48 Persentase kerugian terbesar adalah penurunan pada produktivitas pertanian
yaitu sebesar 61,06. Penurunan produktivitas ini terjadi pada tanaman padi, palawija, dan jeruk. Kerugian terbesar kedua yaitu ada pada peningkatan biaya
pengeluaran yaitu sebesar 35,40. Peningkatan biaya pengeluaran ini dapat berupa biaya pengganti air bersih untuk membeli galon, biaya bensin, dan listrik.
Gangguan ternak menempati posisi kerugian yang paling kecil yaitu sebesar 3,54. Hal ini terjadi, karena hanya sedikit responden yang ternaknya mengalami
gangguan akibat aktivitas pabrik tersebut.
6.2 Estimasi Biaya Eksternal Akibat Aktivitas Pabrik
Berdasarkan hasil pengamatan di Desa Kertosari dan Desa Mulyosari, terdapat dua kategori yang merasakan kerugian ekonomi akibat aktivitas pabrik
gula rafinasi. Kategori pertama adalah rumahtangga yang memiliki sumur kering dan tercemar, sedangkan kategori kedua rumahtangga yang memiliki sawah di
dekat aliran sungai dan ternak yang mengonsumsi air sungai. Biaya eksternal yang ditanggung kedua belah pihak tersebut merupakan kerugian ekonomi yang
seharusnya ditanggung oleh pihak pencemar.
6.2.1 Biaya Eksternal yang Ditanggung oleh Rumahtangga untuk Sumur Kering dan Sumur Tercemar
Menurut hasil penelitian, kerugian ekonomi yang ditanggung oleh rumahtangga yang memiliki sumur kering dan tercemar bergantung pada biaya
yang dikeluarkan responden untuk memperoleh air. Survei yang dilakukan terhadap 113 responden, sebanyak 40 responden yang memanfaatkan air tanah
sebagai pemenuhan kebutuhannya, dengan rincian 37 responden yang mengalami sumur kering dan tiga responden yang mengalami sumur tercemar. Mereka
menyatakan sebelum pabrik beroperasi, kualitas dan kuantitas air dalam keadaan baik dan tidak tercemar. Kondisi air tanah banyak digunakan untuk keperluan
sehari-hari seperti mandi, cuci, kakus, dan konsumsi air minum. Namun setelah pabrik beroperasi kembali, kondisi air tanah yang dimanfaatkan oleh responden
mengalami penurunan kuantitas dan kualitas, sehingga 40 responden yang awalnya memanfaatkan air tanah sepenuhnya untuk kegiatan MCK dan konsumsi
49 beralih penggunaannya ke dalam beberapa pola yaitu hanya untuk MCK, cuci saja,
bahkan tidak menggunakan untuk apapun. Alternatif lokasi yang digunakan untuk memperoleh air bersih adalah air yang bersumber dari pabrik, sumur bor bantuan
pabrik, dan tetangga. Kegiatan pengambilan air bersih ke beberapa lokasi tersebut akan membutuhkan biaya eksternal yang harus ditanggung oleh masyarakat,
misalnya bensin, iuran listrik, dan membeli air galon. Tabel 11 merupakan distribusi responden menurut biaya eksternal.
Tabel 11 Distribusi responden menurut biaya eksternal
Biaya eksternal Responden
Jumlah orang Persentase
Bensin 9
22,5 Listrik
1 2,5
Galon 1
2,5 Bensin dan galon
24 60
Tidak mengeluarkan biaya 5
12,5 TOTAL
40 100
Jumlah responden yang mengeluarkan biaya bensin sebanyak 9 orang atau 22,5, biaya listrik sebanyak satu orang atau 2,5, biaya galon satu orang atau
2,5, biaya bensin dan galon sebanyak 24 orang atau 60, dan yang tidak mengeluarkan biaya sebanyak lima orang atau 12,5. Total biaya eksternal yang
dikeluarkan oleh responden untuk masing-masing kategori biaya eksternal dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Total biaya eksternal
No Kategori biaya eksternal
Total biaya Rpbulan 1
Bensin 904.000
2 Iuran listrik
22.000 3
Galon 6.016.000
TOTAL 6.942.000
Biaya eksternal terbesar berada pada kebutuhan membeli galon yaitu sebesar Rp6.016.000, sedangakan biaya eksternal bensin berada pada urutan
kedua yaitu sebesar Rp904.000, dan iuran listrik berada pada urutan ketiga. Hal ini menunjukkan bahwa air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi
kebutuhan manusia terutama untuk kebutuhan air minum. Keadaan air sumur yang kering dan tercemar sangat dirasakan dampaknya bagi masyarakat di sekitar
pabrik. Pengeluaran biaya ini akan mempengaruhi total pendapatan responden.