Analisis Hirarki Wilayah Metode Analisis Data

22

3.4.4 Analisis Penentuan Wilayah Pengembangan Industri dan wilayah Pengembangan komoditasnya

Sebagai pendekatan terhadap teori lokasi industri Weber 1909 seperti yang diuraikan pada Bab 1 Pendahuluan: Kerangka Pemikiran, penentuan lokasi pengembangan industri kecil pengolahan berbasis komoditas unggulan ditetapkan berdasarkan kriteria sebagai berikut : 1 lokasi pengembangan berada di wilayah kecamatan dengan keunggulan komoditas pertanian tertentu; 2 lokasi pengembangan merupakan desa basis industri pengolahan hasil pertanian; 3 lokasi pengembangan merupakan desa yang termasuk dalam orde tinggi hirarki 1 berdasarkan indeks hirarki desanya. Kriteria pertama diperoleh dari hasil analisis keunggulan komparatif dan kompetitif wilayah analisis LQ dan analisis shift share. Kriteria kedua diperoleh dari hasil analisis desa basis industri kecil pengolahan hasil pertanian analisis LQ. Untuk kriteria ketiga merupakan hasil analisis tingkat kapasitas pelayanan wilayah analisis skalogram. Adapun desa yang dipilih sebagai lokasi pengembangan industri adalah desa yang memenuhi ketiga kriteria tersebut, sehingga aturan dalam menentukan arahan kebijakan wilayah pengembangan industri berbasis komoditas unggulan pertanian seperti yang disajikan pada Tabel 11. Tabel 10 Komponen aksesibilitas dan fasilitas dalam skalogram No Komponen Aspek 1 Keluarga pengguna listrik keluarga Fasilitas 2 Keluarga berlangganan telepon kabel keluarga Fasilitas 3 Pasar unit Fasilitas 4 Adanya warnet Fasilitas 5 Adanya kelompok pertokoan Fasilitas 6 Jumlah SD unit Fasilitas 7 Jumlah SMP unit Fasilitas 8 Jumlah SMASMK unit Fasilitas 9 Jumlah pendidikan informal kursus unit Fasilitas 10 Jumlah Pelayanan kesehatan RS, Puskesmas Fasilitas 11 Jumlah Minimarket unit Fasilitas 12 Jumlah warung klontong unit Fasilitas 13 Jarak dari desa ke kecamatan km Aksesibilitas 14 Jarak ke kantor bupati km Aksesibilitas 15 Jarak ke kantor bupati lain km Aksesibilitas 16 Jarak ke pasar km Aksesibilitas 17 Jarak ke kelompok pertokoan km Aksesibilitas 18 Jarak fasilitas perbankan BPR km Aksesibilitas 19 Jarak fasilitas perbankan umum km Aksesibilitas 20 Keluarga yang berlangganan telepon kabel keluarga Aksesibilitas 21 Jenis permukaan jalan ke kecamatanjalan raya Aksesibilitas 22 Kelancaran jalan untuk kendaraan roda 4 Aksesibilitas 23 Tingkat kemulusan jalan Aksesibilitas 24 Sinyal telepon seluler Aksesibilitas 23 Sementara itu wilayah pengembangan komoditas pertanian ditentukan dengan kriteria sebagai berikut: 1 merupakan wilayah dengan keunggulan komoditas pertanian; 2 memiliki fisik lahan dengan kelas sesuai S1, S2, S3 untuk masing-masing komoditas unggulan wilayah; 3 bukan wilayah yang ditetapkan sebagai wilayah pengembangan industri; 4 prioritas lahan pengembangan komoditas mengikuti kelas kesesuaiannya dimana prioritas 1 ditentukan berdasarkan kelas kesesuaian terbaik, sedangkan lahan dengan kelas kesesuaian N tidak sesuai, dikategorikan “bukan prioritas” dan lahan dengan status hutan, dikategorikan ke dalam “bukan wilayah pengembangan komoditas”.

3.4.5 Analisis Arahan Prioritas Progam Pembangunan

Penetapan arahan pembangunan desa pengembangan industri kecil berbasis komoditas unggulan pertanian dalam penelitian ini digunakan data hasil preferensi stakeholder. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Pemilihan responden dan penentuan jumlah responden dilakukan dengan metode Purposive Sampling. Responden yang dimaksud adalah stakeholder yang terdiri atas unsur pemerintahan serta pengguna atau mereka yang menerima manfaatdampak dari hasil-hasil pembangunan baik dari kalangan swasta maupun masyarakat dalam proporsi yang sama. Hasil persepsi responden selanjutnya digunakan untuk menentukan alternatif pengambilan keputusan terkait arahan program pembangunan untuk pengembangan industri kecil berbasis komoditas unggulan pertanian. Aspek-dan komponen yang akan dipilih oleh responden dirangkum dari rencana kerja instansi pemerintah yang terkait dengan persoalan pembinaan industri kecil yang terdiri atas aspek produksi dan pendukungnya, manajemen usaha, pemasaran dan legalitas usaha. Rincian aspek dan komponen adalah sebagi berikut: 1 Aspek produksi dan pendukungnya yang terdiri atas empat komponen yang dipilih oleh responden, yaitu: a ketersediaan tenaga kerja yang terampil; b kelayakan ruang dan fasilitas produksi; c peningkatan teknologi produksi, bantuan mesin dan peralatan industri; d ketersediaan bahan baku dengan mudah dan murah. 2 Aspek teknik dan manajemen usaha yang terdiri atas tiga komponen yang dipilih oleh responden, yaitu: a pengelolaan keuangan perusahaan b teknik pengemasan produk; c peningkatan teknologi produksi; d cara pengelolaan produksi yang baik. 3 Aspek promosi produk yang terdiri atas tiga komponen yang dipilih oleh responden, yaitu: a promosi mandiri, dalam hal ini perusahaan secara Tabel 11 Arahan penentuan wilayah pengembangan industri kecil berbasis komoditas unggulan Komoditas Unggulan Pertanian Desa Industri Hirarki Fungsi Wilayah Jagung Basis 1 Pengembangan industri berbasis jagung Mangga Basis 1 Pengembangan industri berbasis mangga Kedelai Basis 1 Pengembangan industri berbasis kedelai Pisang Basis 1 Pengembangan industri berbasis pisang Melinjo Basis 1 Pengembangan industri berbasis melinjo 24 mandiri mempromosikan produknya; b penyelenggaraan pameran produk; c media promosi bersama. 4 Aspek pemasaran dan kemitraan usaha yang terdiri atas tiga komponen yang dipilih oleh responden, yaitu: a peningkatan kemampuan memasarkan produk, antara lain pelatihan teknis, magang; b fasilitasi bapak angkat, antara lain temu usaha industri; c fasilitasi penjualan eceran, antara lain outlet bersama; d fasilitasi agen pemasaran, antara lain temu usaha perdagangan. 5 Aspek legalitas usaha yang terdiri atas tiga komponen yang dipilih oleh responden, yaitu: a legalitas yang berkaitan dengan pendirian dan operasional usaha, antara lain TDI, SIUP, TDP, SP-PIRT; b legalitas yang berkaitan dengan dukungan dalam penjualan, antara lain Sertifikat Halal, sertifikat GMP; c legalitas yang terkait dengan perlindungan usaha antara lain hak merk dagang, hak paten produk. Untuk melakukan pemilihan alternatif keputusan terkait arahan pembangunan berdasarkan kriteria terbaik digunakan analisis MCDM dengan metode TOPSIS. Tahapan dalam Metode TOPSIS Jahanshahloo et al. 2009 adalah: 1 Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi Perhitungan normalisasi matriks keputusan TOPSIS dilakukan dimana nilai normalisasi n ij dihitung sebagai berikut: dimana : x ij = nilai sel bagi kriteria ke i dan alternatif ke j; n ij = nilai sel bagi kriteria ke i dan alternatif ke j yang ternormalisasi 2 Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot Perhitungan matriks keputusan ternormalisasi terbobot dilakukan dimana pembobotan ditentukan oleh pengambilan keputusan. Nilai bobot ternormalisasi Vij dihitung sebagai berikut: Dimana :w i = nilai bobot dari kriteria ke i dengan 3 Menentukan matriks solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negatif Penentuan matriks solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negatif dilakukan dengan rumus sebagai berikut: dimana : A+ = solusi ideal positif; A- = solusi ideal negatif 4 Menentukan jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positif dan negatif Penentuan jarak euclidean antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positif dan negatif dilakukan dengan rumus sebagai berikut: