Analisis Besarnya Nilai Dana Kompensasi Responden Akibat Eksternalitas Negatif

57 air, bau air, dummy pekerjaan petani, dummy pekerjaan peternak, dummy pekerjaan lainnya, dan nilai kerugian. Berikut hasil analisis nilai WTA pada kategori rumahtangga yang memiliki sumur kering dan tercemar disajikan pada Tabel 20. Tabel 20 Faktor yang mempengaruhi WTA rumahtangga untuk sumur kering dan tercemar Variabel bebas Koefisien Sig VIF Constanta 630.005,829 0,006 Usia X 1 -3.151,983 0,065 2,505 Pendidikan X 2 -6.078,281 0,464 2,329 Pendapatan X 3 -0,171 0,000 2,731 Jarak tempat tinggal X 4 -16,325 0627 1,621 Jumlah tanggungan X 5 -11.310,350 0,299 1,671 Lama tinggal X 6 -1.357,523 0,264 2,635 Dummy warna air D 1 -1.020,722 0,974 1,805 Dummy rasa air D 2 -76.553,085 0,158 2,033 Dummy bau air D 3 34.289,058 0,318 2,162 Dummy petani D 4 106.322,006 0,101 6,746 Dummy peternak D 5 88.663,918 0,077 1,313 Dummy pekerjaan lainnya D 6 91.406,395 0,175 7,882 Kerugian X 7 0,148 0,190 1,701 R-Square 0,733 Adjusted R-Square 0,582 Durbin Watson 2,287 F-Statistik 4,851 0,000 Asymp.Sig . 2-tailed 0,610 Keterangan: : signifika n pada taraf nyata α = 0,1 : sig nifikan pada taraf nyata α = 0,15 : signifikan pada taraf nyata α = 0,2 Berdasarkan hasil pengolahan data, model yang dihasilkan dalam penelitian ini relatif baik karena nilai R-Square yang dihasilkan sebesar 73,3. Nilai ini berarti keragaman WTA responden dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas sebesar 73,3, sedangkan sisanya yaitu sebesar 26,7 dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Nilai F hitung sebesar 4,851 dengan nilai sig sebesar 0,000 yang menunjukkan variabel penjelas dalam model secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadapa nilai WTA r esponden pada taraf nyata 20 α=0,2. Namun, untuk hasil analisis regresi pada kategori rumahtangga yang memiliki sawah dekat aliran sungai dan ternak yang mengonsumsi air sungai dapat dilihat pada Tabel 21. Pada tabel tersebut warna air tidak dimasukkan dalam kategori variabel bebas karena semua jawaban responden homogen. 58 Tabel 21 Faktor yang mempengaruhi WTA rumahtangga untuk sektor pertanian di dekat sungai Variabel bebas Koefisien Sig VIF Constanta 272.449,968 0,002 Usia X 1 -1.497,192 0,032 1,985 Pendidikan X 2 3.845,961 0,213 1,573 Pendapatan X 3 -0,046 0,000 1,499 Jarak tempat tinggal X 4 -19,120 0,333 1,204 Jumlah tanggungan X 5 20.426,000 0,001 1,100 Lama tinggal X 6 1.351,084 0,043 1,630 Dummy rasa air D 2 -21.617,062 0,249 1,769 Dummy bau air D 3 -54.899,727 0,022 1,468 Dummy petani D 4 149.383,507 0,001 2,460 Dummy peternak D 5 123.870,028 0,000 1,841 Dummy pekerjaan lainnya D 6 6.568,459 0,885 2,430 Kerugian X 7 0,028 0,070 1,318 R-Square 0,679 Adjusted R-Square 0,605 Durbin Watson 1,750 F-Statistik 9,168 0,000 Asymp.Sig . 2-tailed 0,568 Keterangan: : sig nifikan pada taraf nyata α = 0,1 : si gnifikan pada taraf nyata α = 0,15 : signifikan pada taraf nyata α = 0,2 Model yang dihasilkan pada kategori ini memiliki nilai R-Square sebesar 67,9, yang berarti 67,9 keragaman WTA responden sudah dapat diterangkan oleh keragaman variabel penjelas yang terdapat dalam model, sedangkan sisanya 32,1 dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Nilai F hitung yang diperoleh sebesar 9,168 dengan nilai sig sebesar 0,000 yang menunjukkan variabel penjelas dalam model secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadapa nilai WTA responden pada taraf nyata 20 α=0,2. Model regresi linier berganda pada kedua kategori telah di uji dengan uji asumsi klasik yaitu multikolinearitas, heteroskedastisitas, normalitas, dan autokorelasi. Dari hasil keempat uji tersebut tidak ditemukan suatu pelanggaran asumsi. 1. Uji multikolinearitas Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Varian Inflation Factor VIF. Ketika nilai VIF10 maka dinyatakan tidak ada masalah multikolinearitas. Berdasarkan hasil pada Tabel 20 dan Tabel 21 diperoleh nilai 59 VIF pada semua variabel lebih kecil dari 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa model ini tidak terjadi multikolinearitas. 2. Uji heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat sebaran pada scatterplot . Plot yang terdapat pada Gambar 19 dan Gambar 20 terlihat tidak membentuk pola apapun atau dengan kata lain menyebar bebas. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa model pada kedua kategori tersebut tidak terdapat pelanggaran asumsi heteroskedastisitas. Gambar 19 Scatterplot pada WTA rumahtangga untuk sumur kering dan tercemar Gambar 20 Scatterplot pada WTA rumahtangga untuk sektor pertanian di dekat sungai Selain itu juga, untuk pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser. Hasil yang diperoleh adalah nilai sig semua variabel untuk kedua kategori tidak signifikan pada taraf nyata 20 sehingga dinyatakan model memenuhi asumsi kehomogenan atau tidak terjadi pelanggaran heteroskedastisitas sumber lampiran 5 dan 6. 60 3. Uji autokorelasi Pelanggaran terhadap autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan Uji Durbin Watson DW yang terdapat pada Tabel 20 dan Tabel 21. Nilai statistik DW yang dihasilkan pada kategori rumahtangga yang memiliki sumur kering dan tercemar sebesar 2,287, sedangkan nilai statistik DW pada kategori rumahtangga yang memiliki sawah di dekat aliran sungai dan ternak yang mengonsumsi air sungai sebesar 1,750. Nilai tersebut berada diantara 1,55 dan 2,46 maka menunjukkan tidak ada autokorelasi Firdaus 2004. 4. Uji normalitas Pemeriksaan asumsi normalitas sisaan menyebar normal dilakukan dengan Uji Kolmogrov-Smirnov yang disajikan dalam Tabel 20 dan Tabel 21. Nilai Asymp.Sig. 2-tailed yang diperoleh pada kategori rumahtangga yang memiliki sumur kering dan tercemar sebesar 0,610, sedangkan untuk kategori rumahtangga yang memiliki sawah di dekat aliran sungai dan ternak yang mengonsumsi air sungai memiliki nilai Asymp.Sig. 2-tailed sebesar 0,568. Nilai Asymp.Sig. 2- tailed pada kedua kategori tersebut lebih besar dari taraf nyata α 0,2. Oleh karena itu dapat dinyatakan penelitian ini memenuhi asumsi normalitas atau error term data penelitian ini sudah terdistribusi secara normal. Model yang dihasilkan dalam analisis ini untuk kategori rumahtangga yang memiliki sumur kering dan tercemar dan rumahtangga yang memiliki sawah dekat aliran sungai dan ternak yang mengonsumsi air sungai secara berturut-turut adalah: 630.005,829 – 3.151,983X 1 – 6.078,281X 2 – 0,171X 3 – 16,325X 4 – 1.1310,350X 5 – 1.357,523X 6 – 1.020,722D 1 – 76.553,085D2 + 34.289,058D 3 + 106.322,006D 4 + 88.663,918D 5 + 91.406,395D 6 + 0,148X 7 272.449,968 – 1.497,192X 1 + 3.845,961X 2 – 0,046X 3 – 19,120X 4 + 2.0426X 5 + 1.351,084X 6 – 21.617,062D2 – 54.899,727D 3 + 149.383,507D 4 + 123.870,028D 5 + 656.8,459D 6 + 0,028X 7 Hipotesis statistik yang dapat dibuat untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel bebas X terhadap variabel tidak bebas Y, yaitu: H o : β = 0 X tidak berpengaruh terhadap Y 61 H 1 : β ≠ 0 X berpengaruh terhadap Y Hasil yang terdapat pada Tabel 20 menjelaskan bahwa variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap besarnya WTA pada taraf nyata α 0,1 adalah usia X 1 , pendapatan X 3 , dan dummy peternak D 5 . Variabel yang berpengaruh pada taraf nyata α 0,15 adalah dummy petani D 4 , dan variabel yang berpengaruh pada taraf nyata α 0,20 adalah dummy rasa air D 2 , dummy pekerjaan lain D 6 , dan kerugian X 7 . Berbeda dengan Tabel 21 yang merupakan kategori rumahtangga yang memiliki sawah dekat aliran sungai dan ternak yang mengonsumsi air sungai, variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap besarnya WTA pada taraf nyata α 0,1 adalah usia X 1 , pendapatan X 3 , jumlah tanggungan X 5 , lama tinggal X 6 , dummy bau air D 3 , dummy petani D 4 , dummy peternak D 5 , dan kerugian X 7 . 1. Usia Variabel tingkat usia pada kategori rumahtangga yang memiliki sumur kering dan tercemar kategori satu serta kategori rumahtangga yang memiliki sawah dekat aliran sungai dan ternak yang mengonsumsi air sungai kategori dua secara berturut-turut memiliki nilai sig 0,065 dan 0,032 α=10 artinya tolak H , sehingga dapat disimpulkan bahwa usia berpengaruh nyata terhadap besarnya WTA pada taraf nyata α 10. Nilai koefisien yang diperoleh variabel ini pada kategori satu dan kategori dua bertanda negatif - artinya semakin tinggi usia responden maka WTA akan semakin rendah. Hal ini terjadi karena kebutuhan hidup di waktu tua menjadi semakin sedikit. Nilai koefisien tingkat usia untuk kategori satu yaitu sebesar 3.151,983 yang artinya jika usia semakin meningkat sebesar satu satuan, maka diduga rata-rata nilai WTA akan menurun sebesar Rp3.151,983, sedangkan nilai koefisien tingkat usia untuk kategori dua yaitu sebesar 1.497,192 yang artinya jika usia semakin meningkat sebesar satu satuan, maka diduga rata-rata nilai WTA akan menurun sebesar Rp1.497,192. 2. Pendapatan Variabel tingkat pendapatan pada kategori rumahtangga yang memiliki sumur kering dan tercemar kategori satu serta kategori rumahtangga yang memiliki sawah dekat aliran sungai dan ternak yang mengonsumsi air sungai kategori dua memiliki nilai sig yang sama yaitu sebesar 0,000. Nilai sig 0,000 α=10 artinya