Lama Tinggal Karakteristik Responden
49 beralih penggunaannya ke dalam beberapa pola yaitu hanya untuk MCK, cuci saja,
bahkan tidak menggunakan untuk apapun. Alternatif lokasi yang digunakan untuk memperoleh air bersih adalah air yang bersumber dari pabrik, sumur bor bantuan
pabrik, dan tetangga. Kegiatan pengambilan air bersih ke beberapa lokasi tersebut akan membutuhkan biaya eksternal yang harus ditanggung oleh masyarakat,
misalnya bensin, iuran listrik, dan membeli air galon. Tabel 11 merupakan distribusi responden menurut biaya eksternal.
Tabel 11 Distribusi responden menurut biaya eksternal
Biaya eksternal Responden
Jumlah orang Persentase
Bensin 9
22,5 Listrik
1 2,5
Galon 1
2,5 Bensin dan galon
24 60
Tidak mengeluarkan biaya 5
12,5 TOTAL
40 100
Jumlah responden yang mengeluarkan biaya bensin sebanyak 9 orang atau 22,5, biaya listrik sebanyak satu orang atau 2,5, biaya galon satu orang atau
2,5, biaya bensin dan galon sebanyak 24 orang atau 60, dan yang tidak mengeluarkan biaya sebanyak lima orang atau 12,5. Total biaya eksternal yang
dikeluarkan oleh responden untuk masing-masing kategori biaya eksternal dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Total biaya eksternal
No Kategori biaya eksternal
Total biaya Rpbulan 1
Bensin 904.000
2 Iuran listrik
22.000 3
Galon 6.016.000
TOTAL 6.942.000
Biaya eksternal terbesar berada pada kebutuhan membeli galon yaitu sebesar Rp6.016.000, sedangakan biaya eksternal bensin berada pada urutan
kedua yaitu sebesar Rp904.000, dan iuran listrik berada pada urutan ketiga. Hal ini menunjukkan bahwa air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi
kebutuhan manusia terutama untuk kebutuhan air minum. Keadaan air sumur yang kering dan tercemar sangat dirasakan dampaknya bagi masyarakat di sekitar
pabrik. Pengeluaran biaya ini akan mempengaruhi total pendapatan responden.
50 Sebelum adanya aktivitas pabrik total pendapatan responden akan lebih tinggi
dibandingkan pendapatan responden setelah pabrik beroperasi. Berikut Tabel 13 merupakan data perubahan pendapatan pada kategori rumahtangga yang memiliki
sumur kering dan sumur tercemar. Tabel 13 Perubahan pendapatan sebelum dan sesudah adanya eksternalitas
Kategori pekerjaan Pendapatan Rpbulan
Kehilangan Rpbulan
Sebelum Sesudah
Petani 13.400.000
9.476.000 3.924.000
Petani dan peternak 2.200.000
1.688.000 512.000
Petani dan pekerjaan lainnya 3.000.000
2.720.000 280.000
Pekerjaan lainnya 18.200.000
15.974.000 2.226.000
TOTAL 36.800.000
29.858.000 6.942.000
RATA-RATA 920.000
746.450 173.550
Menurut hasil survei, total kehilangan pendapatan untuk kategori rumahtangga yang memiliki sumur kering dan tercemar sebesar Rp6.942.000 per
bulan, sedangkan rata-rata kehilanganya yaitu Rp173.550 per bulan per kepala keluarga. Nilai ini merupakan kerugian ekonomi yang seharusnya ditanggung oleh
pihak pencemar.
6.2.2 Biaya Eksternal yang Ditanggung oleh Rumahtangga yang Memiliki Sawah di Dekat Sungai dan Ternak yang Mengonsumsi Air Sungai.
Selain berdampak pada sumur yang kering dan tercemar, meningkatnya aktivitas pabrik juga berdampak pada penurunan produktivitas baik pada tanaman
padi, palawija, jeruk, serta gangguan pada ternak seperti sakit, mati atau pun keguguran. Kerugian ini terjadi ketika responden memanfaatkan air sungai yang
sudah tercemar oleh limbah pabrik untuk menyiram tanamannya dan untuk konsumsi ternaknya. Besarnya perubahan pendapatan yang dialami responden
dapat dilihat pada Tabel 14. Rata-rata perubahan pendapatan pada produktivitas padi sebesar Rp657.785 per bulan per kepala keluarga. Produktivitas palawija dan
produktivitas jeruk juga mengalami perubahan rata-rata pendapatan secara berturut-turut sebesar Rp455.519 per bulan per kepala keluarga dan Rp354.167
per bulan per kepala keluarga. Selain pada penurunan produktivitas, tercemarnya air sungai juga berdampak pada perubahan pendapatan pada responden yang
ternaknya mengonsumsi air sungai. Besarnya rata-rata perubahan pendapatan