Curug Ngumpet Curug Seribu

oleh pengunjung. Dua curug utama ini letaknya berdampingan sehingga memudahkan pengunjung untuk menikmati keindahan curug dari satu tempat. Dua curug utama mempunyai ketinggian yang berbeda, ada yang mempunyai ketinggian 40 m dan 15 m. Selain itu terdapat tiga curug lagi yang ukurannya lebih kecil dan letaknya agak tersembunyi. Sumber: Dokumetasi pribadi, 2009 Sumber: Disbudpar, 2009 Gambar 16 Curug Cigamea

7.3. Curug Ngumpet

Keindahan alam curug Ngumpet dengan ketinggian ± 15 meter merupakan daya tarik utama Gambar 17. Curug Ngumpet lebih mudah dikembangkan dan dikelola karena lokasinya relatif mudah dijangkau dibandingkan dengan wisata alam lainnya yang berada di Kawasan Gunung Salak Endah. Sumber: Dokumentasi pribadi, 2009 Gambar 17 Curug Ngumpet

7.4. Curug Seribu

Tinggi Curug Seribu melebihi 100 m, sehingga curug terlihat indah. Jarak dari kota Bogor menuju Curug Seribu sekitar 45 km Gambar 18. Penamaan Curug Seribu karena sering kali ditemukan benda-benda purbakala zaman kerajaan Pakuan Pajajaran. Karena seringnya ditemukan benda-benda purbakala yang diperkirakan lebih dari seribu. Air terjun yang menjadi objek utama memiliki ketinggian lebih kurang 95 meter dan kedalaman lebih kurang 35 meter. Debit air yang besar dan ketinggian air terjun tersebut membuat daerah di sekitar air terjun radius 500 meter selalu basah dan lembab, sungai mengalir di kaki air terjun tersebut juga tidak pernah kering sungai permanen. Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, 2009 Gambar 18 Curug Seribu Jenis vegetasi yang terdapat di kawasan tersebut antara lain pasang, puspa, huri, rasamala, saninten, pandan dan tepus. Beberapa jenis satwa yang dapat ditemukan di lokasi ini antara lain surili, owa jawa, lutung, beberapa jenis burung, katak bertanduk, katak pohon dan kodok Muntasib et al. 2004 b. Aksesibilitas Pengunjung yang akan berwisata ke Air Panas Ciparai GSE, dari pusat Kota Bogor bisa menggunakan kendaraan umum atau angkutan kota. Untuk menuju ke kawasan Gunung Salak Endah atau lebih khusus ke Curug Cigamea dapat melalui dua jalur yaitu melalui gerbang Gunung Bunder dan melalui gerbang Lokapurna atau untuk mencapai Curug Seribu yang berada di kompleks wisata GSE, dapat melalui Cibatok dan Cikampak. Beberapa objek wisata terdapat di desa ini yang masuk dalam kawasan pengelolaan Taman Nasional Gunung Halimun Salak TNGHS. Untuk pengelolaan wisatanya beberapa objek wisata di wilayah administratif Desa Gunung Sari masih di bawah Pemerintah Kabupaten Bogor diantaranya Air Panas GSE dan beberapa curug. Lokasi wisata ini ± 45 km dari pusat kota. c. Kondisi Lingkungan Sosial Ekonomi Pendidikan masyarakat sekitar kawasan pada umumnya rendah sebagian besar hanya lulusan SD atau madrasah. Mata pencaharian pada umumnya pedagang dan barang yang dijual berupa makanan kecil dan minuman juga jagung bakar. Sebagian penduduk yang lain bekerja sebagai petani, tukang ojeg atau supir angkot. d. Akomodasi dan Sarana Prasarana Lokasi yang cukup jauh dari Kota Bogor dan banyaknya obyek wisata tersebar di kawasan GSE sehingga pengunjung dapat menyewa vila atau rumah penduduk untuk bermalam. Tarif sewa vila atau rumah mulai dari Rp 100.000,00 per kamar, per rumah atau per malam - Rp 1,5 juta per vila per malam. Untuk makan bisa minta disediakan pemilik rumah atau vila. Selain itu bisa juga membeli di warung-warung yang ada, atau masak sendiri karena ada penginapan membolehkan dapurnya dipakai untuk memasak sendiri. Fasilitas yang ada di Curug Cigamea antara lain shelter, saung, musola, dan toilet yang kurang terawat dengan sampah menumpuk serta vandalisme. Sedangkan sarana dan prasarana yang terdapat di Curug Seribu antara lain tempat parkir, camping ground, WC umum, shelter dan warung. Di areal camping terdapat penyewaaan tenda, lampu petromak, generator, terpal, tambang dan perlengkapan camping lainnya.

8. Desa Argapura, Kecamatan Cigudeg

Objek wisata yang terdapat di Desa Argapura, Kecamatan Cigudeg yaitu Goa Gudawang. Berikut adalah deskripsi lokasi: a. Daya tarik Goa Gudawang terletak di Desa Argapura, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor dengan luas wilayah sekitar 2,7 Ha. Goa berada di daerah perkampungan dengan daerah di sekitarnya banyak dikelilingi oleh pohon-pohon besar. Sebelum memasuki kawasan Goa Gudawang terdapat perkebunan kelapa sawit milik PTPN yang berada di kiri kanan jalan. Kondisi bentangan alam Goa Gudawang dikelilingi oleh perbukitan sehingga menyebabkan udara di kawasan sangat sejuk. Goa Gudawang memiliki daya tarik tersendiri karena memiliki tiga pintu goa yang dapat dimasuki oleh para pengunjung, antara lain Goa Simenteng, Goa Simasigit dan Goa Sipahang. Dua dari tiga gua yang dibuka untuk kunjungan tersebut memiliki pintu masuk gua yang berbentuk Macan. Goa Simenteng memiliki cerita yang cukup unik, menurut cerita penduduk setempat memiliki akhir mulut gua lainnya di daerah Cisalak, Bogor. Goa Simasigit memiliki keunikan pada stalagmit dan stalagtit yang berada di dalam goa Gambar 19. Goa Sipahang yaitu goa yang didalamnya terdapat aliran sungai. Daya tarik yang dapat dilihat yaitu bentukan goa yang unik, serta karena pemandangan alam yang sejuk dan daerah perbukitan yang hijau menjadi salah satu keindahan dari kawasan wisata Goa Gudawang. Selain pintu masuk yang berbentuk macan terdapat pada pintu goa menjadikan salah satu wujud serta daya tarik yang berbeda. Keunikan lain yang terdapat di goa Gudawang yakni keindahan stalagtit dan stalagmit yang berada di dalam goa dengan bentuk yang unik serta aliran sungai di bawah tanah. Goa Gudawang merupakan gua alami yang terbentuk dari proses sedimentasi yang terjadi selama ratusan tahun lalu. Sumber: Dokumentasi pribadi, 2009 Gambar 19 Goa Simasigit Dalam kawasan goa Gudawang sebenarnya terdapat sekitar 24 mulut goa tapi yang sudah dikembangkan untuk kunjungan wisatawan hanya tiga goa. Daya tarik lainnya dari gua yang ada di kawasan Goa Gudawang yaitu keberadaan satwa nokturnal seperti kelelawar, adanya mata air dalam gua atau sungai di bawah tanah juga merupakan nilai lebih bagi pengunjung yang menelusuri goa tersebut. Beberapa mitos serta kepercayaan juga dapat menjadi salah satu daya tarik yaitu apabila pengunjung mencuci muka di mata air sungai dalam goa dipercaya dapat memberikan pengaruh awet muda. Beberapa pengunjung ada yang datang untuk tujuan bertapa atau mencari ketenangan jiwa di dalam gua yang dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan wisata spiritual karena dalam melakukan kegiatan tersebut terdapat unsur kepercayaan kekuatan magis dari keberadaan Goa Gudawang. Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor 2007, di dalam wilayah desa Cigudeg terdapat kesenian tradisional. Jenis kesenian tradisional berupa angklung gubrak, wayang golek dan calung merupakan kesenian yang sudah jarang ditampilkan. Biasanya kesenian tersebut dipertunjukkan pada acara pernikahan atau sunatan. b. Aksesibilitas Goa Gudawang terletak 46 km dari pusat kota Bogor. Untuk menuju ke lokasi belum terdapat sarana angkutan umum yang mencapai sehingga pengunjung harus menggunakan kendaraan pribadi atau ojek dan saat pengunjung memasuki gerbang utama kawasan, kondisi jalan rusak. Goa Gudawang dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor. Dalam pengelolaan kawasan ini belum optimal. Hal ini dapat terlihat kawasan belum tertata dengan baik dan banyak sarana serta prasarana yang rusak dan tidak memadai. c. Kondisi Lingkungan Sosial Ekonomi Masyarakat setempat, rata-rata berpendidikan tamatan SD dan SMP. Ada juga masyarakat yang tidak menyelesaikan pendidikannya tidak tamat SD. Masyarakat mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, pegawai, dan pedagang. Masyarakat sekitar Goa Gudawang menilai bahwa yang harus dilestarikan di kawasan objek wisata Goa Gudawang adalah keindahan alam dari Goa Gudawang. Sebagian masyarakat menginginkan pemerintah memperhatikan jalan menuju kawasan objek wisata serta perluasan kawasan objek. Masyarakat juga menginginkan pengembangan wisata harus memperhatikan aspek kelestarianberkelanjutan. Masyarakat menilai bahwa yang harus dilakukan agar kegiatan wisata dapat menjamin kelestarian kawasanobjek wisata dapat terlaksana dengan baik harus melibatkan masyarakat dalam pengelolaan wisata dan menghindari kegiatan wisata yang bersifat merusak serta untuk mendukung terjaminnya kelestarian kawasan harus ada dukungan pemerintah sebagai fasilitator. d. Akomodasi dan Sarana Prasarana Pada kawasan ini terdapat sarana dan prasarana berupa lahan parkir, gazebo, jalan setapak, papan interpretasi, mushola, MCK dan juga warung. Sebagian besar kondisinya rusak dan tidak terawatt. Pengelola belum menyediakan sarana untuk menginap di lokasi ini.

