SARAN KESIMPULAN DAN SARAN
5. DPRD Kabupaten Bogor perlu membuat peraturan daerah Perda yang terkait dengan pengembangan ekowisata yang berbasis masyarakat. DPRD selaku
legislatif juga dituntut untuk membuat regulasi bagi pengembangan ekowisata yang melibatkan partisipasi masyarakat setempat. Tugas utama DPRD adalah
membuat regulasi tentang pengelolaan dan pengembangan ekowisata yang melibatkan inisiatif, kreativitas dan partisipasi masyarakat lokal. Kebijakan
legislatif ini diperlukan sebagai landasan yuridis bagi partisipasi masyarakat dalam dunia pariwisata. Dengan demikian, diharapkan pengelola wisata yang masih
menggunakan manajemen tradisional akan lebih terbuka, aspiratif, dan sinergis dengan masyarakat setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Studi Pasar dan Pemasaran Pariwisata Kabupaten Bogor. Makalah Field Project Study 2006. Manajemen Kepariwisataan. Bandung: Sekolah
Tinggi Pariwisata Bandung.
Ardika IG. 2009. Pariwisata Berbasis Masyarakat Dalam Konteks Kepariwisataan Indonesia. Malakah pada Lokakarya Menjaga Keberlanjutan Pariwisata
Berbasis Masyarakat di Indonesia pada Masa Krisis Melalui Penguatan Jaringan di Desa Tompobulu, Pangkep 25-26 Juni 20009. NTB.
Avenzora R. 2001. Perencanaan Program Interpretasi Budaya Bagi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan. Seminar Ad in House Training on Sustainable
Tourism. Badan Pembangunan Daerah Tana Toraja Institut Fuer Naturschutz Universitaet Groettingen.
[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2007. Kabupaten Bogor Dalam Angka 2007. Bogor: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor.
Burrough PA. 1986. Principles of Geographical Information Systems for Land Resources Assessment. Oxford. Clarendon Press.
Damanik J, Weber HF. 2006. Perencanaan Ekowisata, Dari Teori ke Aplikasi. Yogyakarta: Pusat Studi Pariwisata Puspar UGM dan ANDI Press.
Denman R. 2001. Guidelines For Community Based Ecotourism Development. UK:WWF International. http:www.assets.panda.orgdownload
guidelinesen [11 Jan 2009] [Depbudpar] Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 2009. Capaian 6,4 Juta
Wisman Tahun 2008 Dapat Rekor MURI. http:www.budpar.go.id. [10 Feb 2009]
[Depbudpar] Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 2008. Laporan Akhir Kajian Tindak Lanjut Penilaian Daya Tarik Wisata. Kerjasama Direktorat Produk
Pariwisata, Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dengan Innovative Development
for eco Awareness. Jakarta.
[Depbudpar] Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 2007. Pedoman Objek dan Daya Tarik Wisata Andalan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengembangan
Produk Pariwisata.
[Depbudpar] Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 2003. Ekowisata Prinsip dan Kriteria. Jakarta: Departemen kebudayaan dan Pariwisata Republik
Indonesia.
[Dephut] Departemen Kehutanan. 1994. Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona TN, Tahura, TWA. Jakarta:
Departemen Kehutanan.
[Dephut] Departemen Kehutanan. 2007. Kumpulan Peraturan dan Pedoman Pariwisata Alam Penilaian-Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata
Alam. Pelatihan Pariwisata Alam 31 Oktober- 2 November 2007. Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan. Jakarta:
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.
[Dephut] Departemen Kehutanan. 2007. Kemungkinan Meningkatkan Ekowisata. http:www.dephut.go.idinformasiPHPAmphpa1.html. [7 Jan 2009]
Detikfinance.2008.Kunjungan Wisatawan di Indonesia. http:www.detikfinance.com. [3 Jun 2008]
[Disbudpar] Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. 2007a. Data Objek dan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Bogor. Bogor: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Bogor.
[Disbudpar] Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. 2007b. Laporan akhir Penyusunan Pola Pembinaan dan Pengembangan Desa Wisata di Desa Tapos I,
Kecamatan Tenjolaya. Bogor: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor.
[Disbudpar] Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. 2009. Kawasan Wisata Terpadu Tamansari. Bogor: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor.
Fandeli C, Mukhlison. 2000.Kebijakan Pengembangan Ekowisata: Pengembangan Ekowisata Dengan Paradigma Baru Pengelolaan Areal Konservasi. Fakultas
Kehutanan UGM. Yogyakarta: UKSDA Jogya dan Pustaka Pelajar.
Fandeli C. 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada.
Fennell DA.1999. Ecotourism Programme Planning. CABI Publishing. Washington. USA.
Gunn CA. 1994. Tourism Planning: Basics, Concepts, Cases. Third Edition. London: Taylor and Francis Ltd.Washington DC.
Hunger JD, Wheleen TL. 2003. Manajemen Strategis [Terjemahan]. Yogyakarta: ANDI.
Ife J, Frank T. 2008. Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi [Terjemahan]. Edisi ke-3. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Indonesian Ecotourism Network [INDECON]. 2008. Rancangan Standarisasi Pengembangan Community Based Ecotourism CBT. Makalah Konvensi
Wisata Hasil Kerjasama ECEAT European Centre for Ecotourism and Agricultural Tourism dengan INDECON di Nusa Dua Bali 13-16 Maret
2008 “Menciptakan Mata Rantai Penyedia Supply Pariwisata Berbasis Masyarakat di Kawasan Asia Selatan dan Asia Timur”.
Jaya, I N.S. 2002. Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Kehutanan. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Jaya, I N.S. 2009. Tehnik-Tehnik Pemodelan Spasial dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam dan lingkungan. Bogor: Laboratorium Inventarisasi
Sumberdaya Hutan Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Kabupaten Bogor. 2008. Pariwisata di Kabupaten Bogor. http:www.bogorkab.go.id. [29 Mar 2008]
Kaswanto. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Kawasan Agrowisata yang Berwawasan Lingkungan di DAS Ciliwung Studi Kasus di Kawasan Bogor
dan Puncak [tesis]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kusumoarto A. 2006. Identifikasi Potensi Lanskap Pesisir Kecamatan Jerowaru, Propinsi Nusa Tenggara Barat Untuk Rekreasi Alam Dengan Menggunakan
Sistem Informasi Geografis [tesis]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Linberg K, Hawkins DE. 1993. Ecotourisme: Petunjuk untuk Perencana dan Pengelola. The Ecotourism Society. North Bennington.
Maryadi D. 2003. Peluang Pengembangan Ekowisata di Kawasan Rawa Danau dan Sekitarnya, Kabupaten Serang, Propinsi Banten [disertasi]. Bogor: Program
Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Muallisin I. 2007. Model Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat di Kota Yogyakarta. Jurnal Penelitian Bappeda Kota Yogyakarta No.2 Desember
2007. Yogyakarta.
Muntasib H, Ricky A, Eva R,Yun Y dan Resti M. 2004. Laporan Akhir Rencana Pengembangan Ekowisata Kabupaten Bogor. Laboratorium Rekreasi Alam
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB dengan Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Bogor.
Nurhayati. 2007. Master Planning Village Tourism. Malakah dalam Workshop dan Studi Banding Pariwisata “Strategi Pengembangan dan Perencanaan Master
Plan Desa Wisata. Yogyakarta.
Oktadiyani P. 2006. Alternatif Strategi pengelolaan Taman Wisata Alam Kawah Kamojang Kabupaten Bandung propinsi Jawa Barat. [skripsi]. Departemen
konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Prahasta E. 2002. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Informatika. Bandung.
Qomariah L. 2009. Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat Di Taman Nasional Meru Betiri Studi Kasus Blok Rajegwesi SPTN I Sarongan.
[skripsi]. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Rangkuti F. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Ristiyanti E. 2008. Strategi Pengembangan Wisata Alam Berbasis Masyarakat Studi Kasus di Zona Pemanfaatan Taman Nasional Gunung Merapi Daerah
Istimewa Yogyakarta [tesis]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Romani S. 2006. Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata Alam serta Alternatif Perencanaannya di Taman Nasional Bukit Duabelas Provinsi Jambi.
[skripsi]. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Sastrayuda GS. 2009. Dasar-Dasar Pengembangan Desa Wisata Tamansari Kabupaten Bogor. Makalah dalam Pelatihan Pengembangan Desa Wisata
di Kecamatan Tamansari pada 3-6 Agustus 2009. Bogor.
Satria A. 2008. Daya Saing Wisata Masih Rendah. http:www.mediaindonesia.com. [ 21 Jan 2009]
Sekartjakrarini S. 2004. Ekowisata: Batasan dan Pengertian. Dalam Seri Ekowisata. Jakarta: IdeA.
Sevilla CG, JA Ochave, TG Pegala, GG Uriarte. 1993. Pengantar Metode Penelitian Terjemahan A Turu . Jakarta: UI Press.
