3 justru akan memperkuat terjadinya mekanisme impor bahan baku dari luar
wilayah dan pada akhirnya akan melemahkan posisi sektor pertanian itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan upaya pemerintah untuk memacu
tumbuhnya industri pengolahan yang memiliki kaitan linkage yang kuat dan mampu mendorong pertumbuhan komoditas unggulan pertanian melalui suatu
perencanaan pembangunan yang komprehensif, salah satunya melalui pendekatan perencanaan kewilayahan.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi wilayah yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif komoditas unggulan pertanian;
2. Mengindentifikasi potensi fisik lahan untuk komoditas unggulan pertanian terpilih;
3. Mengidentifikasi desa basis industri kecil untuk pengolah hasil pertanian; 4. Identifikasi desa dengan tingkat kapasitas pelayanan dan aksesibilitas yang
dapat mendukung industri; 5. Menetapkan arahan wilayah pengembangan industri kecil berbasis komoditas
unggulan dan wilayah pengembangan komoditasnya.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan rencana pengembangan industri untuk
menunjang pembangunan wilayah berbasis pertanian di Kabupaten Majalengka.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, lingkup industri yang dimaksud adalah industri sebagaimana didefinisikan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5
tahun 1984 tentang Perindustrian yang merupakan bagian dari sektor ekonomi daerah dan difokuskan kepada penentuan wilayah pengembangan, wilayah
pendukung serta arahan strategi pembangunannya, bukan kepada produk dan proses produksi industri itu sendiri. Sementara itu, industri yang dikaji adalah
industri dengan klasifikasi industri kecil yang terdiri dari kelompok industri rumah tangga dan industri kecil menurut klasifikasi Badan Pusat Statistik, yaitu
industri dengan jumlah pekerja kurang dari 20 orang.
Kaitannya dengan komoditas unggulan pertanian yang merupakan bagian dari penelitian ini, mengacu kepada komoditas unggulan bahan pangan yang
dipilih dari sebagian hasil penelitian Rachmawati 2012, yaitu : jagung, mangga, kedelai, pisang dan melinjo.
1.6 Kerangka Pemikiran
Pengembangan industri kecil berbasis komoditas unggulan pertanian di Kabupaten Majalengka merupakan upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk
menciptakan keterkaitan sektoral antara industri dan pertanian Gambar 1.
4
Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam pengembangan industri adalah dimana lokasi industri tersebut harus didirikan dan dikembangkan. Faktor
penentu lokasi industri adalah : 1 biaya angkutan; 2 konsentrasi tenaga kerja; dan 3 gejala aglomerasi, dimana biaya angkutan merupakan faktor penentu
utama. Hasil analisis Weber 1909 menyatakan bahwa tanpa adanya perbedaan biaya produksi antar lokasi, maka keputusan penempatan lokasi industri
manufaktur akan ditentukan pada titik lokasi dengan biaya terendah Rustiadi et al. 2011.
Lebih jauh Weber menganalisis bahwa faktor biaya transportasi dapat ditentukan dengan perhitungan indeks material IM. IM dihitung dengan cara
membagi bobot bahan baku lokal yang digunakan dalam industri dengan bobot produksi akhir. Dari perhitungan tersebut akan diperoleh kecenderungan
pengembangan industri apakah lebih berorientasi pada lokasi bahan baku atau berorientasi pada lokasi pasar. Jika IM1, maka kecenderungan lokasi industri
lebih berorientasi kepada lokasi bahan baku, jika IM 1, lokasi industri cenderung berorientasi ke pasar dan jika IM = 1, lokasi berorientasi antara bahan baku dan
pasar.
Dalam kasus industri primer industri yang mengolah secara langsung bahan mentah menjadi barang ½ jadi atau barang jadi, hubungan antara kehilangan
bobot bahan baku yang tinggi dan lokasi industri cenderung sangat kuat. Menurut Weber bahwa industri dengan IM1 akan cenderung berlokasi mendekati sumber
bahan baku adalah valid Rustiadi et al. 2011.
Dalam rangka memenuhi aspek kedekatan bahan baku, perlu dianalisis wilayah-wilayah dengan keunggulan baik komparatif maupun kompetitif tempat
komoditas pertanian berada dan bagaimana potensi fisiknya untuk digunakan sebagai wilayah pengembangan bahan baku industri. Berkaitan dengan aspek
adanya gejala aglomerasi yang didefinisikan sebagai suatu keuntungan atau
Potensi industri pengolahan hasil pertanian
Kegiatan Pembangunan Kabupaten Majalengka
Potensi Wilayah Pertanian Unggulan
linkage
Wilayah pengembangan industri Pengolahan hasil pertanian
Analisis pengambilan keputusan
Arahan pengembangan industri pengolahan hasil Pertanian berbasis komoditi unggulan
Persepsi stakeholder Fasilitas, infrastuktur
dan aksebilitas desa Karakteristik Fisik
Lahan Wilayah pengembangan komoditas
unggulan pertanian
Gambar 1 Kerangka pikir penelitian