9. Desa Kiarapandak, Kecamatan Sukajaya

Objek wisata yang terdapat di Desa Kiarapandak, Kecamatan Sukajaya yaitu Kampung adat Urug. Berikut adalah deskripsi lokasi: a. Daya tarik Kampung Adat Urug secara administratif, termasuk ke dalam wilayah Desa Kiarapandak, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor. Kampung ini dialiri tiga buah sungai, yakni Sungai Ciapus, Sungai Cidurian, dan anak Sungai Ciapus. Daya tarik dari Kampung Adat Urug yaitu pemandangan di sepanjang jalan menuju Kampung Adat Urug. Pemandangan di sepanjang jalan menuju Kampung Adat Urug memiliki keindahan yang sangat menarik untuk dilihat, terdapat beberapa keindahan alam yang masih sangat asri sekali. Di sekitar jalan menuju Kampung Adat Urug terdapat perkebunan kelapa sawit. Daya tarik dari kampung ini berupa bentuk-bentuk rumah adat Sunda yang berada di Kampung adat Urug Gambar 20a dan lumbung padileuit Gambar 20b, peninggalan-peninggalan yang terdapat di rumah Abah Ukat kepala adat Kampung adat Urug dan upacara adat yang dilakukan di Kampung Adat Urug. Lokasi kampung secara geografis terletak di antara lembah dalam, dengan sebelah kiri dan kanan dibatasi pegunungan terjal. Sumber: Dokumentasi pribadi, 2009 Sumber: Dokumentasi pribadi, 2009 Gambar 20 Bentuk rumah tradisional di Kampung Urug a; Lumbung Padi b Upacara adat yang rutin dilakukan, yaitu upacara pada waktu panen dan sebelum panen padi biasa dilakukan oleh para warga Kampung Adat Urug, upacara Seren Taun, upacara atau syukuran saat memperingati hari – hari besar a b agama Islam seperti idul fitri, idul adha, maulid nabi dan malam 1 Muharam malam satu suro. Upacara – upacara tersebut dilakukan atau dipusatkan pada satu tempat yaitu rumah kepala adat Abah Ukat. Semua upacara adat yang berlangsung di Kampung Adat Urug dan biasanya sesuai dengan penentuan waktu dari kepala adat di Kampung Adat Urug. b. Aksesibilitas Jarak dari pusat Kota Bogor Iebih kurang 48 kilometer, dari kantor Kecamatan Sukajaya lebih kurang 6 kilometer, sedangkan dari kantor Desa Kiarapandak lebih kurang 1,2 kilometer. Kondisi jalan dari kantor kecamatan Sukajaya ke Kampung Urug berbelok-belok naik turun mengikuti lereng bukit dengan badan jalan yang sempit. Sepanjang jalan dari kantor kecamatan ke kantor kepala desa Kiarapandak sudah beraspal, namun sebagian besar rusak berat. Jalan dari kantor desa ke kampung Urug, beraspal dan kondisinya cukup baik. Kampung Adat Urug berada dalam wilayah Kabupaten Bogor. Kawasan ini dikelola masyarakat dengan ditunjuknya seorang kepala adat yang secara turun temurun dinilai masih berhubungan erat dengan Kerajaan Pajajaran. Kepala adat menetapkan aturan-aturan yang sangat dipatuhi masyarakat di kampung tersebut. c. Kondisi Lingkungan Sosial Ekonomi Sebagian besar masyarakat di Kampung Adat Urug pendidikan terakhir SD. Pekerjaan masyarakat Kampung Adat Urug sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Masyarakat Kampung Adat Urug masih sangat mematuhi peraturan adat yang terdapat di sana. Masyarakat yang berada di Kampung Adat Urug memiliki keyakinan dan kepercayaan yang kuat mengenai adat yang dijunjung sejak zaman dahulu. Sebagian besar masyarakat percaya bahwa nenek moyangnya memberikan amanat berupa keanekaragaman hayati dan harus terus dijaga serta adat yang harus dijunjung tinggi. Kebudayaan lokal mengenai Kampung Adat Urug ini merupakan hal yang menurut sebagian besar masyarakat harus dilestarikan. Selain itu masyarakat menilai pengembangan wisata di objek wisata ini harus memperhatikan aspek kelestarian atau keberlanjutan. Mayoritas masyarakat menganggap perlunya keterlibatannya dalam pengelolaan wisata, selain sebagai lahan untuk mendapat pekerjaan, wisata ini juga dapat membangun kondisi perekonomian kampung tersebut. d. Akomodasi dan Sarana Prasarana Pada objek ini karena dikelola masyarakat, beberapa rumah termasuk rumah Kepala Adat dijadikan tempat penginapan bagi pengunjung. Selain itu sarana yang terdapat berupa jalan setapak dan warung.

10. Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari

Objek wisata utama yang terdapat di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari yaitu Kampung Budaya Sindangbarang. Berikut adalah deskripsi lokasi: a. Daya tarik Kampung Budaya Sindangbarang KBS merupakan salah satu pusat pemerhati kesenian Sunda di Bogor. Daya tarik dari objek wisata ini diantaranya bangunan rumah berarsitektur Sunda Gambar 21a, kesenian Sunda dan terdapat situs-situs purbakala peninggalan kerajaan Pajajaran yang berupa bukit-bukit berundak. Kampung budaya juga menyediakan paket wisata dan cinderamata hasil kerajinan masyarakat setempat. Jenis kesenian Sunda yang ditampilkan kembali yaitu Prosesi Majiekeun Pare, Angklung Gubrag, Ngaleut, Barisan Rengkong, Dongdang Macan, Karawitan, Tari klasik atau kreasi dan Seren Taun Gambar 21b. Sumber:Dokumentasi pribadi, 2009 Sumber: Disbudpar, 2009 Gambar 21 Kampung Budaya Sindangbarang a; Seren Taun b a b Upacara adat Seren Taun merupakan upacara adat yang menjadi salah satu daya tarik dari kampung Budaya Sindangbarang karena merupakan acara rutin berupa upacara pesta panen raya masyarakat adat Sunda sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang diperoleh. Upacara ini telah berlangsung sejak masih jayanya kerajaan Pajajaran dan berlangsung hingga kini dan diselenggarakan setiap tahun pada bulan Muharam. Pada upacara Seren Taun, semua masyarakat Desa Pasir Eurih terlibat dan upacara ini berlangsung selama tujuh hari meliputi upacara ritual dan penampilan kesenian tradisional. Di lokasi Desa Pasir Eurih telah diidentifikasi sebanyak 53 lokasi situs bersejarah peninggalan Kerajaan Sunda Padjadjaran pada abad XIV-XV, yang telah dan sedang diteliti oleh peneliti dari Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Beberapa atraksi atau kegiatan yang biasa dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, diantaranya yaitu upacara adat seren taun, pertunjukan kesenian Sunda, belajar gamelan Sunda, belajar tarian Sunda, dan diskusi budaya. Sedangkan permainan anak-anak tradisional yang biasa dilakukan anak-anak penduduk setempat di KBS adalah Gatrik, Galah asin, Dampuh, Boy-boyan, Egrang, Oray-orayan, dan lain-lain. b. Aksesibilitas KBS terletak di Desa Pasir Eurih Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor Jawa Barat. Berjarak 11 km dari pusat kota. Kondisi jalan menuju KBS cukup bagus beraspal dengan lebar 3 meter. Sedangkan jalan di dalam lokasi sengaja dibuat alami berupa tanah dan sebagian ada yang dibuat dengan elemen bebatuan. Pemilik Kampung Budaya Sindangbarang adalah warga asli Desa Pasir Eurih bernama Achmad Mikami Sumawijaya. c. Kondisi Lingkungan Sosial Ekonomi Kehidupan sosial masyarakat Sindangbarang terdiri dari beragam mata pencaharian diantaranya adalah pedagang, buruh tani, pengrajin sepatu dan sandal, pegawai, tukang ojek dan lain-lain. Dalam pengelolaan kawasan ini, pemilik KBS berupaya melibatkan masyarakat mulai dari tahap perencanaan. d. Akomodasi dan Sarana Prasarana Fasilitas pendukung yang terdapat di objek wisata ini yaitu penginapan, tempat parkir, pemandu wisata lokal, toilet, papan penunjuksignage, papan pengumuman, aula gamelan, dan ruang pertemuan. Di Kampung Budaya Sindangbarang ini, disediakan berbagai fasilitas yang dapat digunakan oleh para pengunjung, seperti Pasanggrahan Wisma Tamu, Bale Pangriungan tempat diskusi, Imah PanengenPangiwa Rumah Kokolot Adat, Saung Talu panggung pertunjukan, Saung Usung tempat menumbuk padi, Alun-alun untuk bermain bersamaplay group, dan tracking area. Selain itu kegiatan wisata yang dapat dilakukan di objek wisata ini yakni memasak menggunakan hawu. Kampung Budaya Sindangbarang menyediakan paket menginap semalam dan paket kunjungan sehari untuk anak sekolah, mahasiswa, dan umum. Para pelajar yang ingin merasakan paket wisata di Kampung Budaya Sindangbarang dikenakan biaya Rp. 35.000,00 per siswa. Paket kunjungan tersebut terdiri dari pengenalan bangunan di Kampung Adat, pemutaran film Seren Taun, melihat cara bercocok tanam padi ladang dan cara menumbuk padi di saung lisung, melihat permainan anak-anak, melihat pertunjukan kesenian Sunda, dan kunjungan ke tempat-tempat cenderamata. KBS juga menyediakan fasilitas yang khas dan memadai untuk berlibur, mengadakan acara diskusi, family gathering, tempat untuk mengadakan arisan, reuni, perhelatan, serta acara ulang tahun.

11. Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea

Objek wisata yang terdapat di Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea yaitu Kampung Wisata Cinangneng. Berikut adalah deskripsi lokasi: a. Daya tarik Kampung Wisata Cinangneng terletak di Jalan Babakan Kemang, Desa Cihideung Udik Rt 01 Rw 04 Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Objek wisata ini merupakan salah satu objek wisata yang menawarkan konsep kembali ke alam back to nature dengan luas lahan 7.600 m 2 Gambar 22a. Jarak lokasi Kampung Wisata Cinangneng dari Kota Bogor diperkirakan sejauh 10 km ke arah barat. Daya tarik Kampung wisata Cinangneng adalah guest house atau penginapan yang berjumlah sembilan kamar, pada setiap kamar diberi nama dengan nama-nama gunung yang ada di daerah Jawa Barat Pangrango, Salak, dll, nama yang terinspirasi dari hasil pertanian padi dan gabah dan nama yang terinspirasi dari kehidupan kampung yang identik dengan sungai dan pesawahan sungai dan sawah. Selain itu pengelola menawarkan berbagai kegiatan wisata yang dikemas dalam paket wisata seperti kegiatan wisata agro yaitu praktek menanam padi atau pengunjung ditawarkan menikmati kehidupan masyarakat desa dengan paket “Tour kampung” memandikan kerbau dan menyebrang sungai Cihideung yang berdekatan dengan lokasi kampung wisata. Sedangkan wisata budaya yang ditawarkan pengunjung dapat mengikuti praktek bermain gamelan Gambar 22b, angklung atau belajar menari tarian khas Jawa Barat yaitu tarian jaipongan yang langsung diajarkan masyarakat setempat. Khusus anak-anak sekolah untuk meningkatkan kreatifitas diajak membuat wayang dari tulang daun singkong dan juga diajarkan melukis di atas topi caping yang sering dipakai oleh masyarakat desa untuk bertani. Pengelola juga menyediakan berbagai macam permainan anak-anak pedesaan seperti congklak, enggrang dari batok kelapa dan ayunan. Sumber: Dokumentasi pribadi, 2009 Sumber: Disbudpar, 2009 Gambar 22 Kampung Wisata Cinangneng a; Belajar Gamelan b a b Wisata boga yang ditawarkan pengelola yaitu membuat masakan tradisional seperti kue Bugis penganan dari ketan yang biasanya disajikan penduduk apabila ada acara seperti pernikahan dan khitanan. Selain itu pengunjung diajarkan membuat nasi timbel dan goreng pisang, membuat tahu serta makanan khas Sunda lainnya yang dapat langsung dinikmati pengunjung atau dibawa sebagai oleh-oleh. b. Aksesibilitas Aksesibilitas untuk mencapai lokasi Kampung Wisata Cinangneng sangat mudah dengan kondisi jalan cukup bagus beraspal karena lokasinya tidak jauh dari Kampus IPB Dramaga. Lokasi objek ini sekitar 1 km dari kampus sebelah kiri jalan terdapat plangpapan nama yang menunjukkan lokasi wisata yang berada yaitu 700 m dari pertigaan Cibanteng Babengkeut. Sedangkan dari Jakarta dapat ditempuh dalam waktu sekitar 2 jam melalui Tol Jagorawi. Kampung Wisata Cinangneng berawal dari berdirinya Hester Basoeki HB Guest House pada bulan Agustus 1993 oleh pasangan Hester dan Willy Basoeki. Pada awalnya hanya dibangun satu rumah dengan dua kamar di lahan 4.000 m 2 yang diberi nama Balai Kampung. Rumah ini awalnya hanya digunakan sebagai tempat peristirahatan keluarga dan mulai dikomersilkan ketika Hester Basoeki bekerja sebagai pemandu wisata tour guide dan menawarkan tempat peristirahatannya kepada wisatawan asal Amerika. Karena respon wisatawan sangat baik maka mulai dipikirkan pengembangan paket-paket wisata. c. Kondisi Lingkungan Sosial Ekonomi Mata pencaharian masyarakat Desa Cihideung Udik sebagian besar hidup dari bertani. Masyarakat mengolah tanah di lahan pertanian miliknya sendiri, namun ada juga yang berdagang, mengolah usaha kerajinan tradisional seprti membuat bongsang keranjang dari bambu, bahan untuk membuat rumah bilikgedek, golek dan lain-lain. Kampung wisata Cinangneng dalam pengelolaan berusaha melibatkan masyarakat sebagai tenaga kerja baik tetap maupun yang lepas freelance. Dalam kegiatan usahanya memiliki tenaga kerja sekitar 30 orang, dimana 90 persen orang-orang yang dipekerjakan berasal dari masyarakat. Masyarakat juga dilibatkan dalam kegiatan tour kampung seperti kunjungan ke home industry dan penjualan kerajinan tangan masyarakat di souvenir shop yang disediakan pengelola. d. Akomodasi dan Sarana Prasarana Fasilitas penunjang yang diberikan pengelola antara lain lobbylounge, tempat penginapan, restoran, kolam renang, taman, parkir kendaraan, souvenir shop, pelayanan kamar room service, laundry dan rental mobil.

12. Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari

Objek wisata yang terdapat di Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari yaitu Curug Nangka. Berikut adalah deskripsi lokasi: a. Daya tarik Kawasan Wisata Alam Curug Nangka memiliki luas sekitar 27,5 ha dan terdapat di ketinggian 780 dpl, dengan letak geografis 5 ˚55’-6˚51’ LS dan 106 ˚25’-107˚19 BT. Daya Tarik yang terdapat dalam kawasan ini yaitu Curug Nangka Gambar 23a, Curug Kawung dan Curug Daun, areal berkemah camping ground Gambar 23b, keanekaragaman hayati baik flora dan fauna serta fasilitas outbound berupa flying fox. Selain itu di dalam objek wisata ini terdapat sungai yang airnya berasal dari curug. Tiket masuk ke curug ini adalah Rp. 4.000,00 per orang bagi wisatawan nusantara dan Rp.18.500,00 per orang bagi wisatawan mancanegara. Aktivitas wisata yang dapat dilakukan di curug ini yakni mandi, foto, menikmati pemandangan, berkemah, spooning nooks, bumper pool, outbound, mengadakan acara perpisahan, dan lain-lain. Sumber: Dokumentasi pribadi, 2009 Sumber: Disbudpar, 2009 Gambar 23 Keindahan Curug Nangka a; Camping Ground b a b b. Aksesibilitas Menuju kawasan ini dapat menggunakan kendaraan pribadi dan kendaraan umum angkot yang menempuh jarak sekitar 13,5 km dari Kota Bogor dengan kondisi jalan cukup baik dan menuju kawasan menempuh waktu 15 menit dari jalan utama. Objek wisata Curug Nangka masuk dalam kawasan pengelolaan Taman Nasional Gunung Halimun Salak TNGHS. Untuk pengelolaan wisatanya masih di bawah perhutani KPH Bogor. c. Kondisi Lingkungan Sosial Ekonomi Masyarakat sekitar mempunyai pekerjaan mayoritas pedagang. Sedangkan yang lainnya sebagai tukang ojek, ibu rumah tangga, petani dan buruh. Dengan besaran pendapatan rata-rata Rp. 500.000,00 per bulan. Dengan keberadaan objek wisata Curug Nangka, masyarakat berpartisipasi sebagai patroli lingkungan, jasa angkutan ojek, penjual makanan dan minuman, penjual souvenir dan pemandu wisata. Masyarakat berharap dengan keberadaan kawasan ini dapat menjamin kelestarian kawasanobjek wisata, melibatkan masyarakat dalam pengelolaan kegiatan wisata, pengelola melakukan kegiatan wisata yang bersifat cinta lingkungan dan konservatif, peningkatan ekonomi masyarakat dan meningkatnya dukungan pihak pemerintah dalam pengembangan kawasan. Selain dampak positif, masyarakat menilai dnegan adanya objek Curug Nangka, menyebabkan bermunculan pembangunan vila yang dapat merusak keindahan alam. d. Akomodasi dan Sarana Prasarana Beberapa fasilitas yang terdapat di lokasi kawasan yaitu gerbang dan loket penjualan tiket, tempat parkir, tempat duduk, mushola dan toilet.

