50 Sebelum adanya aktivitas pabrik total pendapatan responden akan lebih tinggi
dibandingkan pendapatan responden setelah pabrik beroperasi. Berikut Tabel 13 merupakan data perubahan pendapatan pada kategori rumahtangga yang memiliki
sumur kering dan sumur tercemar. Tabel 13 Perubahan pendapatan sebelum dan sesudah adanya eksternalitas
Kategori pekerjaan Pendapatan Rpbulan
Kehilangan Rpbulan
Sebelum Sesudah
Petani 13.400.000
9.476.000 3.924.000
Petani dan peternak 2.200.000
1.688.000 512.000
Petani dan pekerjaan lainnya 3.000.000
2.720.000 280.000
Pekerjaan lainnya 18.200.000
15.974.000 2.226.000
TOTAL 36.800.000
29.858.000 6.942.000
RATA-RATA 920.000
746.450 173.550
Menurut hasil survei, total kehilangan pendapatan untuk kategori rumahtangga yang memiliki sumur kering dan tercemar sebesar Rp6.942.000 per
bulan, sedangkan rata-rata kehilanganya yaitu Rp173.550 per bulan per kepala keluarga. Nilai ini merupakan kerugian ekonomi yang seharusnya ditanggung oleh
pihak pencemar.
6.2.2 Biaya Eksternal yang Ditanggung oleh Rumahtangga yang Memiliki Sawah di Dekat Sungai dan Ternak yang Mengonsumsi Air Sungai.
Selain berdampak pada sumur yang kering dan tercemar, meningkatnya aktivitas pabrik juga berdampak pada penurunan produktivitas baik pada tanaman
padi, palawija, jeruk, serta gangguan pada ternak seperti sakit, mati atau pun keguguran. Kerugian ini terjadi ketika responden memanfaatkan air sungai yang
sudah tercemar oleh limbah pabrik untuk menyiram tanamannya dan untuk konsumsi ternaknya. Besarnya perubahan pendapatan yang dialami responden
dapat dilihat pada Tabel 14. Rata-rata perubahan pendapatan pada produktivitas padi sebesar Rp657.785 per bulan per kepala keluarga. Produktivitas palawija dan
produktivitas jeruk juga mengalami perubahan rata-rata pendapatan secara berturut-turut sebesar Rp455.519 per bulan per kepala keluarga dan Rp354.167
per bulan per kepala keluarga. Selain pada penurunan produktivitas, tercemarnya air sungai juga berdampak pada perubahan pendapatan pada responden yang
ternaknya mengonsumsi air sungai. Besarnya rata-rata perubahan pendapatan
51 responden yang ternaknya mengonsumsi air sungai adalah Rp915.000 per bulan
per kepala keluarga. Sehingga total rata-rata perubahan pendapatan yang diperoleh untuk kategori responden yang memiliki sawah di dekat aliran sungai
dan ternak yang mengonsumsi air sungai adalah Rp2.382.471 per bulan per kepala keluarga.
Tabel 14 Perubahan pendapatan karena penurunan produktivitas dan gangguan pada ternak
Kategori kerugian Total pendapatan Rptahun
Perubahan pendapatan
Rptahun Rata-rata
perubahan pendapatan
RpbulanKK Sebelum
Sesudah Produktivitas padi
474.300.000 221.710.500
252 .589.500 657.785
Produktivitas palawija 209.420.000
12.636.000 196.784.000
455.519 Produktivitas jeruk
17.000.000 8.500.000
8.500.000 354.167
Ternak 228.600.000
173.700.000 54.900.000
915.000 TOTAL
2.382.471
6.2.3 Total Biaya Eksternal Akibat Aktivitas Pabrik Gula Rafinasi
Potensi biaya eksternal akibat aktivitas pabrik dapat dirasakan oleh masyarakat Desa Kertosari dan Desa Mulyosari dengan jumlah total KK untuk
kedua desa sebanyak 3.590 KK. Berdasarkan Tabel 15, maka dapat diestimasi rincian besarnya biaya eksternal untuk masing-masing kategori.
Tabel 15 Total biaya eksternal akibat aktivitas pabrik.
