Eksternalitas Biaya Eksternal dan Willingness to Accept Masyarakat Akibat Eksternalitas Negatif Pabrik Gula Rafinasi Kabupaten Lampung Selatan

14

3.1.2.1 Asumsi dalam Pendekatan WTA

Asumsi-asumsi yang diperlukan dalam pelaksanaan pengumpulan nilai Willingness to Accept WTA dari setiap responden adalah: 1. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berlokasi di Desa Kertosari dan Mulyosari yang merasakan dampak negatif dari aktivitas Pabrik Gula Rafinasi Kabupaten Lampung Selatan. 2. Nilai WTA yang diberikan konsumen merupakan besarnya nilai kompensasi yang bersedia diterima masyarakat karena adanya penurunan kualitas lingkungan akibat aktivitas pabrik.

3.1.2.2 Langkah-langkah untuk Mengetahui Nilai WTA

Menurut Hanley dan Spash 1993, langkah-langkah dalam metode CVM dibagi menjadi enam tahap, yaitu: 1. Membangun pasar hipotetis Pasar hipotetis yang dibangun harus diuraikan secara jelas skenario kegiatannya dalam instrumen survei yang menggunakan kuisioner, sehingga responden dapat memahami benda lingkungan yang dipertanyakan serta keterlibatan masyarakat dalam rencana kegiatan. Kuisioner yang digunakan juga harus menguraikan apakah semua konsumen bersedia menerima kompensasi dari kerusakan lingkungan tersebut. 2. Memunculkanmenghasilkan nilai tawaran bid Setelah kuisioner selesai dibuat, maka kegiatan survei dapat dilakukan dengan wawancara secara langsung atau pun tidak langsung. Setiap individu ditanya mengenai besarnya kompensasi yang bersedia diterima WTA. Nilai kompensasi tersebut dapat diperoleh dengan empat cara, yaitu a. Bidding game Metode ini dilakukan dengan cara bertanya kepada responden terkait sejumlah nilai tertentu yang diajukan sebagai titik awal dan selanjutnya semakin meningkat sampai titik maksimum yang disepakati. b. Closed-ended referendum Metode yang dilakukan dengan memberikan pertanyaan tertutup kepada responden terkait beberapa nilai WTA yang disarankan untuk dipilih, sehingga 15 responden tinggal memberi jawaban sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka. c. Payment card Penggunaan metode ini dibutuhkan pengetahuan statistik yang baik. Metode ini dilakukan dengan menawarkan kepada responden suatu kartu yang terdiri dari berbagai nilai kemampuan untuk membayar atau kesediaan menerima, sehingga responden dapat memilih nilai maksimal atau minimal sesuai dengan preferensinya. Keunggulan dari metode ini adalah memberikan stimulan untuk membantu responden berpikir lebih leluasa tentang nilai maksimum atau minimum yang akan diberikan tanpa harus terintimidasi dengan nilai tertentu, seperti pada metode tawar menawar. Metode ini dikembangkan untuk membatasi bias titik awal dari metode tawar-menawar. d. Open-ended question Menanyakan langsung kepada responden berapa jumlah maksimum uang yang ingin dibayarkan atau jumlah minimum uang yang ingin diterima akibat perubahan kualitas lingkungan. Kelebihan dari metode ini adalah responden tidak perlu diberi petunjuk yang bisa mempengaruhi nilai awal yang ditawarkan sehingga tidak akan menimbulkan bias titik awal, sedangkan kelemahannya terletak pada kurangnya akurasi nilai, terlalu besar variasinya, serta sering sekali ditemukan responden yang kesulitan menjawab pertanyaan yang diberikan. 3. Menduga nilai rata-rata WTA Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan nilai tengah dan rata-rata dari WTA. Nilai tengah dihitung ketika terjadi rentang nilai penawaran yang terlalu jauh. Namun, untuk perhitungan nilai rata-rata dari WTA biasanya akan diperoleh nilai yang lebih tinggi dari yang sebenarnya. Nilai tengah penawaran tidak dipengaruhi oleh rentang yang cukup besar dan selalu lebih kecil daripada nilai rata-rata. 4. Menduga kurva nilai tawaran bid curve Kurva penawaran dapat diduga dengan menggunakan nilai WTA sebagai variabel dependen dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap besarnya WTA sebagai variabel independen. Fungsi dari adanya kurva penawaran ini adalah untuk memperkirakan seberapa besar perubahan nilai WTA ketika terjadi