13. Desa Cemplang, Kecamatan Cibungbulang

Objek wisata yang terdapat di Desa Cemplang, Kecamatan Cibungbulang yaitu Museum Pasir Angin. Berikut adalah deskripsi lokasi: a. Daya tarik Museum Pasir Angin secara administratif masuk di Desa Cemplang Kecamatan Cibungbulang. Menurut catatan pemerintah Kabupaten Bogor, museum Pasir Angin dibangun Tahun 1976. Lokasi Museum ini yaitu di Kampung Pasir Angin RT 1404 Desa Cemplang, Kecamatan Cibungbulang. Museum ini berada dalam wilayah Kabupaten Bogor yang dikelola Dinas pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Bogor berkoordinasi dengan BPPP Serang. Luas area Museum sekitar 7.010 m 2 . Pengunjung yang datang tidak dikenakan tiket masuk, hanya berupa sumbangan untuk pengelolaan. Museum berisi berbagai barang peninggalan prasejarah Situs Pasir Angin, sekitar 1.000 tahun Sebelum Masehi. Menurut sejarahnya, telah dilakukan eskavasi pada tahun 1970-1975 oleh “Pusat Penelitian Arkeologi Nasional” dibawah pimpinan R.P Soejono menghasilkan artefak-artefak yang dibuat dari batu, besi, perunggu, tanah liat obsidian dan kaca, disamping gerabah-gerabah berupa periuk dan lain-lain. Benda-benda temuan antara lain berupa kapak perunggu, manik-manik batu, kaca, ujung tombak, kapak besi, gerabah, serta alat-alat obsidian. Semua ini terdapat di sekitar monolit dan hampir semuanya didapatkan membujur ke arah timur. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan yang mencakup benda-benda tersebut dipusatkan pada batu besar yang merupakan ciri kepercayaan Megalit yang telah berkembang pada tingkat Neolitik dengan masyarakat yang hidup dari bercocok tanam. Museum ini berbentuk bangunan panggung yang di dalamnya terdapat koleksi benda-benda peninggalan zaman prasejarah yang sangat menarik. Selain itu gambar-gambar kegiatan eskavasi penggalian beserta benda-benda peninggalan zaman prasejarah di berbagai lokasi di Indonesia termasuk yang berasal dari Kampung Pasir Angin Desa Cemplang, meskipun beberapa benda sejarah berada di Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Jakarta dan beberapa benda sejarah yang dikoleksi sudah hasil replika. Temuan eskavasi yang paling menarik dari lokasi Pasir angin adalah Topeng emas yang sekarang terdapat di Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Sumber: Dokumentasi pribadi, 2009 Sumber: Dokumentasi pribadi, 2009 Gambar 24 Pintu utama Museum a; Koleksi bandul kalung perunggu b Beberapa koleksi museum yaitu peliung persegi, golok besi melengkung, kapak perunggu, candrasa, fragmen periuk polos, pola hias tera sisisr dan anyaman, tongkat perunggu dan bandul kalung perunggu Gambar 24b. Selain itu terdapat beberapa arca yang dikoleksi di dalam museum dan beberapa arca diletakkan di depan museum, termasuk di samping museum dapat terlihat batu menhir yang merupakan bagian dari situs pemujaan zaman prasejarah. Menurut sejarah dalam catatan Balai Pustaka Tahun 1978, Pasir Angin merupakan sebuah bukit dengan ketinggian kira-kira 210 m di atas muka laut dan terletak di sebelah Utara sungai Cianten. Di atas bukit ini terdapat sebuah monolit setinggi 1,20 m yang diukur dari muka tanah. Batu tersebut mempunyai beberapa bidang datar yang terbesar ± 1 meter menghadap tepat ke arah timur. Pasir Angin merupakan sebuah situs yang pernah dihuni pada masa Logam Awal di Indonesia pada 600– 200 tahun Sebelum Masehi. Hal ini diperkuat dengan hasil sementara analisis ANU Australian National University di Canberra yang menyebutkan bahwa contoh arang yang diteliti mengandung CH.14. b. Aksesibilitas Lokasi museum kurang lebih 50 meter dari jalan raya dan terletak 20,5 km dari pusat Kota Bogor. Jalan setapak menuju lokasi tanah berbatu. Sedangkan di dalam lokasi terdapat tangga dan jalan sudah diperkeras. Museum ini berada a b dalam wilayah Kabupaten Bogor yang dikelola Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor berkoordinasi dengan BPPP Serang. c. Kondisi Lingkungan Sosial Ekonomi Pendidikan masyarakat Desa Cemplang mayoritas tidak tamat SD dan Tamatan SD, dengan mata pencaharian didominasi sebagai petani. Masyarakat setempat ikut dalam pengelolaan dengan cara menjaga museum. d. Akomodasi dan Sarana Prasarana Fasilitas yang tersedia di museum yaitu toilet dan mushola. Lokasi museum yang dekat dengan jalan raya, sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kendaraan umum dan pengelola belum menyediakan tempat penginapan.

14. Desa Cogreg, Kecamatan Parung

Objek wisata yang terdapat di Desa Cogreg, Kecamatan Parung yaitu pemandian air panas Ciseeng. Berikut adalah deskripsi lokasi: a. Daya tarik Pemandian air panas Ciseeng atau lebih dikenal Air panas Tirta Sanita terletak di Jalan Raya Gunung Kapur, Desa Cogreg, Kecamatan Parung. Ciri khas kawasan wisata Tirta Sanita di Ciseeng adalah terdapatnya bukit kapur dengan ketinggian 6-20 meter yang menjadi sumber air panas. Memasuki gerbang pemandian air panas Tirta Sanita, tampak deretan pohon palem raja teratur rapi di sisi kiri dan kanan. Beberapa meter kemudian pengunjung akan disuguhi pemandangan bukit kapur yang merupakan sentral dari lokasi pemandian ini. Kombinasi warna putih, abu-abu dan hitam terpadu dengan kontras, serasi dengan warna hijau dedaunan pohon yang cukup banyak tumbuh di sekitarnya. Pada beberapa bagian dari bukit ini dipahat menyerupai anak tangga sehingga memungkinkan pengunjung untuk mendakinya Gambar 25a. Sumber: Dokumentasi pribadi, 2009 Sumber: Dokumentasi pribadi, 2009 Gambar 25 Bukit Kapur a; Kolam pemandian air panas b Pemandian air panas alami yang berasal dari bukit kapur Ciseeng dapat menyembuhkan penyakit kulit, tulang dan lain sebagainya dan sudah diuji oleh TEMAC Thai Engineering Materials Analysis Ltd. Tiket masuk ke lokasi sebesar Rp 6.000,00 untuk dewasa dan Rp 3.500,00 untuk anak-anak. Di dalamnya terdapat kolam renang anak-anak dengan membayar Rp 3.000,00 orang Gambar 25b. Selain itu terdapat pemandian untuk dewasa dengan membayar Rp 6.000,00 per orang untuk kamar biasa ukuran 2×2 m atau Rp 10.000,00 per orang untuk kamar VIP ukuran 4×4 m. Bukit kapur terletak di belakang areal parkir Tirta Sanita, di bukit kapur tersebut juga terdapat sumber air panas, namun belum dikelola secara optimal. Pemandangan yang cukup indah dapat terlihat di atas bukit kapur yaitu hamparan sawah dan pepohonan. Di dalam kawasan ini juga terdapat sebuah panggung hiburan, yang biasanya menampilkan musik live dangdut. b. Aksesibilitas Objek ini berada sekitar 18,5 km dari pusat kota Bogor, dengan kondisi jalan menuju lokasi cukup baik. Kawasan objek wisata ini dikelola swasta yaitu PT Supra Piranti Wisata Ria. c. Kondisi Lingkungan Sosial Ekonomi Masyarakat sekitar objek wisata Tirta Sanita mayoritas hanya tamatan SD. Sedangkan mata pencaharian didominasi pedagang wiraswasta. Dalam a b pengelolaan pemandian air panas, masyarakat ikut dilibatkan sebagai guide pemandu dan banyak masyarakat yang menjadi pedagang makanan dan minuman di sekitar objek wisata. d. Akomodasi dan Sarana Prasarana Wisata air panas Tirta Sanita berada di area seluas 12 hektar, selain menyediakan kolam berendam dan kamar berbak perendam, pengelola juga menyediakan pesanggrahan, tempat permainan anak, serta fasilitas outbound. Selain menyediakan fasilitas mandi atau berendam air panas, di Tirta Sanita juga terdapat fasilitas outbond dengan biaya per paket mulai dari Rp 110.000,00 sampai Rp 250.000,00 per orang.

15. Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang

Objek wisata yang terdapat di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang yaitu Situs Ciaruteun. Berikut adalah deskripsi lokasi: a. Daya tarik Obyek Wisata Situs Ciaruteun terletak di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang. Di kawasan ini ditemukan tradisi Upacara Megalitik yang hidup berdampingan Hindu – Budha, dengan salah satu buktinya adalah Prasasti. Prasasti-prasasti yang dapat ditemukan antara lain Prasasti Ciaruteun Gambar 26a Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Congklak Gambar 26b dan Prasasti Batu Tulis yang merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanagara. Daya tarik wisata lainnya yang terdapat pada kawasan berupa keindahan alam, keramahan penduduk, dan sisa-sisa peninggalan yang belum terungkap. Pada kawasan wisata prasasti Ciaruteun tepatnya di Desa Ciaruteun ilir, Muara Jaya terdapat pemandangan alam yang sangat indah dan menarik. Di sekitar Desa Ciaruteun banyak terdapat kebun-kebun milik warga yang mencirikan pedesaan yang masih asri. Sekitar kawasan juga banyak ditumbuhi rumpun bambu yang memberikan nuansa khas pedesaan. Selain itu juga terdapat sungai Ciaruteun dengan bebatuan yang besar dan unik ditambah aliran air yang deras. Sumber: Dokumentasi pribadi, 2009 Sumber: Dokumentasi pribadi, 2009 Gambar 26 Prasasti Ciaruteun a ; Situs Batu Congklak b Proses pengangkutan prasasti Ciaruteun dari sungai pada tanggal 12 Juni 1981, dengan menggunakan alat-alat seperti katrol, rantai, serling, papan, tambang besar, serta beberapa alat penunjang lainnya. Prasasti ini memiliki panjang 1.160 cm, tingginya 1.150 cm dan beratnya yang mencapai 8 ton ini mencapai waktu satu bulan untuk mengangkat batu ini. Tim yang dipekerjakan untuk mengangkat batu ini yaitu sekitar 20 orang personil arkeolog, dan dibantu oleh mahasiswa UGM, serta beberapa tenaga kasar. Dibutuhkan waktu kurang lebih 30 hari untuk mencapai lokasi saat ini. Proyek ini dipimpin oleh Ir. Suharsojo dan proyek ini dibiayai oleh Direktorat Kebudayaan Jakarta. Lokasi diresmikan pada tanggal 31 Maret 1990. Di sekitar prasasti ini ditemukan Prasasti Kebun Kopi I tapak kaki gajah dan Prasasti Kebun Kopi II congklak. Prasasti Kebun Kopi ini ditemukan ketika diadakan penebangan hutan untuk perkebunan kopi. Sejak saat itu, prasasti dikenal dengan Prasasti Kebun Kopi dan sampai saat ini masih berada di tempat aslinya. Pada batu ini terdapat satu baris tulisan Palawa dan bahasa Sansekerta serta telapak kaki gajah. Prasasti ini diberi keterangan satu baris berbentuk puisi yang artinya “kedua jejak telapak kaki adalah jejak kaki gajah yang cemerlang seperti airawata kepunyaan penguasa Tarumanagara yang jaya dan berkuasa”. b a b. Aksesibilitas Lokasi ini berjarak sekitar 20 kilometer dari Kota Bogor. Kondisi jalan pada umumnya baik beraspal namun akses menuju obyek wisata Prasasti Ciaruteun masih sulit dijangkau, hal ini disebabkan belum adanya angkutan umum yang menjangkau langsung kawasan tersebut. Angkutan umum hanya beroperasi sampai papan petunjuk kawasan yang berjarak sekitar kurang lebih dua kilometer. Dengan kendaraan umum atau pribadi, perjalanan menuju lokasi memakan waktu sekitar satu jam, melalui jalan raya menuju Leuwiliang, di sebelah Bogor bagian Barat. Prasasti Ciaruteun berada di wilayah Kabupaten Bogor sehingga dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor berkoordinasi dengan BPPP Serang. c. Kondisi Lingkungan Sosial Ekonomi Tingkat pendidikan masyarakat Desa Ciaruteun ilir, rata-rata tamatan SMA. Umumnya masyarakat bekerja sebagai pegawai swasta, pedagang dan berkebun yang penghasilannya sekitar Rp. 250.000,00 - Rp. 3.000.000,00 per bulan. Masyarakat sekitar kawasan wisata Prasasti Ciaruteun telah berpartisipasi dalam kawasan wisata dengan menjaga kebersihan dan kelestarian ODTW, membuka warung jajanan dan pengelolaan parkir. Masyarakat juga sangat mendukung pengembangan ekowisata, karena berharap kelestarian alam tetap terjaga dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Keinginan masyarakat ke depan dalam pengembangan kawasan berupa meningkatnya keterlibatan masyarakat di dalam ODTW, seperti menjadi pemandu wisata, warung souvenir dan makanan khas, dan homestay. d. Akomodasi dan Sarana Prasarana Beberapa fasilitas yang ada di kawasan Prasasti Ciaruteun yaitu tempat parkir, warung, papan petunjuk arah, papan peringatan, jalan setapak, bangku pengunjung, dan MCK.

16. Desa Tapos 1, Kecamatan Tenjolaya

Objek wisata yang terdapat di Desa Tapos 1, Kecamatan Tenjolaya yaitu Situs Megalitikum Arca Domas. Berikut adalah deskripsi lokasi: a. Daya tarik Situs Megalitikum Arca Domas terletak di Kampung Cibalay Rt 03 Rw 5 Desa Tapos 1, Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor. Luas kawasan wisata sekitar 1 hektar. Suasana di kawasan situs masih sejuk dan alami dengan nuansa pegunungan dan pemandangan alam. Secara topografis kondisi kawasan tersebut terletak di hulu sungai Cisadane yang merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian rata-rata antara 700 – 900 mdpl. Situs Megalitikum merupakan benda peninggalan sejarah atau benda cagar budaya. Situs ini ditemukan pada tahun 1915 dengan berbagai macam bentuk dan dari segi arkeologi situs ini berbentuk punden berundak, batu datar, batu gores dan menhir. Daya tarik dari situs ini adalah bentuk batu yang berundak-undak dan berbagai macam bentuk batu lainnya, seperti Keramat Kasang, Balai Kambang, Arca Domas, Pasir Manggir, Punden Berundak Gambar 27a, Batu Datar Gambar 27b, Menhir, Jami Paciing. Selain itu beberapa situs masih tersebar di sekitar kawasan yang belum mendapatkan pelindungan dan perawatan. Sumber: Dokumentasi pribadi, 2009 Sumber: Dokumentasi pribadi, 2009 Gambar 27 Punden berundak a; Batu datar b Kawasan ini adalah salah satu kawasan lindung yang ditetapkan oleh pemerintah. Situs megalitikum menjadi lokasi tempat penelitian, ilmu pengetahuan dan pendidikan, selain itu adanya hutan pinus yang berada di areal situs juga menjadi salah satu daya tarik bagi pengunjung. Daya tarik lain yang dapat dilihat tidak hanya situs dan tegakan pinus tapi juga pemandangan alam a b yang sejuk dan daerah perbukitan yang hijau serta hamparan sawah yang dapat ditemui sepanjang perjalanan menuju situs. b. Aksesibilitas Situs ini dapat ditempuh dari Kota Bogor melalui jalur kendaraan Tenjolaya sekitar 1,5 jam perjalanan dan dapat juga diakses dari Kota Bogor melalui jalur kendaraan Ciapus dengan waktu tempuh 1,5 jam. Menuju kawasan situs dari Jalan raya utama tidak terdapat angkutan umum, sehingga pengunjung dapat memanfaatkan ojek yang hanya dapat masuk sekitar 3 meter menuju lokasi dan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 2 km melalui jalan setapak. Beberapa titik jalan menuju lokasi perlu berhati-hati karena berdekatan dengan jurang. Situs Megalitikum Arca Domas berada di wilayah Kabupaten Bogor sehingga dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor berkoordinasi dengan BPPP Serang. c. Kondisi Lingkungan Sosial Ekonomi Mayoritas masyarakat sekitar Situs Megalitikum Arca Domas hanya lulusan SD. Masyarakat sekitar kawasan situs, sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan buruh. Masyarakat menilai keberadaan situs megalitikum hanya sebagai tempat ziarah dan sebagian besar masyarakat sekitar situs kurang peduli tentang lokasi situs karena kebanyakan masyarakat tidak mengetahui keberadaan situs tersebut. Sebagian masyarakat juga menginginkan pemerintah memperhatikan jalan untuk menuju kawasan wisata ini, adanya pemandu wisata mengenai kawasan wisata situs Arca Domas serta perluasan kawasan objek. Masyarakat juga menginginkan pengembangan kawasan Situs Megalitikum harus memperhatikan aspek kelestarianberkelanjutan. Banyak masyarakat yang mengatakan bahwa yang harus dilakukan agar kegiatan wisata dapat menjamin kelestarian kawasanobjek wisata dapat terlaksana dengan baik maka harus melibatkan mayarakat dalam pengelolaan wisata dan menghindari pengembangan kegiatan wisata yang bersifat merusak. Untuk mendukung terjaminnya kelestarian kawasan harus ada dukungan pemerintah sebagai fasilitator. d. Akomodasi dan Sarana Prasarana Pada objek ini terdapat beberapa fasilitas diantaranya beberapa tempat penginapan, jalan setapak dan MCK.

17. Desa Sukamantri, Kecamatan Tamansari

Objek wisata yang terdapat di Desa Sukamantri, Kecamatan Tamansari yaitu Wana Wisata Bumi Perkemahan Sukamantri. Berikut adalah deskripsi lokasi: a. Daya tarik Wana wisata Bumi Perkemahan Sukamantri terletak pada ketinggian 750 m dpl, konfigurasi lapangan umumnya bergelombang dan berada sekitar 15 km dari pusat Kota Bogor Gambar 28. Daya tarik dari Buper Sukamantri yaitu flora berupa tegakan Agatis Agathis dammara, Rasamala Altingia exelca dan pinus Pinus merkusii, sumber air yang ada berupa sungai kecil, Potensi visual lansekap menuju lokasi cukup menarik dengan pemandangan alam berupa pegunungan dan perkebunan. Sedangkan gejala alampotensi visual lansekap di dalam kawasan yang mempunyai karakteristik khas adalah tegakan tanaman hutan dan panorama kota Bogor. Selain itu pada lokasi ini dapat dilakukan wisata berkemah dan outdoor games seperti war games dll, termasuk area berkemah dengan kapasitas tampung keseluruhan 20 - 30 unit kemah 300 orang perkemah. Sumber : Dokumentasi pribadi, 2009 Gambar 28 Bumi Perkemahan Sukamantri b. Aksesibilitas Kondisi jalan utama umumnya baik beraspal dan dapat dilalui kendaraan roda empat, tetapi memasuki jalan arteri menuju kawasan sangat rusak berbatu. Sarana transportasi umum yang ada adalah angkutan kota dari terminal Ramayana ke jurusan Ciapus untuk selanjutnya dicapai dengan jalan kaki, ojek atau mobil carteran sejauh 2 km. Wana Wisata Bumi Perkemahan Sukamantri memiliki luas 5 ha yang termasuk dalam pengelolaan RPH Sukamantri BKPH Ciawi KPH Bogor, sedangkan menurut administrasi pemerintahan termasuk Desa Sukamantri, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. c. Kondisi Lingkungan Sosial Ekonomi Masyarakat sekitar kawasan sebagian besar memiliki pekerjaan sebagai petani, penambang pasir, wiraswasta, pegawai negeri dan buruh. Dengan tingkat pendidikan masyarakat mayoritas tamatan SD. d. Akomodasi dan Sarana Prasarana Fasilitas yang sudah tersedia dalam wana wisata ini berupa pos jaga, pondok kerja, loket karcis belum berfungsi, jalan setapak, tempat parkir, MCK, shelter gardu pandang, tempat duduk, ruang informasi dan tempat sampah. 4.2. Analisis Penilaian 4.2.1. Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata