Evaluasi Kesesuaian Lahan Metode Analisis Data

20 yang terdiri atas pasir, debu dan liat. Pengelompokan kelas tekstur dalam penelitian ini mengikuti kelas tekstur menurut Djaenudin 2011, yaitu : sangat halus liat tipe 2:1, halus liat berpasir, liat, liat berdebu, agak halus lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu, sedang lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu, agak kasar lempung berpasir, dan kasar pasir, pasir berlempung. Untuk bahaya erosi e diwakili oleh kemiringan lereng. Peta tematik kemiringan lereng menggunakan informasi pada peta satuan lahan dan tanah versi BBPPSDLP tahun 2011. Dari hasil analisis kesesuaian lahan diperoleh sebaran kelas kesesuaian untuk masing-masing komoditas unggulan pertanian terpilih dan digunakan untuk menunjukkan potensi lahan bagi pengembangan komoditas tersebut. Wilayah yang dianggap sesuai untuk pengembangan komoditas unggulan pertanian adalah wilayah yang termasuk dalam kelas sesuai SI, S2 dan S3.

3.4.3 Analisis Hirarki Wilayah

Analisis skalogram digunakan untuk menentukan prioritas wilayah pembangunan tingkat desa berdasarkan ketersediaan jumlah dan jenis sarana pelayanan serta aspek aksesibilitasnya. Dalam metode skalogram, seluruh fasilitas umum yang dimiliki oleh setiap unit wilayah didata dan disusun dalam satu tabel. Metode skalogram ini bisa digunakan dengan menganalisis jumlah fasilitas yang dimiliki oleh setiap wilayah, atau menganalisis adatidaknya fasilitas tersebut di suatu wilayah Saefulhakim 2004. Penyusunan tabel skalogram menggunakan asumsi bahwa masing-masing komponen mempunyai bobot dan kualitas yang bersifat indifferent. Proses analisis skalogram yang didasarkan pada struktur tabel ditampilkan pada Tabel 8. Tabel 8 Struktur tabel analisis skalogram No Sub- Wila- yah  Penduduk Infrastruktur  kom- ponen  Total Jenis Komp. Rasio Jenis Kom- ponen Indeks Hirarki F 1 F 2 F 3 ..F k ... F m 1 B 1 F 11 F 12 F 13 F 1k F 1m  m k k F C 1 C 1 m Σ F1.k Bkn ak 2 B 2 F 21 . C 2 C 2 m 3 B 3 F 31 . . . . . . . . . . . i B i F ik C i C i m . . . . . . n B n F n1 F 2n F mn  Wil. Memiliki Fasilitas a 1 a 2 a 3 ..a k .. a m Rasio Wil. memiliki Fas. a1n a2n a3n akn Bobot n a1 n a2 n a3 n ak Sumber : Rustiadi et al. 2011 21 Rumus umum analisis skalogram berdasarkan Indeks Hirarki Rustiadi et al. 2011 adalah sebagai berikut: Indeks Hirarki . 1 ak n F I n k ik   dimana : F ik = nilai komponen ke i pada sub wilayah ke k; ak n = bobot komponen tiap faktor penentu hirarki. Tahap-tahap dalam penyusunan skalogram adalah sebagai berikut: 1 Menyusun komponen sesuai dengan penyebaran dan jumlah komponen di dalam unit-unit wilayah. Komponen yang tersebar merata di seluruh wilayah diletakkan dalam urutan paling kiri dan seterusnya sampai komponen yang terdapat paling jarang penyebarannya di dalam seluruh unit wilayah. Angka yang dituliskan adalah jumlah komponen yang dimiliki setiap unit wilayah. 2 Menyusun wilayah sedemikian rupa dimana unit wilayah yang mempunyai ketersediaan komponen paling lengkap terletak di susunan paling atas, sedangkan unit wilayah dengan ketersediaan komponen paling tidak lengkap terletak di susunan paling bawah. 3 Menjumlahkan seluruh komponen secara horizontal baik jumlah jenis komponen maupun jumlah unit komponen di setiap unit wilayah. 4 Menjumlahkan masing-masing unit komponen secara vertikal sehingga diperoleh jumlah unit komponen yang tersebar di seluruh unit wilayah. 5 Dari hasil penjumlahan ini posisi teratas merupakan sub wilayah yang mempunyai komponen terlengkap. Posisi terbawah merupakan sub wilayah dengan ketersediaan komponen umum paling tidak lengkap. 6 Jika dari hasil penjumlahan dan pengurutan ini diperoleh dua daerah dengan jumlah jenis dan jumlah unit komponen yang sama, maka pertimbangan ke tiga adalah jumlah penduduk. Sub wilayah dengan jumlah penduduk lebih tinggi diletakkan pada posisi di atas. Batas penentuan hirarki ini didasarkan kepada Indeks Hirarki IH dari tiap suatu desa dengan mengikuti ketentuan seperti yang tersaji pada Tabel 9. Komponen skalogram dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua aspek, yaitu aspek fasilitas dan aspek aksesibilitas yang terdiri atas 24 komponen seperti yang tersaji pada Tabel 10. Desa yang terpilih dari hasil analisis skalogram adalah desa yang termasuk dalam hirarki 1. Tabel 9 Komponen aksebilitas dan fasilitas dalam skalogram Hirarki Batas Selang 1 IH Rataan IH + Standar Deviasi 2 Rataan IH ≥IH≤ Rataan IH + Standar Deviasi 3 IH Rataan IH Ket : IH = Indeks Hirarki 22

3.4.4 Analisis Penentuan Wilayah Pengembangan Industri dan wilayah Pengembangan komoditasnya

Sebagai pendekatan terhadap teori lokasi industri Weber 1909 seperti yang diuraikan pada Bab 1 Pendahuluan: Kerangka Pemikiran, penentuan lokasi pengembangan industri kecil pengolahan berbasis komoditas unggulan ditetapkan berdasarkan kriteria sebagai berikut : 1 lokasi pengembangan berada di wilayah kecamatan dengan keunggulan komoditas pertanian tertentu; 2 lokasi pengembangan merupakan desa basis industri pengolahan hasil pertanian; 3 lokasi pengembangan merupakan desa yang termasuk dalam orde tinggi hirarki 1 berdasarkan indeks hirarki desanya. Kriteria pertama diperoleh dari hasil analisis keunggulan komparatif dan kompetitif wilayah analisis LQ dan analisis shift share. Kriteria kedua diperoleh dari hasil analisis desa basis industri kecil pengolahan hasil pertanian analisis LQ. Untuk kriteria ketiga merupakan hasil analisis tingkat kapasitas pelayanan wilayah analisis skalogram. Adapun desa yang dipilih sebagai lokasi pengembangan industri adalah desa yang memenuhi ketiga kriteria tersebut, sehingga aturan dalam menentukan arahan kebijakan wilayah pengembangan industri berbasis komoditas unggulan pertanian seperti yang disajikan pada Tabel 11. Tabel 10 Komponen aksesibilitas dan fasilitas dalam skalogram No Komponen Aspek 1 Keluarga pengguna listrik keluarga Fasilitas 2 Keluarga berlangganan telepon kabel keluarga Fasilitas 3 Pasar unit Fasilitas 4 Adanya warnet Fasilitas 5 Adanya kelompok pertokoan Fasilitas 6 Jumlah SD unit Fasilitas 7 Jumlah SMP unit Fasilitas 8 Jumlah SMASMK unit Fasilitas 9 Jumlah pendidikan informal kursus unit Fasilitas 10 Jumlah Pelayanan kesehatan RS, Puskesmas Fasilitas 11 Jumlah Minimarket unit Fasilitas 12 Jumlah warung klontong unit Fasilitas 13 Jarak dari desa ke kecamatan km Aksesibilitas 14 Jarak ke kantor bupati km Aksesibilitas 15 Jarak ke kantor bupati lain km Aksesibilitas 16 Jarak ke pasar km Aksesibilitas 17 Jarak ke kelompok pertokoan km Aksesibilitas 18 Jarak fasilitas perbankan BPR km Aksesibilitas 19 Jarak fasilitas perbankan umum km Aksesibilitas 20 Keluarga yang berlangganan telepon kabel keluarga Aksesibilitas 21 Jenis permukaan jalan ke kecamatanjalan raya Aksesibilitas 22 Kelancaran jalan untuk kendaraan roda 4 Aksesibilitas 23 Tingkat kemulusan jalan Aksesibilitas 24 Sinyal telepon seluler Aksesibilitas