No Komponen
biaya eksternal Rata-rata biaya
eksternal RpbulanKK
Populasi KK
Total biaya eksternal
Rpbulan 1
Biaya eksternal masyarakat yang
mengalami sumur kering dan tercemar
173.550 3.590
623.044.500
2 Biaya eksternal
masyarakat yang memiliki sawah dekat
sungai dan ternak yang mengonsumi air
sugai 2.382.471
3.590 8.553.070.890
TOTAL 9.176.115.390
Jadi total kerugian ekonomi yang harus ditanggung masyarakat sekitar pabrik akibat aktivitas pabrik baik untuk kedua kategori adalah Rp9.176.115.390
per bulan. Hasil survei menyimpulkan total biaya eksternal di sektor pertanian
52 lebih besar dibandingkan dengan total biaya eksternal sumur kering dan tercemar,
dengan rincian total biaya eksternal masyarakat yang mengalami sumur kering dan tercemar sebesar Rp623.044.500 per bulan sedangkan total biaya ekternal
masyarakat di sektor pertanian Rp8.553.070.890 per bulan. Hal tersebut dapat terjadi karena limbah cair dari pabrik yang dibuang ke sungai tanpa diolah terlebih
dahulu akan menyebabkan penurunan produktivitas pertanian atau pun gangguan pada ternak yang dibawa ke sawah.
6.3 Analisis Besarnya Nilai Dana Kompensasi Responden Akibat Eksternalitas Negatif
Penelitian ini menggunakan pendekatan CVM untuk menganalisis besarnya nilai WTA responden akibat eksternalitas negatif pabrik gula rafinasi. Hasil dari
pelaksanaan CVM sebagai berikut: 1.
Membangun Pasar Hipotetis Setiap
responden diberikan
informasi bahwa
pihak pabrik
akan memberlakukan pemberian dana kompensasi terhadap masyarakat di sekitar
kawasan pabrik yang merasakan eksternalitas negatif. Dana kompensasi tersebut merupakan cerminan dari besarnya nilai kerugian yang dirasakan dan kesedian
menerima karena adanya penurunan pada kualitas lingkungan di sekitar pabrik. 2.
Memperoleh Nilai Penawaran Teknik yang digunakan untuk mendapatkan nilai penawaran dilakukan dengan
menggunakan metode payment card. Cara ini dilakukan dengan menawarkan suatu kartu yang terdiri dari berbagai nilai kesediaan menerima, sehingga
responden dapat memilih sesuai dengan preferensinya. Pada penelitian ini didapatkan penawaran nilai WTA dari Rp50.000, Rp100.000, Rp150.000,
Rp200.000, Rp250.000, Rp300.000, Rp400.000, Rp450.000. Batas bawah nilai WTA diperoleh dari harga bensin per bulan, sedangkan batas atas penawaran
diperoleh dari iuran membuat sumur bor per rumahtangga. 3.
Menghitung Dugaan Nilai Rataan WTA Tahap selanjutnya adalah menghitung dugaan nilai rataan WTA. Dugaan nilai
tersebut dihitung berdasarkan distribusi data nilai WTA responden. Data distribusi
53 WTA responden untuk kategori yang memiliki sumur kering dan tercemar dapat
dilihat pada Tabel 16. Tabel 16 Mean WTA responden untuk sumur kering dan tercemar
No Nilai WTA
RpbulanKK Frekuensi
orang Frekuensi
relatif Mean
WTA Rp
1 50.000
1 0,03
1.351 2
100.000 3
0,08 8.108
3 150.000
7 0,19
28.378 4
200.000 4
0,11 21.622
5 250.000
5 0,14
33.784 6
300.000 6
0,16 48.649
7 350.000
4 0,11
37.838 8
400.000 6
0,16 64.865
9 450.000
1 0,03
12.162 TOTAL
37 1,00
256.757
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan terhadap dugaan nilai rataan WTA EWTA, pada kategori responden yang memiliki sumur kering dan tercemar
menghasilkan nilai sebesar Rp256.757 per bulan per kepala keluarga. Selain itu, terdapat juga nilai dugaan rataan pada kategori responden yang memiliki sawah di
dekat aliran sungai dan ternak yang mengonsumsi air sungai. Data distribusi WTA responden untuk kategori responden yang memiliki sawah di dekat aliran sungai
dan ternak yang mengonsumsi air sungai dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Mean WTA responden untuk sektor pertanian di dekat sungai
No Nilai WTA
RpbulanKK Frekuensi
orang Frekuensi
relatif Mean
WTA Rp
1 50.000
0,00 2
100.000 2
0,03 3.077
3 150.000
2 0,03
4.615 4
200.000 3
0,05 9.231
5 250.000
5 0,08
19.231 6
300.000 14
0,22 64.615
7 350.000
10 0,15
53.846 8
400.000 18
0,28 110.769
9 450.000
11 0,17
76.154 TOTAL
65 1,00
341.538
Dugaan nilai rataan WTA EWTA pada kategori responden yang memiliki sawah di dekat aliran sungai dan ternak yang mengonsumsi air sungai
menghasilkan nilai sebesar Rp341.538 per bulan per kepala keluarga. Nilai