Pelibatan masyarakat dalam pengembangan desa wisata mulai tahap
pemilik langsung atau tidak langsung, kepemilikan tanah tidak dialihkan, prinsip kemitraan untuk memberdayakan masyarakat dan kemanfaatan sebesar-besarnya
untuk masyarakat serta pelestarian budaya, tradisi dan lingkungan. Jain 2000 diacu dalam Qomariah 2009 menyatakan bentuk partisipasi masyarakat dalam
ekowisata berbasis masyarakat antara lain, yaitu : 1 Partisipasi dalam perencanaan
Dalam pengembangan ekowisata di desa yang berada di Zona Wisata Bogor Barat, masyarakat masih banyak yang belum dilibatkan dalam tahapan
perencanaan. Meskipun sudah terdapat inisiasi di Desa Pasir Eurih Kecamatan Tamansari dengan objek wisata Kampung Budaya Sindangbarang, pengelola
berupaya melibatkan masyarakat dalam tahapan perencanaan wisata dan hal ini dapat menjadi contoh bagi desa lain dalam pelibatan masyarakat pada
tahapan perencanaan. 2 Partisipasi dalam pembuatan keputusan dan manajemen
Tahap selanjutnya setelah perencanaan adalah pembuatan keputusan tentang pengembangan ekowisata berbasis masyarakat yang sepenuhnya berada di
tangan masyarakat. Pada tahapan ini pemerintah daerah hanya berperan sebagai fasilitator.
3 Partisipasi dalam pelaksanaan dan perjalanan prosesnya Tahap selanjutnya setelah pembuatan keputusan adalah pelaksanaan serta
perjalanan proses dalam pengembangan CBE. Masyarakat yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan serta proses perjalanannya karena
sebelumnya masyarakat terlebih dahulu membuat konsep perencanaannya dan membuat keputusannya. Untuk perjalanan prosesnya, masyarakat dapat
dibantu pemerintah daerah untuk mengevaluasi dari setiap program kegiatan yang berjalan.
4 Partisipasi dalam pembagian keuntungan ekonomi Tahap yang terakhir yaitu tentang
profit sharing atau pembagian
keuntungan ekonomi. Sebelumnya harus tercapai kesepakatan diantara
pengurus terpilih dalam pengembangan desa wisata sebagai perwakilan masyarakat dengan fasilitator misalnya pemerintah daerah, jika sudah tercapai
kesepakatan maka tahapan pembagian keuntungan ekonomi akan berjalan dengan lancar.
Kondisi di lapangan, kesempatan pengambilan keputusan masyarakat masih rendah, partisipasi masyarakat yang lebih cenderung pada tingkat
pelaksanaan sehingga perlu disikapi dengan melibatkan masyarakat secara aktif dalam pengembangan ekowisata berbasis masyarakat. Ristiyanti 2008
menyebutkan bahwa salah satu karakteristik pengembangan ekowisata berbasis masyarakat adalah adanya tanggungjawab masyarakat terhadap objek sehingga
masyarakat perlu dilibatkan dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dengan keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan,
pelaksanaan hingga evaluasi akan mendorong rasa memiliki terhadap objek yang menjamin kelestariankeberlanjutan objek tersebut.