan. Untuk pertanyaan pilihan, berilah tanda silang X pada jawaban yang sesuai dengan keadaan anda jawaban boleh lebih dari satu dan untuk pertanyaan terpandu jawaban bebas.

A. Karakteristik Responden

1 Umur: ………………………………………………………………tahun 2 Jenis kelamin: Laki-lakiperempuan 3 Desa tempat tinggal: …………………………………………………….. Dusun: …………………………………………………………………… 4 Tingkat pendidikan:Tidak tamat SDSDSLTPSLTAlainnya sebutkan.... 5 Pekerjaan : Petani pemilikburuh tanipedagangpegawaitukang …….… 6 Pendapatan : Rp…………………………………………………per bulan 7 Status kependudukan : Aslipendatang B. Persepsi Mengenai Pengembangan Ekowisata 1. Menurut anda, apa saja yang harus dilestarikan di kawasan objek wisata ini? a. Keindahan alam b. Keanekaragaman hayati flora dan fauna c. Peninggalan sejarah d. Kebudayaan lokal e. lainnya………………………………………………….. 2. Apakah anda sependapat bahwa pengembangan wisata di objek wisata ini harus memperhatikan aspek kelestariankeberlanjutan? a. Sangat sependapat b. Sependapat c. Tidak berpendapat d. Kurang sependapat e. Tidak sependapat 3. Menurut anda apa yang harus dilakukan agar kegiatan wisata dapat menjamin kelestarian kawasanobjek wisata dapat terlaksana dengan baik? a. Adanya pembatasan jumlah pengunjung b. Kegiatan wisata yang bersifat merusak dihindarkan c. Melibatkan masyarkat dalam pengelolaan wisata d. Adanya dukungan pemerintah sebagai fasilitator 4. Menurut anda bentuk pelayanan dan fasilitas wisata seperti apa yang dapat mendukung kegiatan wisata yang dapat menjamin kelestarian kawasanobjek wisata? a. Bangunan dengan bahan yang alami seperti kayu b. Bangunan permanen dengan jumlah yang tidak terlalu banyak yang akan merusak keaslian kawasan objek wisata c. Adanya interpreter pemandu yang dapat memberikan penjelasan mengenai kondisi kawasan objek wisata d. Adanya homestay penginapan dan makanan tradisional yang dapat memberikan nuansa alami pada pengunjung e. lainnya…………………………. C. Partisipasi dan Keinginan Masyarakat 1. Apakah anda telah berpartisipasi dalam ekowisata di kawasanobjek dan daya tarik wisata Jika Ya, dalam bentuk apa dan apa alasannya? Jika belum, apa alasannya dan apakah ada keinginan untuk berpartisipasi? 2. Apakah anda mendukung pengembangan ekowisata di kawasan ODTW?Apa alasannya? 3. Apa saja keinginan-keinginan anda terkait dengan pengembangan ekowisata di kawasan objek wisata? 4. Menurut anda apakah ada dampak dari kegiatan ekowisata di kawasanobjek dan daya tarik Lampiran 9 Panduan Wawancara Untuk Pengelola

A. Karakteristik Pengelola

1. Nama : 2. Usia : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : 5. Jabatan :

B. Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana kebijakan atau peraturan yang ada mengenai pengelolaan wisata di ODTW? 2. Apakah keunggulan yang menjadi daya terik wisatawan untuk berkunjung ke obyek wisata ini dibandingkan ke obyek wisata yang lain ? 3. Bagaimana teknis pemantauan monitoring terhadap daya dukung kawasan yang menjadi salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan wisata? 4. Adakah kendala yang ditemukan selama penyelenggaraan wisata tersebut? Langkah strategis apa yang diambil dalam menyiasati kendala tersebut? 5. Bagaimana dengan keterlibatan masyarakat sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari penyelenggaraan wisata? 6. Bagaimana dengan kegiatan promosi kegiatan wisata yang ada berkaitan dengan persaingan dengan pada bidang yang sama dengan sumberdaya wisata serupa? 