Sibagariang IL. 2008. Rencana Pengembangan Kawasan Ekowisata Pesisir Interpretatif di Kawasan Konservasi Laut Daerah Selat Dampier Kabupaten
Raja Ampat Provinsi Papua Barat [tesis]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Slow DA. 1993. The Role of GIS for Landscape Ecology Studies. In: Haines Young R, Green DR, Cousins S [editor]. Landscape Ecology and Geographic
Information Systems. London:Taylor Francis.
Soekadijo RG. 1996. Anatomi Pariwisata: Memahami Pariwisata sebagai Systemic Linkage. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Soekanto S. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Grafindo Persada. Sudiyono. 2008. Ekowisata Desa: Pembangunan yang Berpihak Kepada Masyarakat
Desa. Makalah Konvensi Wisata Hasil Kerjasama ECEAT European Centre for Ecotourism and Agricultural Tourism dengan INDECON di
Nusa Dua Bali 13-16 Maret 2008 “Menciptakan Mata Rantai Penyedia Supply Pariwisata Berbasis Masyarakat di Kawasan Asia Selatan dan Asia
Timur”.
Suhandi AS. 2008. Community Based Tourism in Indonesia. Makalah Konvensi Wisata Hasil Kerjasama ECEAT European Centre for Ecotourism and
Agricultural Tourism dengan INDECON di Nusa Dua Bali 13-16 Maret 2008 “Menciptakan Mata Rantai Penyedia Supply Pariwisata Berbasis
Masyarakat di Kawasan Asia Selatan dan Asia Timur”.
Suranti R. 2005.Pariwisata Budaya dan peran Serta Masyarakat. Makalah Workshop Wisata Budaya Bagi Kelompok Masyarakat Propinsi DKI Jakarta 12 Juli
2005. Jakarta.
Suwantoro G. 1997. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: ANDI. Suyitno. 2001. Perencanaan Wisata. Yogyakarta: Kanisius.
Usman M. 1999. Peluang Pengembangan Ekoturisme Indonesia Sebagai andalan Alternatif Kepariwisataan Nasional, Makalah Pada Seminar Prospek dan
Manajemen Ekoturisme Memasuki Milenium Ketiga. Bogor: Departemen Kehutanan.
[WTO] World Tourism Organization. 2004. Indicators of Sustainable Development for Tourism Destination. A Guidebook.
Yoeti OA. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa. Yuzni SZ. 2008. Rencana Penataan Kawasan Wisata Berkelanjutan di Danau Toba
Sumatera Utara Kasus: Sub DAS Naborsahon [tesis]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Lampiran 1 Kriteria dan Bobot Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata I. DAYA TARIK
Bobot : 6
No UnsurSub Unsur
Kriteria dan Nilai
1. Keunikan Sumberdaya :
≥ 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak ada a. Air Terjun
b. Gua c. Flora
d. Fauna e. Sungai
f. Kesenian tradisional
30 25
20 15
10 g. Peninggalan sejarah
h. Upacara adat i. Kebudayaan masyarakat
2. Banyaknya potensi sumberdaya alam yang menonjol :
≥ 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak ada a. Batuan
b. Flora c. Fauna
30 25
20 15
10 d. Air
e. Gejala Alam 3.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan : ≥ 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
a. Menikmati keindahan alam b. Melihat flora dan fauna yang ada
c. Memancing 30
25 20
15 10
d. Trecking e. Mandiberenang
f. Penelitianpendidikan g. Berkemah
h. Berperahu
4. Kebersihan objek wisata tidak ada pengaruh dari : Ada 6 Ada 5
Ada 3-4
Ada 1-2
Tidak ada a. Industri
b. Jalan ramai motormobil c. Pemukiman penduduk
d. d. Sampah 30
25 20
15 10
e. Binatang f. Corat-coret vandalisme
g. Pencemar lainnya 5.
Kenyamanan : Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2
Ada 1 a. udara bersih dan sejuk
b. Bebas dari bau yang mengganggu c. Bebas dari kebisingan
30 25
20 15
10 d. Pelayanan terhadap pengunjung yang baik
No UnsurSub Unsur
Kriteria dan Nilai
6. Keamanan :
Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
a. Tidak ada arus yang berbahaya b. Tidak ada pencurian
c. Tidak ada perambahan dan penebangan liar d. Tidak ada kepercayaan yang mengganggu
e. Tidak ada penyakit yang berbahaya seperti
malaria 30
25 20
15 10