7. Apakah rencana strategis yang dilakukan di masa mendatang dalam konteks pengembangan kegiatan Wisata? 8. Apa saja dampak terhadap obyek yang ditimbulkan dari kegiatan wisata yang dilakukan oleh para wisatawan ? 9. Bagaimana upaya antisipasi yang dilakukan dari kemungkinan dampak yang dapat terjadi pada obyek serta apa saja penanggulangan yang sudah dilakukan terhadap dampak-dampak yang sudah terjadi ? 10. Apakah harapan BapakIbu untuk pengembangan kegiatan ekowisata ? ABSTRACT RINI UNTARI. Strategy for Development of Community Based Ecotourism in West Bogor Tourism Zone, Bogor Regency. Under supervision of ARIS MUNANDAR and NURHAYATI H.S. ARIFIN. A concept of Community Based Ecotourism CBE was evaluated to be implemented in Bogor Regency. This concept was considered important to develop ecotourism which contributes towards community human resource development and participation, contributes to the welfare of local people and enhances the local culture. The aim of this research was to define spatially the potential villages and to formulate strategies for development of Community Based Ecotourism in West Bogor Tourism Zone, Bogor Regency. This research was conducted in 17 villages desa of nine districts kecamatan. Feasibility analysis was based on tourist destination and attraction, Community Based Ecotourism CBE readiness value and the preference of the community in tourism development zone of West Bogor. All information and analysis were presented in spatial information GIS using a builder modelling to define spatially the potential villages. Finally the SWOT analysis were conducted to find out the best strategy based on the priority for development of Community Based Ecotourism. The result from spatial analysis using builder modelling showed that there were four villages which very potential to be developed for CBE i.e. Pasir Eurih village, Sukajadi village, Gunung Malang village and Cihideung Udik village. Other nine villages were potential and four villages were medium in their potential. Based on SWOT analysis, there were eight strategies in priority recommended for development of Community Based Ecotourism in very potential villages cluster, seven strategies in priority for potential villages cluster and seven strategies in priority for medium in potential villages cluster. The result from a combination of spatial analysis and SWOT analysis, it was also recommended that the areas of CBE to be developed in priority were Pamijahan district, Tenjolaya district and Tamansari district. Keywords : West Bogor Tourism Zone, Ecotourism Development, Community Based Ecotourism, Object Evaluation, Builder Modelling RINGKASAN RINI UNTARI. 2009. Strategi Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat di Zona Wisata Bogor Barat Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh ARIS MUNANDAR dan NURHAYATI H.S. ARIFIN Kabupaten Bogor mempunyai potensi ekowisata berupa potensi sumberdaya alam seperti pemandangan alam yang indah dengan latar Gunung Salak serta potensi budaya seperti kehidupan masyarakat, kesenian, upacara adat serta budaya bertani yang masih tradisional yang sangat potensial dalam pengembangan berbasis masyarakat. Dalam pengembangan wisata, pemerintah Kabupaten Bogor membuat zonasi dalam pengelolaannya. Salah satu bagian dari Kabupaten Bogor yang belum optimal dalam pengembangan ekowisata berbasis masyarakatnya yaitu di Zona Wisata Bogor Barat. Ekowisata Berbasis Masyarakat atau Community Based Ecotourism CBE merupakan konsep pengembangan ekowisata dengan melibatkan dan menempatkan masyarakat lokal yang mempunyai kendali penuh dalam manajemen dan pengembangannya sehingga memberikan kontribusi terhadap masyarakat berupa peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal dan keberlanjutan kebudayaan lokal. Tujuan penelitian ini yaitu memetakan daerah potensial pengembangan CBE dan menyusun strategi pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di Zona Wisata Bogor Barat. Selain itu untuk menspasialkan informasi non-spasial dengan mengidentifikasi objek dan daya tarik wisata berupa kondisi biofisik, sosial-budaya, ekonomi, dan permasalahan dalam pengembangan ekowisata berbasis masyarakat, menganalisis kesiapan masyarakat serta menganalisis secara spasial maupun deskriptif desa yang potensial untuk pengembangan ekowisata berbasis masyarakat. Penelitian dilaksanakan di 17 desa sembilan kecamatan yang termasuk zona wisata Bogor Barat Kabupaten Bogor yaitu Kecamatan Tamansari, Parung, Ciampea, Cibungbulang, Pamijahan, Tenjolaya, Jasinga, Cigudeg dan Sukajaya. Penentuan lokasi objek dan daya tarik wisata ODTW dilakukan secara purposive sampling. Dalam penelitian ini dilakukan tiga penilaian yaitu penilaian objek dan daya tarik wisata, penilaian kesiapan pengembangan CBE serta penilaian kesiapan masyarakat terhadap pengembangan ekowisata yang diketahui melalui kuesioner. Penilaian objek dan daya tarik wisata didasarkan pada lima aspek yaitu daya tarik, aksesibilitas, kondisi lingkungan sosial ekonomi, akomodasi dan prasarana dan sarana penunjang radius 10 km dari objek. Sedangkan penilaian kesiapan pengembangan CBE didasarkan empat aspek penilaian yaitu aspek sosial ekonomi, aspek sosial budaya, aspek lingkungan dan aspek pengelolaan dan penilaian kesiapan masyarakat dalam pengembangan ekowisata berdasarkan data karakteristik masyarakat, persepsi masyarakat, partisipasi serta keinginan masyarakat. Semua informasi tersebut dianalisis dan kemudian disajikan secara spasial dengan metode model builder Jaya, 2009. Masing-masing penilaian dianalisis dan disusun lima klasifikasi penilaian sangat baik, baik, sedang, buruk dan sangat buruk sehingga diperoleh desa yang potensial dikembangan CBE. Pada tahapan selanjutnya untuk mengetahui strategi yang menjadi prioritas disusun alternatif strategi dalam analisis SWOT. Hasil analisis berdasarkan kriteria penilaian dan analisis spasial selanjutnya dilakukan ground-true-check. Hasil penilaian ODTW diperoleh empat desa dengan klasifikasi sangat baik, delapan desa termasuk dalam klasifikasi baik dan lima desa masuk klasifikasi sedang. Empat desa yang masuk dalam klasifikasi sangat baik yaitu Desa Gunung Malang, Sukajadi, Cihideung Udik dan Desa Pasir Eurih. Sedangkan hasil penilaian kesiapan pengembangan CBE menunjukkan bahwa satu desa dengan klasifikasi sangat baik yaitu Desa Pasir Eurih. Penilaian kesiapan pengembangan CBE yang masuk klasifikasi baik sebanyak delapan desa, selain itu dua desa masuk kategori sedang, lima desa masuk kategori buruk dan satu desa masuk kategori penilaian sangat buruk. Hasil kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat untuk masing-masing desa di 17 desa menunjukkan bahwa satu desa masuk dalam klasifikasi sangat baik yaitu Desa Pasir Eurih. Sedangkan sepuluh desa masuk dalam kategori baik dan enam desa masuk klasifikasi sedang. Hasil ground-true-check di lapangan menunjukkan desa-desa yang masuk klasifikasi sangat baik, beberapa desa diantaranya yaitu Desa Pasir Eurih dan Desa Sukajadi telah ditunjuk menjadi desa inisiasi dalam pengembangan desa wisata di Kabupaten Bogor. Hasil analisis spasial dari tiga penilaian baik ODTW, kesiapan pengembangan CBE dan penilaian kesiapan masyarakat dalam pengembangan ekowisata menunjukkan bahwa empat desa sangat potensial untuk dikembangkan ekowisata berbasis masyarakat yaitu Desa Pasir Eurih dan Desa Sukajadi yang termasuk Kecamatan Tamansari, Desa Gunung Malang yang termasuk Kecamatan Tenjolaya dan Desa Cihideung Udik yang termasuk Kecamatan Ciampea. Sedangkan sembilan desa masuk klasifikasi baik dan empat desa masuk klasifikasi sedang. Desa Pasir Eurih dengan objek utama yaitu Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Sukajadi dengan objek wisata Curug Nangka, Desa Gunung Malang dengan objek Curug Luhur dan Desa Cihideung Udik dengan objek wisata Kampung Wisata Cinangneng. Empat desa yang sangat potensial dalam pengembangan CBE berada dalam tiga kecamatan yang memiliki karakter berdekatan satu sama lain. Hasil analisis SWOT, diperoleh delapan prioritas yang direkomendasikan dalam pengembangan ekowisata berbasis masyarakat pada cluster desa sangat baik. Sedangkan pada cluster desa baik diperoleh tujuh strategi prioritas dan pada cluster desa sedang diperoleh tujuh strategi prioritas. Delapan prioritas dalam pengembangan CBE di cluster desa sangat baik yaitu: 1 Pelibatan masyarakat dalam pengembangan desa wisata mulai tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi; 2 Pengembangan program desa wisata yang khas sesuai potensi alam dan budaya masyarakat; 3 Pendampingan kepada masyarakat untuk mengawal proses; 4 Peningkatan kemampuan SDM masyarakat desa terutama SDM di objek wisata melalui berbagai pelatihan teknis dan manajerial; 5 Perbaikan sarana dan prasarana wisata untuk mendukung pengembangan ekowisata berbasis masyarakat yang memperhatikan konsep keberlanjutan ekologi dalam pengembangan desa wisata; 6 Pembentukan wadah bagi pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat; 7 Promosi program ekowisata berbasis masyarakat yang ada di Zona wisata Bogor Barat dan 8 Pengembangan desa-desa potensial di kecamatan yang berdekatan dengan desa yang akan dikembangkan desa wisata. Dalam pengembangan CBE di zona wisata Bogor Barat, strategi selanjutnya dapat dilakukan pengembangan CBE berbasis cluster wilayah potensial. Hasil penelitian ini, dengan pendekatan interpolasi yaitu pendugaan wilayah berdasarkan potensi wilayah di Zona Wisata Bogor Barat maka cluster wilayah Kecamatan Pamijahan, Tenjolaya dan Tamansari sangat potensial dan dapat menjadi prioritas utama dalam pengembangan CBE. Karakteristik yang menyebabkan desa-desa di Kecamatan Pamijahan, Tenjolaya dan Tamansari sangat potensial dikembangkan CBE dikarenakan aksesibilitas yang mendukung serta kedekatan secara administrasi, sehingga mempermudah dalam pengembangan paket wisata ke depannya. Selain itu didukung daya tarik, akomodasi serta sarana dan prasarana yang memadai. Sedangkan karakteristik yang dapat menghambat pengembangan CBE berbasis cluster ini dalam aspek pengelolaan berupa koordinasi pengelolaan di masing-masing desa di tiga kecamatan tersebut. Permasalahan ini ke depan dapat diatasi dengan terbentuknya Forum Desa Wisata Kabupaten Bogor yang menjadi wadah dalam pengembangan desa wisata sehingga masyarakat dari berbagai bentuk partisipasi maupun aspirasi secara umum dapat terakomodasi.

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia yang dikenal dengan negara kepulauan memiliki lebih dari 18.000 pulau, memiliki luasan hutan lebih dari 100 juta hektar dan memiliki lebih dari 500 etnik budaya, selain itu Indonesia dikenal sebagai negara mega biodiversity. Dengan segala potensi sumberdaya dan kekayaan alam yang dimiliki tersebut menjadi pendukung dalam pengembangan pariwisata. Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor unggulan dan menyumbangkan devisa komoditi non migas yang cukup signifikan. Data BPS tahun 2008 menunjukkan wisatawan mancanegara wisman di tahun 2007 mencapai 5.51 juta, jumlah wisman yang masuk ke Indonesia naik mencapai 13.02 persen dibandingkan tahun 2006 yang hanya mencapai 4.87 juta orang. Total pengeluaran wisman di Indonesia untuk tahun 2007 mencapai US 5.3 miliar atau naik 20.45 persen dibandingkan pemasukan devisa tahun 2006 sebesar US 4.4 miliar Detikfinance 2008. Satria 2008 menyebutkan, Indeks daya saing wisata tahun 2007 secara total, Indonesia ternyata masih menempati urutan ke 60 dan tertinggal dengan negara-negara di Asia lainnya seperti Hongkong yang menempati urutan ke 6, Singapura urutan ke 8, Malaysia ke 31, Korea Selatan ke 42 dan Thailand ke 43. Daya tarik terbesar dalam persaingan wisata Indonesia dengan negara lain yaitu kategori budaya, sumberdaya alam dan sumberdaya manusia. Jumlah wisman yang datang ke Indonesia pada Januari-Desember 2008 termasuk di luar 11 pintu masuk utama mencapai 6.23 juta orang atau meningkat 13.24 persen dibanding jumlah wisman pada periode yang sama tahun 2007 sebanyak 5.51 juta orang. Berdasarkan data tersebut menunjukkan belum berhasilnya target Tahun Kunjungan Indonesia Visit Indonesia Year yang memproyeksikan kunjungan mencapai 7 juta wisman di tahun 2008 Depbudpar 2009. Proyeksi yang baru terpenuhi ± 91 persen tersebut diharapkan mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi di tahun 2009 dari target Visit Indonesia Year tahun 2008 sebanyak 7 juta wisman. Proyeksi pertumbuhan kepariwisataan tersebut juga diharapkan dapat memberikan dampak yang berkesinambungan terhadap penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat lokal dan pertumbuhan ekonomi nasional yang mendorong upaya pelestarian lingkungan. Konsep pariwisata pada awalnya hanya mementingkan segi ekonomi saja yaitu pemasukan dan banyaknya jumlah pengunjung. Padahal pemanfaatan kawasan yang hanya mementingkan aspek ekonomi tanpa memperhatikan faktor lingkungan akan merusak kawasan dan pengembangan wisata itu sendiri. Beberapa bukti kesalahan dalam pengelolaan aset kawasan terlihat dengan adanya kerusakan aset-aset lingkungan, hilangnya keanekaragaman hayati biodiversity, polusi, kemiskinan dan termasuk termarjinalkannya masyarakat lokal. Kondisi tersebut terjadi akibat dari konsepsi pembangunan lingkungan terutama pengelolaan kawasan wisata yang keliru. Kebijakan pembangunan kawasan yang belum secara komprehensif memahami prinsip-prinsip ekowisata. Padahal pengembangan ekowisata tidak hanya memiliki potensi pembangunan ekonomi, tetapi pengembangan ekowisata menjanjikan potensi pembangunan dalam aspek sosial dan lingkungan. Ekowisata secara konseptual merupakan konsep pengembangan dan penyelenggaraan kegiatan pariwisata berbasis pemanfaatan lingkungan untuk perlindungan serta berintikan partisipasi aktif masyarakat dan dengan penyajian produk bermuatan pendidikan dan pembelajaran, berdampak negatif minimum terhadap lingkungan, memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan daerah dan diberlakukan pada kawasan lindung, kawasan terbuka, kawasan binaan serta kawasan budaya Sekartjakrarini 2004. Dalam konteks pengelolaan, ekowisata merupakan penyelenggaraan kegiatan wisata yang bertanggung jawab di tempat-tempat alami, yang secara ekonomi berkelanjutan dan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat setempat, serta mendukung upaya pelestarian lingkungan alam dan budaya. Ekowisata berbeda dengan wisata massal mass tourism, tetapi model pengembangan ekowisata diharapkan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat lokal serta keberlanjutan kualitas lingkungan. Model pengembangan ekowisata yang melibatkan masyarakat sebagai subjek pelaksana dikenal dengan istilah Community Based Ecotourism CBE,